Pengungsi Rohingya
Sudah Siapkan Lahan 2 Hektar, Ustaz Derry Sulaiman Malah Batal Tampung Rohingya: Saya Minta Maaf
Ustaz Derry Sulaiman tak jadi menampung ribuan pengungsi Rohingya. Padahal awalnya, dia mengaku sudah siapkan lahan 2 hektar, apa alasannya?
Editor: Putri Asti
TRIBUNSTYLE.COM - Awalnya heboh mengaku siap menampung ribuang pengungsi Rohingya, ustaz Derry Sulaiman kini malah meminta maaf.
Dia mengaku tak jadi tampung etnis Rohingya yang saat ini terdampar di Aceh itu.
Padahal sebelumnya ustaz Derry Sulaiman sudah siapkan lahan 2 hektar untuk tempat tinggal mereka.
Lantas, apa alasan ustaz Derry Sulaiman batal tampung pengungsi Rohingya?
Setelah viral atas pernyataannya, pendakwah Ustadz Derry Sulaiman minta maaf tak jadi tampung pengungsi Rohingya.
Sebelumnya, Ustadz Derry Sulaiman memberikan pernyataan yang secara terbuka mengaku siap menampung pengungsi Rohingya di pesantrennya di daerah Tasikmalaya, Jawa Barat.
Baca juga: Emak-emak di Aceh Tarik Paksa dan Usir Pengungsi Rohingya dari Desanya, Ngeyel Ogah Pergi
Video pengakuan mantan pemusik metal yang kini dikenal sebagai pendakwah tentu saja langung viral.
Apalagi, yang jadi topik bahasan adalah soal pengungsi yang memang jadi perhatian warga Indonesia saat ini.
Bermula ketika Ustadz Derry Sulaiman menanggapi pertanyaan netizen yang menyarankan pengungsi Rohingya untuk ditempatkan di kediamannya.
"Sebaiknya tinggal di rumah ustad aja, itu saya lebih setuju," tulis salah seorang netizen yang kemudian ditanggapi Ustaz Derry Sulaiman melalui stitch video.
Dalam video tanggapan itu, pendakwah yang piawai memainkan gitar tersebut mengatakan jika dirinya akan menampung pengungsi Rohingya di pondok pesantren miliknya di Tasikmalaya.
Baca juga: Bikin Jengkel Kelakuan Pengungsi Rohingya, Nyantai Tambak Ikan Dipakai BAB, jadi Bau Kotoran!
"Oke kalau ini memang bisa diuruskan, tolong pemerintah siapapun yang mendengarkan video ini, insya Allah saya siap menerima semua pengungsi Rohingya yang ada di Aceh," kata Ustaz Derry di dalam video viralnya.
"Ya insya Allah, saya sekarang sedang bangun pesantren di Tasikmalaya, pesantren di DSAS, bersama teman-teman saya," terangnya.
"Insya Allah mereka bisa bekerja di sana, bisa mondok di sana, belajar di sana. Insya Allah saya juga akan carikan pekerjaan di sana," ujarnya.
Tak lama sejak video diunggah, video tersebut viral dan langsung tersebar di mana-mana.
Bahkan, hingga tulisan ini dimuat video tersebut terpantau JawaPos.com sudah dihapus oleh sang ustaz.
Buntut dari pengakuannya itu, Ustaz Derry Sulaiman meminta maaf kepada seluruh warga Tasikmalaya atas polemik video yang sempat diunggahnya itu.
"Saya memohon maaf sebesar-besarnya kepada warga Tasikmalaya dan kepada keluarga besar garmen al-lutfi milik Haji Yayan dan Teh Ressy ya kebetulan beliau adalah orang yang mewakafkan tanah untuk pembangunan pesantren DSAS," ucapnya.
Ustaz Derry mengaku bahwa video yang belakangan memicu polemik di masyarakat itu merupakan hal yang spontan untuk menanggapi komentar yang tidak nyambung.
"Jadi itu spontan saya buat, spontan untuk menanggapi komentar julid yang tidak nyambung dengan konten saya. Jadi saya menanggapi ini sarkas saya kepada yang menulis komentar," jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa soal penempatan pengungsi Rohingya yang ada di Aceh ke Tasikmalaya itu tidak mungkin terjadi.
Sehingga ia berharap bahwa warga Tasikmalaya tidak perlu khawatir dengan hal tersebut.
Bikin Jengkel Kelakuan Pengungsi Rohingya, Nyantai Tambak Ikan Dipakai BAB, jadi Bau Kotoran!
Kedatangan ribuan pengungsi Rohingya tak hentinya menimbulkan masalah baru di tengah masyarakat.
Baru-baru ini, viral di media sosial kelakuan etnis Rohingya yang bikin warga Pidie, Aceh, geram.
Bagaimana tidak, mereka seenaknya menggunakan tambak ikan untuk buang air besar (BAB).
Gara-gara buang air besar sembarangan 180 pengungsi Rohingya yang ditampung di pinggir Pantai Gampong Blang Raya, Kabupaten Pidie, dipindahkan.
Mereka dipindahkan jauh dari pemukiman warga setempat yang kesal dengan ulah mereka yang BAB sembarangan.
Keuchik Gampong Batee Zakaria menyatakan bahwa pemindahan tersebut dilakukan karena pengungsi Rohingya telah mengganggu masyarakat setempat dengan tindakan buang air besar (BAB) ke tambak milik warga.
Baca juga: WN Bangladesh Makelar Penyelendupan Rohingya di Aceh, Sempat Nyamar Jadi Pengungsi, Cuan Rp 3 Miliar
"Tentu saja, tindakan tersebut dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan potensi konflik antara pengungsi dan masyarakat lokal," terangnya.
Namun, perlu diakui bahwa masalah ini mungkin merupakan hasil dari kurangnya persiapan infrastruktur dan koordinasi yang memadai dalam menanggapi kehadiran pengungsi.
Keuchik Zakaria menegaskan bahwa masyarakat sebelumnya menolak kedatangan etnis Rohingya, namun, mereka setuju untuk menampung sementara atas permintaan Pemerintah Kabupaten Pidie.
Dalam kondisi ini, mungkin perlu dipertanyakan apakah pemerintah setempat telah menyediakan infrastruktur yang memadai untuk menangani kebutuhan dasar pengungsi, seperti tempat buang air.
Sementara itu, Protection Associate UNHCR Yance Tamaela menjelaskan bahwa pihaknya telah berusaha mencari solusi bersama kepolisian dan tokoh masyarakat.
Meskipun ada kesepakatan untuk menempatkan pengungsi di tenda di pesisir, keluhan warga terkait perilaku pengungsi menunjukkan bahwa perlu tindakan lebih lanjut.
Dalam melihat permasalahan ini, perlu diambil pendekatan holistik.
Baca juga: Emak-emak di Aceh Tarik Paksa dan Usir Pengungsi Rohingya dari Desanya, Ngeyel Ogah Pergi
Pertama, pemerintah setempat harus bekerja lebih keras untuk menyediakan fasilitas dasar, termasuk tempat buang air, sehingga pengungsi dapat hidup dengan layak tanpa mengganggu masyarakat setempat.
Kedua, komunikasi yang lebih baik antara pemerintah, masyarakat, dan UNHCR harus dibangun untuk mengatasi ketidaksetujuan awal dan membangun pemahaman bersama.
Pentingnya memberikan pendidikan kepada pengungsi tentang norma-norma dan budaya lokal juga tidak boleh diabaikan.
Dengan pendekatan ini, diharapkan ke depannya dapat tercipta kerjasama yang harmonis antara pengungsi Rohingya dan masyarakat Gampong Blang Raya.
Artikel diolah dari Sripoku.com dan TribunJateng.com
Sumber: Sriwijaya Post
| Tak Bisa Mendarat di Aceh, Pengungsi Rohingya Baru Sudah Sampai di Sumut, Nahkoda Kapal Kabur |
|
|---|
| PILU Pengungsi Rohingya Kelabakan Diusir, Kini Dikembalikan ke BMA, Anak-anak Trauma & Ketakutan |
|
|---|
| Pengungsi Rohingya di Aceh Tuntut Penampungan yang Layak, Seratusan Warga Gelar Aksi Mogok Makan |
|
|---|
| 3 Warga Rohingya Tersangka Penyelundupan Pengungsi, Cuan Rp 42 Juta/Orang, Pakai Alat Profesional |
|
|---|
| Pilu Jerit & Tangis Terdengar Saat Tenggelamnya Kapal Rohingya Bermuatan 200 Orang di Laut Andaman |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/style/foto/bank/originals/Ustaz-Derry-Sulaiman-tak-jadi-tampung-pengungsi-Rohingya.jpg)