Berita Kriminal
DULU SMP Dibully, Remaja di Muara Emim Balas Dendam saat SMA, Sadis Bunuh Teman, Hantam Pakai Batu
Balas dendam saat SMP pernah dikeroyok, remaja berinisial RA (17), nekat menghabisi nyawa temannya di Muara Enim, Sumatera Selatan (Sumsel).
Editor: Putri Asti
TRIBUNSTYLE.COM - Akibat dendam lama belum kelar, seorang remaja berinisial RA (17), nekat menghabisi nyawa temannya di Muara Enim, Sumatera Selatan (Sumsel).
RA menaruh dendam kepada korban, sebab tiga tahun lalu saat masih duduk di bangku SMP, ia pernah dikeroyok korban bersama teman-temannya.
Kini setelah dendamnya terlampiaskan, RA jsutru mengaku menyesal telah membunuh korban.
Seperti apa kronologi lengkapnya?

RA (17) hanya bisa menyesali perbuatannya telah menghabisi nyawa temannya Hafizelo Herlino Sopian (16) pelajar SMK di Muara Enim, Sumatera Selatan (Sumsel).
Namun penyesalannya terlambat, sebab sang teman Hafizelo sudah pergi selama-lamanya akibat perbuatan kejinya.
Baca juga: 5 Fakta Anak SD Medan Tewas Dianiaya Kakak Kelas, Sering Ketakutan, Orangtua Pilu: Kebahagiaanku
"Saya menyesal telah membunuh teman saya, saya khilaf," ujar RA, Kamis (29/6/2023).
Menurut pelaku, antara dirinya dan korban adalah teman dan sudah kenal lama.
Adapun penyebabnya karena ia masih menaruh dendam kepada korban, sebab sekitar tiga tahun yang lalu atau tepatnya ia sedang duduk di kelas IX (Kelas III SMP), ia pernah dikeroyok korban bersama teman-temannya.
Meski sempat damai namun ia masih sakit hati.
"Korban adalah pelaku utama yang mengeroyoknya makanya ia mengincarnya, sedangkan temannya hanya ikut-ikutan," ujarnya dengan penuh penyesalan.

RA mengatakan sebelum terjadi pembunuhan ia dan korban sempat terjadi perkelahian di dalam kamar di rumah kosong milik neneknya.
Ditengah perkelahian itu, korban dan pelaku melihat batu ulekan.
Keduanya pun berebut batu tersebut, namun akhirnya batu itu berhasil direbut oleh RA.
Tanpa buang waktu, RA langsung memukulkan batu tersebut ke korban.
Begitu juga dengan pisau panjang mereka temujan secara tidak sengaja.
Sementara itu menurut Yelnas kakak kandung korban, mengatakan, adiknya meninggalkan rumah sekira pukul 12.00 dengan alasan main ke tempat temannya.
Baca juga: BERINGAS! Lima Remaja Aniaya Brutal Pria di Kendari, Korban Babak Belur, Ditinggal di Kamar Hotel
Korban kata dia, pergi dengan menggunakan Sepeda motor Yamaha Mio warna Putih No. Pol : BG 6317 OD milik kakeknya.
Sekira pukul 14.00, ia sempat mengirimkan pesan singkat kepada korban dengan menggunakan aplikasi WhatsApp untuk memintanya secepatnya pulang sebab ayah sudah marah.
Karena tidak dibalas ia.pun mencoba menelpon korban namun tidak diangkat dan kemudian kembali ditelpon HPnya sudah tidak aktif lagi.
"Adik saya itu, kalau hari libur tidak diperbolehkan oleh Ayah main motor kecuali untuk sekolah. Bahkan motor adik saya digembok ayah supaya tidak keluyuran. Namun ternyata adik saya diam-diam memakai motor nenek untuk pergi," ujarnya.
Masih dikatakan Yelnas, terakhir sebelum ditemukan meninggal, korban sempat bertemu dan mengobrol dengan teman-temannya.

Menurut dia, korban sempat memberitahukan jika korban mendapatkan chatingan dari seseorang untuk segera menemui, tapi tidak memberitahukan dari siapa dan dimana bertemunya.
"Korban terakhir bertemu dengan teman-temannya sekitar pukul 14.00, dan ditemukan sudah ashar," ungkap sulung dari dua bersaudara ini.
Sementara itu Kapolres Muara Enim AKBP Andi Supriadi mengatakan bahwa pelaku berhasil kita tangkap dalam waktu 1 x 12 jam.
Atas perbuatannya pelaku akan kenakan pasal 80 Ayat (3) dan (4) UU RI No 45 tahun 2014 tentang perubahan atas (1) No 23 tahun 2002 dan atau Pasal 338 KUH Pidana Jo Pasal 340 KUH Pidana dengan ancaman mati atau penjara seumur hidup.
Korban ditemukan tewas dirumah kosong di Jalan Pramuka III, Lorong PGRI, Kelurahan Pasar III, Kecamatan Muara Enim, Kabupaten Muara Enim, setelah berkelahi dengan RA (17) warga Jln. Pramuka III, Lorong PGRI, Kelurahan Pasar III, Kecamatan Muara Enim, Kabupaten Muara Enim, Rabu (28/6/2023).
Kasus Lainnya- - Fakta bocah SD di Medan tewas dianiaya kakak kelasnya
Inilah sederet fakta-fakta terkait kasus bullying anak kelas 1 SD di Medan.
Korban sempat alami demam tinggi selama 2 hari setelah dianiaya kakak kelasnya.
Tak cuma itu, korban juga sering mengigau saat tidur, seakan masih trauma akan kejadian yang menimpanya.
Pilunya, bocah malang tersebut berakhir tewas dan orangtuanya begitu terpukul.

Seorang anak berusia 8 tahun berinisial B di Kota Medan meninggal dunia diduga setelah menjadi korban perundungan dari kakak kelasnya.
Awalnya, korban yang mengenyam bangku kelas 1 sekolah dasar (SD) ini mengeluh kesakitan sepulang sekolah pada Kamis (22/6/2023).
Baca juga: Terbakar Dendam, Siswa 13 Tahun Kerap Dibully Teman Nekat Bakar Sekolah, Nilai Guru Jadi Pemicu
Sembari menangis di depan orangtuanya, dia mengaku dipukuli kakak kelasnya.
Setelah kejadian itu, korban mengalami demam dan kerap mengigau saat tidur.
Kemudian, B sempat menjalani perawatan di rumah sakit pada Selasa (27/6/2023).
Namun usai menjalani peawatan, korban dinyatakan meninggal dunia.
Cerita orangtua korban
Ibu korban, Yusraini menceritakan, setelah pulang sekolah anaknya datang ke lapak jualannya di depan Masjid Raya Al-Mashun, Kota Medan.
"Kami, kan jualan di Masjid Raya, Kota Medan, dia (korban) datang, berkata 'Mak, B dipukul' sambil menangis, dia sampai pucat (mukanya)," ujar dia, Rabu (28/6/2023).
Warga Kelurahan Masjid, Kecamatan Medan Maimun ini mengatakan, kakak kelas yang diduga menganiaya korban merupakan tetangganya sendiri.

Mengetahui hal itu, Yusraini langsung mengadukan perbuatan pelaku ke orangtuanya.
Namun, orangtua pelaku sempat membantah anaknya memukuli korban.
"Si anak ini (pelaku bilang) mana ada pukul si B, tapi aku pun nggak mau ribut-ribut ( sama orang tuanya). Cuma aku mau ngasih tahu (ke bapaknya)," kata dia.
Kendati demikian, Yusriani meyakini anaknya tak akan berbohong atas peristiwa tersebut.
Sakit demam tinggi
Dia mengatakan, setelah kejadian itu, malam harinya korban tiba-tiba mengalami demam tinggi selama dua hari.
Selain itu, anaknya juga masih mengeluhkan badannya terasa sakit.
Kemudian, dirinya pun memanggil tukang kusuk.
Baca juga: SAKIT HATI Sering Di-Bully, Pria di Surabaya Balas Dendam Curi Motor Teman Satu Kos
"Dia demam malamnya, selama dua hari, sudah turun panasnya. Dia bilang sakit badannya, saya bawa kusuk, nggak sakit lagi," ujar dia.
"Nggak ada nampak luka memar. Dia cuma mengeluh sakit tidak mau makan, cuma minum," sambung dia.
Mengigau saat tidur
Dia mengungkapkan, setiap malam anaknya kerap mengigau saat tidur.
"Semenjak dipukul itu, anak itu macam ketakutan, sudah gitu, waktu tidur malam sering ketakutan, kayak trauma gitu," ujar dia
Lantaran masih mengeluh sakit, pihak keluarga pun akhirnya membawa korban berobat ke Rumah Sakit Madani pada Selasa (27/6/2023).
Namun, pihak rumah sakit menolak biaya perobatan melalui BPJS lantaran B merupakan korban penganiayaan.
Lantaran keterbatasan biaya keluarga akhirnya membawa korban ke Rumah Sakit Pirngadi Medan.
5 pelaku perundungan

Yusriani mengaku sangat merasa terpukul kehilangan anak pertamanya itu.
Menurut dia, anaknya sempat menyebut ada lima pelaku yang melakukan perundungan.
"(Pelakunya) Dekat-dekat sini juga pak, tapi orangnya nggak bisa kita sebutkan pak, nanti merumitkan masalah. Saya maafkan siapapun yang menjahati anak saya itu pak, tapi saya gak ikhlas sakit hati ini pak," ujar dia.
"Gara-gara dipukuli orang, anak saya meninggal pak. Itu anak pertama pak, anak kebahagiaanku pak," tutur dia.
Baca juga: KISAH Wanita Menikah dengan Pria Tukang Bully Dirinya saat SMA, Kecelakaan Mobil Jadi Titik Balik
Polisi selidiki kasus
Kapolsek Medan Kota, Selvin Trianingsih mengatakan masih menyelidiki dugaan bullying yang dialami B.
"Mengenai kasus ini masih dalam penyidikan unit PPA Polrestabes Medan," kata dia, saat dikonfirmasi.
Jenazah korban sempat dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan untuk dilakukan autopsi.
Saat ini, jenazah telah dimakamkan di TPU Jalan Brigjend Katamso, Kota Medan.
Diolah dari artikel Sripoku.com dan Kompas.com
Gak Kapok 4 Kali Dipenjara, Residivis Ini Ditangkap Lagi Kasus yang Sama, Bobol Rumah di Parepare |
![]() |
---|
Detik-detik Mahasiswa Jogja Ditikam Temannya saat Menginap di Magelang, Pelaku Mengaku Cemburu Buta |
![]() |
---|
Sosok Syarif Maulana Dosen Unpar Bandung Pelaku Kekerasan Seksual pada Mahasiswa, Kini Dinonaktifkan |
![]() |
---|
Aksi Perawat di Aceh Rudapaksa Siswi 15 Tahun, Kenal dari Aplikasi Kencan, Diimingi Dibelikan iPhone |
![]() |
---|
Pembunuhan Mahasiswi di Malang Jatim Baru Terungkap Setelah 1,5 Tahun, Pelaku Cucu Pemilik Kos |
![]() |
---|