5 Jenis Vitamin dan Mineral yang Dibutuhkan Tubuh,Tetapi Berbahaya Jika Dikonsumsi Terlalu Banyak
Berikut ini adalah berbagai jenis vitamin yang sebaiknya tidak dikonsumsi saat sehat.
Penulis: Anggie Irfansyah
Editor: Amirul Muttaqin
TRIBUNSTYLE.COM - Berikut ini adalah berbagai jenis vitamin yang sebaiknya tidak dikonsumsi saat sehat.
Tubuh memerlukan berbagai nutrisi seperti vitamin dan mineral untuk menjaga kesehatannya.
Vitamin dan mineral memang penting dalam menjaga kesehatan tubuh.
Tetapi, vitamin dan mineral juga memiliki dosisnya yang sesuai untuk tubuh, sehingga tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan.
Kekurangan berbagai vitamin dan mineral memang akan menyebabkan gangguan pada kesehatan.
• 5 Buah yang Memiliki Kandungan Vitamin C Lebih Banyak dari Buah Jeruk, Ada Stroberi hingga Mangga
• POPULER Tak Selalu Aman, Ganti 6 Suplemen Vitamin Ini dengan Pola Hidup Sehat & Makanan Bergizi
• 5 Kandungan Nutrisi yang Ada Dalam Buah Mangga, dari Antioksidan hingga Berbagai Vitamin
Tetapi, konsumsi vitamin dan mineral yang berlebihan juga bisa menjadi berbahaya untuk kesehatan.
Kebutuhan vitamin dan mineral bisa dipenuhi dengan berbagai makanan yang dikonsumsi berhari-hari.
Selain itu, vitamin dan mineral juga bisa didapatkan dari suplemen makanan.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini adalah berbagai vitamin yang tidak baik jika dikonsumsi terlalu banyak.
- Beta karoten

Asupan beta karoten dalam bentuk vitamin A yang disarankan adalah 3000 IU untuk pria dan 2130 IU untuk wanita.
Ada berbagai makanan yang mengandung beta karoten tinggi, seperti wortel, bayam, dan kale.
Beta karoten banyak dikonsumsi oleh orang-orang sebagai antioksidan.
Tetapi, terlalu banyak mengonsumsi beta karoten justru akan menyebabkan meningkatnya risiko penyakit kanker paru-paru.
- Selenium

Banyak orang yang mengonsumsi selenium dalam bentuk suplemen makanan.
Selenium dipercaya bisa mencegah terjadinya berbagai macam penyakit kanker.
Selain dari suplemen, selenium bias didapatkan dalam kacang, tuna, dan daging sapi.
Selenium juga merupakan jenis nutrisi yang tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan.
Konsumsi selenium secara berlebihan bisa menyebabkan meningkatnya risiko penyakit diabetes.
- Asam folat

Asam folat bisa ditemukan dalam makanan sehari-hari seperti sereal dan asparagus.
Banyak yang mengonsumsi makanan yang mengandung asam folat, terutama padaibu hamil.
Asam folat diketahui bisa mengurangi cacat bawaan pada bayi.
Tetapi, para ahli mengingatkan bahwa konsumsi asam folat secara berlebihan bisa meningkatkan risiko kanker usus besar.
- Vitamin E

Vitamin E terdapat pada makanan sehari-hari seperti bayam, buah alpukat, dan kacang almond.
Banyak orang yang mengonsumsi makanan yang mengadung vitamin E karena dapat mencegah penyakit jantung, kanker, dan alzheimer.
Tetapi mengonsumsi vitamin E dalam dosis tinggi ternyata tidak bisa membuktikan bisa mencegah berbagai penyakit tersebut.
Terlalu banyak vitamin E dalam tubuh justru akan meningkatkan risiko penyakit stroke.
- Vitamin B6

Vitamin B6 adalah salah satu vitamin yang tidak dikonsumsi terlalu banyak.
Jenis vitamin ini sebaiknya dikonsumsi jika disresepkan oleh dokter saja.
Biasanya orang mengonsumsi vitamin B6 untuk mencegah penurunan kesehatan mental dan mencegah penurunan kadar homocystein (asam amino yang berkaitan dengan kesehatan jantung).
Tetapi penelitian tidak menemukan bahwa vitamin B6 bisa mencegah risiko serangan jantung. (TribunStyle.com/Anggie)
• 5 Suplemen Vitamin Ini Sangat Bermanfaat Bagi Tubuh Tanpa Perlu Khawatir Efek Samping & Bahayanya
Inilah Ciri-ciri Jika Tubuh Kamu Kekurangan Vitamin E
Kelebihan vitamin E memang bisa menimbulkan gangguan kesehatan, demikian juga jika kekurangan, berikut ini adalah ciri-ciri kekurangan vitamin E dalam tubuh
Vitamin E adalah vitamin yang larut dalam lemak dengan kualitas antioksidan yang membantu menjaga sistem kekebalan tubuh Anda tetap kuat.
Vitamin E terdapat dalam berbagai makanan, atau ditambahkan ke produk makanan tertentu untuk meningkatkan asupan Anda.
Namun hati-hati, vitamin E dosis tinggi meningkatkan risiko perdarahan.
• Siapa Sangka, 7 Buah Ini Mempunyai Kandungan Vitamin C Lebih Banyak Daripada Jeruk
Selanjutnya, Anda bisa menemukan vitamin E dalam berbagai macam makanan, di antaranya, kacang-kacangan dan biji-bijian, seperti kacang almond, biji bunga matahari, kacang tanah, dan selai kacang.
Lalu, ada pula dalam minyak nabati, terutama zaitun dan bunga matahari, sayuran berdaun, telur, sereal yang diperkaya, kiwi, dan mangga.
Bagaimana dengan suplemen?
Namun Anda harus berhati-hati dalam mengonsumsi vitamin E dalam bentuk suplemen.
Beberapa obat yang mungkin terkena dampaknya meliputi, antikoagulan, antiplatelet, simvastatin, niacin, obat kemoterapi, dan obat radioterapi.
Selain itu, karena tidak diatur, mungkin tidak jelas vitamin E yang Anda dapatkan.
Sebagai contoh, beberapa suplemen hanya mengandung satu jenis vitamin E. Sementara, kebutuhan tubuh Anda jenis lain ditemukan pada berbagai sumber makanan.
Sehingga, mendapatkan nutrisi dari keseluruhan makanan adalah pilihan yang terbaik.
Berapa banyak vitamin E yang Anda butuhkan?
Pada orang dewasa dan anak 14 tahun atau lebih tua dibutuhkan 15 miligram (mg) vitamin E per hari.
Anak-anak di bawah usia ini membutuhkan dosis yang lebih kecil.
Usia 1-3: 6 mg per hari,
Usia 4-8: 7 mg per hari
Usia 9-13: 11 mg per hari
Wanita yang sedang menyusui harus mendapatkan 19 mg per hari.
Menggabungkan hanya beberapa makanan per hari akan membantu Anda memenuhi asupan vitamin E Anda.
Sebagai contoh, satu ons biji bunga matahari mengandung 7,4 mg vitamin E.
Dua sendok makan selai kacang mengandung 2,9 mg vitamin E. Atau, setengah cangkir bayam mengandung 1,9 mg vitamin E.
Lantas, apa yang menyebabkan kekurangan vitamin E, dan siapa yang berisiko?
Banyak kondisi yang mencegah tubuh Anda hingga tidak mampu menyerap lemak secara memadai, termasuk nutrisi yang larut dalam lemak seperti vitamin E.
Kondisi ini antara lain, pankreatitis kronis, kolestasis, cystic fibrosis, sirosis bilier primer, penyakit crohn, dan sindrom usus pendek
Dalam beberapa kasus, kekurangan vitamin E dihasilkan dari kondisi genetik langka yang dikenal sebagai ataksia.
Kondisi ini dan mempengaruhi kontrol dan koordinasi otot. Kemungkinan besar berkembang pada anak-anak berusia antara 5-15 tahun.
Anda perlu menemui dokter bila mendapati gejala yang berkaitan dengan kekurangan vitamin E ini, atau saat Anda menyadari kondisi yang memengaruhi kemampuan tubuh untuk menyerap lemak.
Selanjutnya, dokter akan menentukan tindakan terbaik untuk mengatasi kekuragan vitamin E Anda. (Kompas.com/Glori K. Wadrianto)
Artikel ini sudah pernah tayang di Kompas.com dengan judul: Mari Kenali Tanda-tanda Kekurangan Vitamin E
• 6 Suplemen Vitamin Ini Sebenarnya Malah Tidak Berguna, Segera Ganti dengan yang Asli!
• 5 Jenis Nutrisi yang Tidak Ada Pada Sayuran dan Buah-Buahan, dari Vitamin D3 hingga Taurine