Dokter meresepkan benzodiazepin untuk kondisi medis yang sah seperti:
1. Gelisah
2. Insomnia
3. Kecanduan alkohol
4. Kontrol kejang
5. Relaksasi otot
6. Diberikan sebelum anestesi, sebelum operasi
Benzodiazepin bekerja pada sistem saraf pusat, menghasilkan sedasi dan relaksasi otot, dan menurunkan tingkat kecemasan.
Namun ketika orang mengonsumsi obat ini tanpa resep dan menggunakannya untuk efek penenang, penggunaannya berubah menjadi penyalahgunaan.
Terkadang, orang yang memakai benzodiazepin mungkin merasa mengantuk atau pusing.
Efek samping ini bisa lebih terasa dengan peningkatan dosis.
Dosis tinggi benzodiazepin dapat menyebabkan efek samping yang lebih serius.
Tanda dan gejala toksisitas atau overdosis akut termasuk:
1. Kantuk
2. Kebingungan
3. Pusing
4. Penglihatan kabur
5. Kelemahan
6. Ucapan cadel
7. Kurang koordinasi
8. Sulit bernafas
9. Koma
Tanda-tanda penyalahgunaan narkoba kronis bisa sangat tidak spesifik dan mencakup perubahan penampilan dan perilaku yang memengaruhi hubungan dan prestasi kerja.
Sementara itu, penggunaan jangka panjang benzodiazepin dapat menyebabkan ketergantungan fisik.
Ketergantungan tersebut dapat dimulai setelah menggunakan obat itu selama satu bulan, pada dosis tertentu.
Sebab, cara kerja benzo ini meningkatkan aktivitas zat kimia dalam tubuh yang disebut neurotransmitter gamma-aminobutyric acid (GABA) atau asam gamma-aminobutirat.
Artinya, Benzo memengaruhi saraf pusat agar menghasilkan efek rasa tenang, hipnotik (menginduksi tidur), ansiolitik (anti-kecemasan), antikonvulsan, dan sifat relaksan otot.
Gejala kecanduan benzodiazepin ini ditandai dengan sulit tidur, perasaan depresi, dan berkeringat.