Para pakar dari luar negeri mengatakan bahwa kasus Covid-19 di Korea Utara bisa memberikan dampak yang mengerikan karena kurangnya infrastruktur perawatan kesehatan dan pasokan peralatan medis.
Diketahui, Kaesong merupakan kota yang terletak tepat di utara perbatasan darat Korea Selatan yang dijaga ketat.
Kota ini pernah menjadi kompleks industri Korea Utara dan Korea Selatan yang dikelola bersama, akan tetapi berhenti sejak 2016 lalu, dimana terjadi ketegangan nuklir antara dua negara.
Bulan lalu, Korea Utara meledakkan kantor penghubung antar-Korea di Kaesong sebagai bentuk protes kampanye oleh aktivis Korea Selatan yang mengirim selebaran anti-Pyongyang yang melintasi perbatasan.
Selama pertemuan Politbiro pada Sabtu (25/7/2020), Kim Jong Un menyatakan keadaan darurat di daerah Kaesong dan "mengklarifikasi tekad Komite Sentral Partai untuk beralih dari sistem anti-epidemi darurat negara ke sistem darurat maksimum dan mengeluarkan peringatan tertinggi," kata KCNA.
Pertemuan tersebut juga membahas kinerja penjagaan perbatasan yang buruk, dimana dicurigai orang dengan Covid-19 menyeberang dari Korea Selatan ke Korea Utara.
KCNA mengatakan bahwa Kim dan pemimpin lainnya diberi pengarahan terkait hasil penyelidikan intensif terhadap unit militer yang bertanggung jawab atas kasus penyeberangan perbatasan dan membahas hukuman berat.
Setidaknya, ada sebanyak 33.000 warga Korea Utara telah melarikan diri ke Korea Selatan selama 20 tahun terakhir.
Sebagian besar melalui perbatasan yang panjang dan bersinggunggan dengan China.
Pemerintah Korea Selatan tidak menanggapi tentang pengumuman yang dilakukan oleh Korea Utara tersebut.
(TribunStyle.com/Anggie) (Kompas.com/Aditya Jaya Iswara)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Virus Corona Diduga Masuk Korut, Kim Jong Un Langsung Rapat Darurat".
• PERNIKAHAN Jessica Iskandar & Richard Kyle Batal atau Tertunda Corona? Akhirnya Teka-teki Terjawab
• 5 Fakta Wakil Walkot Solo Positif Corona, Sempat Ketemu Jokowi, Kini Hasil Uji Swab Presiden Dinanti