Virus Corona

Penjelasan Medis, Mengapa Golongan Darah A Paling Berisiko Corona, Sebaliknya Golongan O Lebih Kebal

Penulis: Tsania Fadhillah
Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Virus Corona, Golongan darah A dan O

Dari 202 kasus, 19 orang dinyatakan meninggal dunia dan lima orang sembuh.

Selain kedua negara tersebut, ada enam negara lain di Asia Tenggara yang wilayahnya juga telah terjangkit Covid-19, yaitu Vietnam, Kamboja, Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam dan Singapura.

Di Thailand, tingkat kematian akibat penyakit ini hanya 0,4 persen. Dari 212 kasus positif, saat ini hanya menyisakan 169 kasus.

Sedangkan, 42 kasus lainnya telah dinyatakan sembuh dan satu orang meninggal dunia.

Persentase tak jauh berbeda ditunjukkan Malaysia (0,2 persen).

Dari 790 kasus, dua orang meninggal dunia dan 60 orang sembuh. Hingga kini masih ada 728 kasus, di mana tiga di antaranya merupakan warga negara Indonesia yang kini dalam kondisi stabil.

Sementara itu, empat negara lainnya belum melaporkan adanya kasus kematian. Vietnam dari 68 kasus, saat ini yang telah dinyatakan sembuh mencapai 16 kasus.

Sementara, Kamboja, dari 33 kasus yang kini telah sembuh baru 1 kasus.

Adapun Brunei Darussalam dari 68 kasus, hingga kini belum ada satu pun yang telah dinyatakan sembuh.

Di Singapura, dari 266 kasus, yang telah dinyatakan sembuh ada 114 kasus termasuk satu orang WNI. Sementara, yang masih menjalani perawatan ada 152 kasus, termasuk sepuluh orang WNI.

Dari sepuluh orang tersebut, tujuh di antaranya dalam kondisi stabil dan tiga lainnya menjalani penanganan khusus di ruang ICU.

Lantas, bagaimana dengan China?

Kendati jumlah penyebaran kasus di negara ini mencapai 81.102 kasus, namun tingkat kematiannya tercatat 3,99 persen (3.241 kasus).

Sedangkan, jumlah kasus yang sembuh telah mencapai 69.755 orang.

Adapun persentase tinggi masih ditunjukkan Italia (7,94 persen). Dari 31.506 kasus, ada 2.503 kasus yang meninggal dunia dan 2.941 kasus dinyatakan sembuh.

Sementara Iran, dari 16.169 kasus ada 988 kasus meninggal dunia (6,11 persen) dan 5.389 kasus sembuh.

Sedangkan Spanyol, dari 13.716 kasus, jumlah yang meninggal dunia mencapai 558 kasus (4,06 persen dan 1.081 kasus sembuh.

Secara keseluruhan, saat ini ada 203.529 kasus Covid-19 yang tersebar di 157 negara. Dari jumlah tersebut, total kasus meninggal dunia mencapai 8.205 kasus (4,03 persen) dan yang sembuh mencapai 82.107 kasus.

Artinya, presentase kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan kasus kematian global.

Tanggap darurat

Sejauh ini, pemerintah telah membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Saat ini, Gugus Tugas telah menetapkan masa tanggap darurat penanganan kasus ini hingga 29 Mei 2020.

Adapun dari 227 kasus, tersebar di 13 provinsi. Jakarta menjadi provinsi tertinggi penyebaran kasus ini (77 kasus).

Wilayah berikutnya diikuti Jawa Barat (23 kasus), Jawa Tengah dan Jawa Timur masing-masing 8 kasus, Banten (9 kasus), dan Yogyakarta (2 kasus).

Sementara masing-masing satu kasus untuk Bali, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Utara.

Sejumlah daerah pun telah menetapkan kasus siaga dan tanggap darurat.

Daerah itu antara lain Kabupaten Kota Waringin Timur, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Lombok Tengah, Sumatera Utara, Kabupaten Bengkanyang, Kabupaten Kolaka Timur, dan Papua Barat.

Anies Baswedan: Ancaman Corona Sudah di Sekitar Kita Sendiri

Anies memberikan kabar terkini terkait jumlah pasien pemantauan Virus Corona yang meningkat drastis dalam rentan waktu sekitar dua minggu lebih lewat wawancara dengan ILC tvOne bersama Karni Ilyas, 17 Maret 2020.

"Saya berikan pada Bang Karni update-nya dulu hari ini jumlah orang yang dalam pemantauan ada 862 orang."

"Meningkat dari tanggal 29 Februari yaitu 115 jadi dari 115 menjadi 862," ujar Anies.

Lalu, pasien dalam pengawasan juga meningkat drastis dalam dua minggu lebih.

"Lalu pasien dalam pengawasan yang pada 29 Februari dari berjumlah 32 orang hari ini berjumlah 374 yang saat ini dirawat."

"Angkanya meningkat sangat signifikan karena itu bagi warga Jakarta, covid-19 bukan lagi berita tentang kejadian yang jauh," lanjut Anies.

Gubernur 50 tahun tersebut lantas memperingatkan kepada warganya bahwa Virus Corona itu benar-benar harus menjadi perhatian.

"Covid-19 itu sekarang ada di antara kita, tidak lagi menular dari orang asing ke penduduk Jakarta tapi sudah di antara penduduk Jakarta," peringatnya.

Anies kemudian, mengatakan bahwa persiapan Jakarta dalam menghadapi Virus Corona itu sudah sejak awal Januari.

"Kita memantau ini sejak bulan Januari pada tanggal 7 Januari kita sudah melakukan sosialisasi, waktu itu masih menyebutnya dengan nama pneunomia Wuhan."

"Dan menghimbau rumah sakit untuk menyiapkan APD (Alat Pelindung Diri)," ujar Anies.

Lalu, pada akhir Januari pihaknya mengatakan bahwa sudah memperingatkan rumah sakit untuk melakukan semua persiapan medis hingga klinis.

"Lalu tanggal 22 Januari dibuatkan edaran khusus pada semua rumah sakit untuk mengantisipasi bila ada pasien dengan tanda-tanda waktu itu namanya sudah berubah novel coronavirus 2019."

"Ini kejadian semua bulan Januari, ini semua yang saya istilahkan fase satu di mana kita menyiapkan di aspek medis, klinis, dilakukan tanpa diumumkan ke mana-mana," jelasnya.

Mantan Rektor Universitas Paramadina ini menegaskan bahwa dirinya sudah memperingatkan bawahannya di Pemerintah maupun masyarakat untuk memahami potensi Covid-19 terjadi di Jakarta.

"Tetapi memastikan jajaran medis baik pemerintah maupun non pemerintah memahami potensi masalah," tegas Anies.

Lihat videonya sejak menit awal:

Dokter Paru Ungkap Kondisi Memprihatinkan Tenaga Medis Sekarang

Anggota Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dr. Fariz Nurwidya mengungkap kondisi para tenaga medis saat ini karena Virus Corona.

dr. Fariz Nurwidya mengatakan, banyak dokter paru yang mulai dirumahkan atau diisolasi setelah kontak langsung dengan para pasien covid-19.

Selain Dokter Paru, banyak perawat juga mulai banyak yang diisolasi.

"Satu per satu Dokter Paru sudah mulai dirumahkan karena kontak dengan kasus confirm."

"Mereka kan yang menata laksana pasien, terus perawat juga sudah mulai," kata Fariz seperti dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Realita TV pada Selasa (17/3/2020).

Sehingga, ia menilai situasi tenaga medis saat ini mulai tidak baik.

"Jadi beban pelayanan kesehatan terdepan, frontliner kita semakin menggila menurut saya," lanjutnya.

Kemudian, ia memberikan contoh ada rumah sakit yang ICUnya penuh oleh pasien Virus Corona.

Padahal, Virus Corona di Indonesia baru akan dimulai.

"Sebagai contoh ada masa di mana seluruh ICU itu sudah penuh pasien-pasien Covid-19 ini," ujar Fariz.

"Saat ini juga sudah?" tanya Presenter Rahma Sarita.

"Iya ventilator sudah tidak ada lagi," ungkap Fariz membenarkan.

Meski tidak tahu ke depan seperti apa, Fariz mengungkapkan saat ini tenaga medis memang mulai kewalahan.

"Kan ini kan belum masa puncak, ini kan baru mulai?" tanya Rahma lagi.

"Betul-betul, dan ternyaata kita sudah level kapasitas infrastruktur pelayanan kesehatan kita sudah terlampaui jumlah pasiennya."

"Jadi saya tidak bisa memproyeksikan beban ke depannya seperti apa," jelas Fariz.

Lalu, ia mengatakan bahwa banyak tenaga kesehatan yang sudah mulai stress menghadapi masalah ini.

Bahkan, pasien sudah banyak berkurang setelah menangani pasien Virus Corona sedangkan pasien terus bertambah.

"Tapi hari ini kita sudah mulai running out ventilator, tenaga kesehatan sudah burn out semua, sudah very stressful."

"Jumlah mereka semakin sedikit, pasien makin banyak," kata Fariz.

Saat ditanya apakah semua tenaga medis harus diisolasi setelah merawat pasien covid-19, Fariz justru menyinggung harusnya semua pihak bisa menghentikan akar permasalahan.

"Karena apinya dimunculkan terus, jadi kesulitan kita madamin apinya di rumah sakit."

"Solusinya adalah kembali ke akar, akarnya adalah jumlah transmisi virusnya harus dipotong," ungkapnya.

Menurutnya, seharusnya orang kini menjauh dan mengisolasi diri.

Ia mengkritik orang-orang yang masih berpergian jauh di tengah wabah.

Anggota Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dr. Fariz Nurwidya membagikan resep makanan dalam menangani Virus Corona yang tengah mewabah. (channel YouTube Realita TV)

"Sekarang kan lalu lintas itu sangat luar biasa, dikasih kesempatan lay off malah jadi mudik," kritikanya.

Padahal menurut Fariz, virus ini mudah menyebar lantaran orang yang terfinfeksi sering kali tanpa gejala.

Mereka bisa saja sudah terinfeksi namun tak sadar dan tetap beraktivitas seperti biasa sehingga menulakan ke orang lain.

"Trennya orang-orang yang terinfeksi itu kan sebetulnya 85 persen tidak memiliki gejala yang kita sebut asymptomatic."

"Jadi waktu mereka terinfeksi mereka tidak punya gejala dan mereka tidak sadar infeksius, apa yang bahaya dalam keadaan asymptomatic ini adalah waktu dia berkontak erat dengan bapaknya, atau ibunya atau tetangganya atau pamannya," jelas Fariz.

Lihat videonya sejak menit awal:

(TribunStyle.com/  Nafis )

Sebagian isi artikel mengutip : 

- Tribunwow.com Di ILC Bahas Corona, Anies Baswedan Sempat 'Kebingungan' Ditegur Tim tvOne: Maaf

-  Kompas.com Tetap Waspada, Pasien Covid-19 Meninggal di Indonesia Persentasenya Tinggi