Riset dari National Institute of CHild Health and Human Developmentmengungkap hubungan antara pilihan pakaian dalam dan kualitas sperma, dari 500 pria selama satu tahun.
Riset tersebut menemukan fakta, mereka yang memakai celana dalam siang dan malam berisiko 75 persen lebih tinggi mengalami kerusakan sperma, dibandingkan mereka yang memakai boxer pada siang hari dan tidur telanjang pada malam hari.
• Benarkah Wanita yang Berjalan Ngangkang Pertanda Tak Perawan? Baca 7 Mitos Salah Kaprah Ini
Beberapa ahli memperingatkan, celana untuk bersepeda dan skinny jeans pun memiliki efek yang sama.
Sementara itu, boxer tidak berpengaruh dalam penurunan jumlah sperma ini.
Jika Anda adalah tipe orang yang berpikir "lebih baik mencari aman daripada menyesal", maka kini saatnya beralih dari brief yang ketat keboxer.
2. Melewatkan olahraga
Pria dengan indeks massa tubuh (BMI) 30 atau lebih tinggi, memiliki volume cairan semen atau air mani yang lebih rendah.
Selain itu, jumlah sperma juga rendah, motilitas sperma rendah, dan risiko cacat sperma yang tinggi, dibanding pria dengan berat badan yang ideal.
Fakta itu ditemukan dalam sebuah studi yang diterbitkan dalamInternational Journal of Andrology.
Para ahli mengatakan, obesitas dapat mengganggu kadar hormon yang menyebabkan masalah kesuburan dengan menurunkan kadar testeron dan esterogen.
Berat badan berlebih juga menurunkan kualitas sperma dengan cara meningkatkan suhu testis karena timbunan lemak di sekitarnya.
Tapi, ini bukan berarti Anda harus melakukan olahraga berlebihan, demi menurunkan berat badan.
Olahraga berlebihan juga menyebabkan penurunan kadar testeron.
• 6 Pertanda Pria Sudah Tak Perjaka Sebelum Menikah, Mulai Tanda Fisik Sampai Kejiwaan