Berita Kriminal
Update Bullying Siswa MAN 1 Medan yang Dipaksa Makan Lumpur, 4 Orang Jadi Tersangka, 1 Ditangkap
Empat orang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus bullying siswa MAN 1 Medan, Muhammad Habib. Polisi bahkan sudah menangkap satu di antaranya
Editor: Febriana Nur Insani
TRIBUNSTYLE.COM - Kasus bullying atau perundungan yang dialami siswa MAN 1 Medan bernama Muhammad Habib akhirnya menemui titik terang.
Polisi akhirnya menetapkan 4 tersangka, satu di antaranya sudah ditangkap, yakni berinisial MAS.
Sementara itu 3 tersangka lainnya saat ini masih dalam tahap pengejaran alias buron.
Ya, seorang pelaku bully dan penganiayaan siswa MAN 1 Medan telah ditangkap polisi.
Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Teuku Fathir Mustafa, mengatakan, kasus tersebut saat ini masih ditangani oleh penyidik unit PPA Satreskrim Polrestabes Medan.
Baca juga: ASTAGA Siswa MAN 1 Medan Jadi Korban Bully, Dipaksa Makan Lumpur hingga Hisap Sandal, Sempat Diculik

Ia menjelaskan juga, polisi telah menetapkan empat orang sebagai tersangka yang merupakan pelaku penganiayaan terhadap korban.
"Empat orang sudah kita tetap sebagai tersangka," kata Fathir kepada Tribun-medan.com, Senin (27/11/2023).
Ia menyampaikan, dari empat orang tersebut satu diantaranya berinisial MAS (14) sudah ditangkap.
"Satu orang sudah ditangkap, saat ini masih menjalani pemeriksaan," sebutnya.
Lebih lanjut, Fathir juga mengatakan, tiga orang tersangka lainnya masih dikejar lantaran sudah melarikan diri.
"Tiga orang lainnya masih kita kejar," tuturnya.
Sebelumnya, Seorang siswa SMA kelas 1 bernama Muhammad Habib (14), pelajar di MAN 1 Medan menjadi korban dugaan penyiksaan oleh teman satu sekolah dan kakak kelas yang sudah alumni.
Ia dipukuli, disuruh memakan sendal berlumpur, makan daun mangga dan dipaksa meminum air yang sudah diludahi sekitar 20 orang.
Bukan cuma itu, punggung telapak tangannya juga disundut menggunakan kunci yang dibakar terlebih dahulu menggunakan korek api.
Baca juga: KRONOLOGI Siswa MAN 1 Medan Dianiaya Kakak Kelas, Korban Dipaksa Makan Lumpur hingga Bibir Pecah
Setelah dibakar, kunci sepeda motor panas tadi ditempelkan ke tangan dan dibentuk huruf PA hingga melepuh.
Ayah korban, Rahmat Dalimunthe (49) mengatakan, peristiwa ini terjadi pada Kamis, (23/11/2023) lalu.
Dari keterangan yang didapat, saat itu anaknya bersekolah seperti biasa.
Namun karena ada persiapan menjelang hari guru, maka korban permisi keluar sebentar mengendarai sepeda motor.
Di tengah perjalanan tiba-tiba anaknya dicegat dan dipiting oleh teman satu sekolahnya bernama Alfi Syahri Ramadhan.
Setelah itu ia dibawa ke sebuah tempat yang sudah ada beberapa orang lain menunggu. Sementara Alfi, yang membawa korban langsung pergi.
Lalu korban dibawa pergi kembali ke sebuah tempat. Di sinilah ia mengalami dugaan penyiksaan yang dilakukan oleh Fauzie Alrasyid Siregar, alumni MAN 1 Medan, yang kini disebut berkuliah di UINSU Medan.
"Pertama di telapak tangan, kedua di punggung tangan diolesi minyak Karo setelah itu dibakar kunci sepeda motor menggunakan mancis dan dicap kan ke tangan Habib berbentuk P dan A," kata Rahmat, ayah korban, Sabtu (25/11/2023).
Baca juga: MIRIS Aksi Bullying di Sekolah Negeri Pekalongan, Bocah SD Dibanting 3 Kali hingga Kepala Berdarah

Menurut informasi yang didapat keluarga korban dan teman-temannya, huruf PA yang dicap ke tangan korban menggunakan besi panas merupakan singkatan dari sebuah geng.
Geng ini disinyalir sebagai gerombolan geng motor berisikan anak sekolah dan alumni MAN 1 Medan.
"Saya tanya PA itu ternyata sebuah geng bernama Parman Abadi, yang diketuai oleh Fauzi."
Perbuatan keji ini diduga dilakukan oleh Fauzie Alrasyid Siregar, alumni MAN 1 Medan yang kini sebagai mahasiswa UINSU dan seorang temannya.
MIRIS Aksi Bullying di Sekolah Negeri Pekalongan, Bocah SD Dibanting 3 Kali hingga Kepala Berdarah
ASTAGFIRULLAH aksi bullying di sekolah negeri Pekalongan, bocah SD dibanting tiga kali hingga kepala berdarah.
Kasus perundungan atau bullying kembali terjadi di sekolah negeri Pekalongan.
Seorang siswa kelas 6 SD di Sragi mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari teman-temannya.
Siswa SD tersebut dibanting temanya 3 kali hingga kepala korban berdarah.
Ibu dari anak tersebut menuturkan, peristiwa bermula saat anak-anak bermain di jam kosong hari Senin (30/10/23) pukul 11.00 WIB.
Awalnya mereka bermain berantem-beranteman, namun salah seorang siswa yang kebetulan sudah lama mengikuti karate bermain dengan kurang wajar.
Ia membanting temannya ke lantai hingga 3x.

Baca juga: Siswi SMP di Depok Jadi Korban Bullying Anak SMK, Pelaku Tersulut Karena Diprovokasi Teman Laki-laki
Pada bantingan ke-2 kepala temanya itu terkena bangku, dan yang ke-3 ia banting lagi temanya sampai di jedotin ke lantai sampai kepalanya keluar darah.
Setelah kejadian itu gurunya datang dan ada beberapa murid yang menceritakan kronologinya.
Namun kejadian ini sama sekali tidak diberitahukan kepada orangtua murid yang bersangkutan.
Saat itu anaknya pulang diantar teman-temanya dengan sudah menggunakan sragam pramuka, ketika ditanya dimana sragam putihnya mereka hanya menjawab banyak darahnya jadi di cuci di sekolah.
Saat ditanyakan lagi kenapa kepalanya diperban anaknya menjawab jatuh saat lari.
Sore harinya beberapa orangtua murid lain datang kerumahnya dan menceritakan kronologi kejadian sebenarnya bahwa anaknya dibanting oleh temanya di sekolah.
Keesokan harinya ibu tersebut mengkonfirmasi kejadian itu ke pihak sekolah dan hanya dijawab "semua sudah diselesaikan baik-baik dan anaknya sudah bermain lagi".
Peristiwa seperti ini sebenarnya bukan pertama kali, saat bermain di rumah anaknya juga pernah diajak berantem-beranteman dan sudah dibanting 2x namun anaknya pergi dan tidak meladeni.
Atas peristiwa itu, Ibu murid tersebut memohon agar pihak sekolah berani menegur dengan tegas terhadap anak tersebut agar tidak kejadian hal serupa lagi.
Saat ini ibu tersebut sudah memeriksakan kondisi luka dibagian kepala anaknya.
Menurut dokter jika ingin mengetahui kondisi detilnya maka akan diberikan surat rujukan untuk dilakukan CT scan.
Namun karena ada kendala biaya dan belum adanya BPJS, saran tersebut tidak dilanjutkan.
Dalam postingan tersebut mendapatkan komentar dari nitizen sebanyak 666 komentar. Banyak nitizen yang memberikan komentar menyesalkan terkait kejadian tersebut.
Kasi Humas Polres Pekalongan Ipda Suwarti saat dihubungi Tribunjateng.com, Jum'at (3/11/2023) membenarkan adanya kejadian tersebut.
"Betul mas, kemarin anggota Polsek Sragi, sudah ke rumah korban. Hal ini menindaklanjuti adanya postingan di media sosial. Sehingga, anggota langsung menuju ke rumah korban," katanya.
Menurutnya, direncanakan hari ini anggota Polsek Sragi aku ke sekolah tempat korban bersekolah.
"Hari ini anggota Polsek akan ke sekolah SDN 3 Sragi," ujarnya.
Pihaknya juga menambahkan, mediasi pertama tidak melibatkan polisi dan tidak dilaporkan ke polisi.
"Setelah ada postingan di medsos dari polsek langsung bergerak mendatangi korban," tambahnya.
Sementara itu, Kepsek SDN 3 Sragi Dunawi saat dihubungi Tribunjateng.com belum memberikan keterangan terkait hal itu.
(Tribun-Medan.com/Alfiansyah)(TribunJateng.com/Indra Dwi Purnomo)
Artikel ini diolah dari Tribun-Medan.com dan TribunJateng.com
Sumber: Tribun Medan
Gak Kapok 4 Kali Dipenjara, Residivis Ini Ditangkap Lagi Kasus yang Sama, Bobol Rumah di Parepare |
![]() |
---|
Detik-detik Mahasiswa Jogja Ditikam Temannya saat Menginap di Magelang, Pelaku Mengaku Cemburu Buta |
![]() |
---|
Sosok Syarif Maulana Dosen Unpar Bandung Pelaku Kekerasan Seksual pada Mahasiswa, Kini Dinonaktifkan |
![]() |
---|
Aksi Perawat di Aceh Rudapaksa Siswi 15 Tahun, Kenal dari Aplikasi Kencan, Diimingi Dibelikan iPhone |
![]() |
---|
Pembunuhan Mahasiswi di Malang Jatim Baru Terungkap Setelah 1,5 Tahun, Pelaku Cucu Pemilik Kos |
![]() |
---|