Berita Viral
ANEH TAPI NYATA, Fenomena Hujan Deras Hanya Mengguyur Satu Rumah di Tasikmalaya, Buat Warga Heboh
Video fenomena langka hujan deras hanya mengguyur satu rumah saja di Tasikmalaya, buat warga heboh.
Editor: Ika Putri Bramasti
TRIBUNSTYLE.COM - Video fenomena langka hujan deras hanya mengguyur satu rumah saja di Tasikmalaya, buat warga heboh.
Viral di media sosial fenomena aneh hujan hanya mengguyur satu rumah di Tasikmalaya, Jawa Barat.
Dalam video yang beredar luas di media sosial, tampak hujan deras terjadi saat malam hari.
Hujan itu hanya mengguyur satu rumah warga saja. Suara air hujan yang turun juga terdengar cukup deras.
Sedangkan rumah lainnya tidak hujan sama sekali.
Baca juga: Dampak Hujan Es Disusul Kekeringan, 6 Warga di Papua Tengah Meninggal Dunia, Diare, Sakit Kepala
"Fenomena alam, sebuah fenomena alam yang jarang terjadi. Hujan lokal," tulis pria perekam video.
Dilansir dari sejumlah sumber, fenomena hujan itu terjadi di Kampung Margalaksana, Kelurahan Kahuripan, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya.
Tepatnya pada Sabtu (5/8/2023) sekitar pukul 04.30 WIB.
Hujan itu mengguyur lokasi rumah warga bernama Deni dengan luas sekitar 8x3 meter saja.
Warga yang pertama kali menyadari ada hujan aneh itu adalah Titing.
Awalnya ia hendak ke warung membeli telur. Karena hujan, ia pun membawa payung.
Namun beberapa langkah berjalan, ia bingung karena hujan itu hanya terjadi di depan rumahnya saja.
Dirinya lalu kembali ke rumah dan memberitahu sang kakak.
Kakak Titing dan anggota keluarga lain pun kaget dan melihat keluar.
Hingga akhirnya hujan itu berhenti sekitar pukul 06.00 WIB.
Fenomena ini sendiri biasa disebut dengan hujan lokal.
Hujan lokal adalah hujan yang hanya jatuh atau membasahi area atau wilayah tertentu atau tidak merata.
Pola hujan lokal terjadi karena pengaruh kondisi dan keadaan daerah setempat.
Hujan lokal biasanya terjadi saat musim kemarau.
Dampak Hujan Es Disusul Kekeringan, 6 Warga di Papua Tengah Meninggal Dunia, 'Diare, Sakit Kepala'
Tragis, enam orang warga Distrik Lambewi dan Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah meninggal dunia akhibat bencana kekeringan dan kelaparan.
Dari enam warga tersebut, salah satunya adalah anak-anak.
Kondisi ini akibat dari terjadinya fenomena hujan es dan kekeringan yang ekstrim dan panjang.
"Bencana kekeringan telah menyebabkan enam orang meninggal dan kelaparan bagi masyarakat di daerah terdampak," kata Bupati Puncak Willem Wandik dalam keterangan tertulisnya, Kamis (27/7/2023).
Para korban meninggal usai mengalami lemas, diare, panas dalam, dan sakit kepala.
Baca juga: Warga Kota Ini Akan Didenda Jika Ketahuan Sirami Tanaman, Ternyata Keadaan Darurat: Efek Kekeringan
Sementara itu menurut data Kementerian Sosial, ada 7.500 jiwa yang terdampak kekeringan.
Imbasnya mereka mengalami kelaparan lantaran gagal panen.
"Data sementara 7.500 jiwa warga di kedua distrik terdampak gagal panen akibat kekeringan," kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Perlindungan Korban Bencana Alam Kemensos Adrianus Alla.
Kekeringan yang terjadi disebut sebagai dampak Badai El Nino sejak awal Juni 2023.
"Fenomena hujan es yang terjadi pada awal Juni menyebabkan tanaman warga yaitu umbi yang merupakan makanan pokok menjadi layu dan busuk. Setelah itu tidak turun hujan sehingga tanaman warga mengalami kekeringan," kata dia.
Kemensos mengaku akan menyiapkan lumbung penyimpanan bahan makanan.
"Jarak antara distrik butuh waktu berhari-hari untuk mengambil bahan makanan, maka di sana disiapkan lumbung untuk menyimpan barang bantuan," kata dia, seperti dilansir dari Antara.
BMKG klaim sudah ingatkan Pemda
Badan Meteorologi dan Geofisika menjelaskan, kondisi kekeringan diperkirakan akan terjadi sampai dua bulan ke depan.
"Diperkirakan musim kemarau terjadi hingga September. Ini intensitas hujan rendah," kata Kepala Stasiun Klimatologi Jayapura Sulaiman di Jayapura, Jumat (38/7/2023).
Menurutnya terjadi pula perubahan suhu yang drastis.
"Suhu panas dan malam hari suhu udara turun hingga di bawah 10 derajat Celcius," lanjut dia.
Dia mengklaim telah memberi tahu pada pemerintah mengenai adanya musim kemarau sejak Maret 2023.
Tujuannya agar pemerintah daerah bisa mengantisipasi dampak dari terjadinya kekeringan.
"Berdasarkan hasil pantauan, musiim kemarau di daerah yang terdampak sejak bulan Juni 2023 lalu. BMKG telah mengeluarkan surat pemeritahuan terkait kondisi kemarau ke Pemda yang terdampak sejak Maret," katanya.
Kendala penyaluran bantuan
Pihak pemberi bantuan sempat mengalami kendala dalam penyaluran bantuan.
Penyebabnya karena faktor keamanan dan akses.
Wilayah bencana yakni Distrik Lambewi dan Distrik Agandume hanya bisa dijangkau dengan jalan kaki dari Distrik Sinak.
Cara lainnya ialah dengan pesawat terbang. Namun penyalur bantuan kesulitan mendapatkan layanan penerbangan lantaran faktor ancaman Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Wilayah itu masuk dalam kawasan pelintasan KKB.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua Irjen Mathius D. Fakiri mengungkapkan, salah satu cara agar bantuan bisa diterima adalah dengan memobilisasi warga di lokasi bencana menuju Distrik Sinak dengan jalan kaki.
"Kita mobilisasi masyarakat ini datang ke Sinak untuk bisa mengambil bahan pokok," kata dia di Jayapura, Kamis (27/7/2023).
Namun tetap ada risiko KKB menyusup di antara mereka.
"Saya harap (masyarakat) juga memfilter supaya pada saat mengambil bahan pokok tidak ada oknum yang memiliki kepentingan menyusup untuk mengambil bantuan bahan pokok itu," katanya.
Bantuan disebut tiba
Pada Sabtu (29/7/2023), Polda Papua mengungkapkan bahwa bantuan untuk para korban bencana kekeringan sudah mulai tersalurkan.
Menurut Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Prabowo bantuan tersebut diantarkan oleh Bupati Puncak Willem Wandik dengan pesawat sewaan.
Bantuan itu yaitu 1 drum BBM, 400 kilogram bantuan makanan dari Panglima TNI, dan 200 kilogram makanan dari Pemerintah Puncak.
"Bupati Puncak Wilem Wandik terbang menggunakan pesawat Reven Global Air Transport PK RVV yang take off dari Bandara Mozes Kilangin Timika menuju Bandara Agandume," kata dia melalui keterangan tertulis, Sabtu.
Benny mengungkapkan, situasi di wilayah yang belum memiliki pos keamanan tersebut kondusif ketika bantuan dikirimkan.
Warga disebut turut menjaga datangnya pesawat.
"Situasi keamanan di Distrik Agandume sangat aman dan untuk ke depannya pesawat selain Reven diharapkan bisa mendarat di bandara tersebut," katanya.
(TribunJateng.com/Like Adelia).
Artikel ini diolah dari TribunJateng.com
Sumber: Tribun Jateng
| Produsen Lokal Kirim Karangan Bunga ke Menkeu Purbaya, Protes Food Tray Impor MBG |
|
|---|
| Viral Live dari dalam Rutan, Nikita Mirzani dan Hak Komunikasi Warga Binaan Dibuka oleh Ditjen PAS |
|
|---|
| Karyawan Lalai, Pelanggan Ta Wan Bali Terima Cairan Pembersih yang Dikira Air Mineral |
|
|---|
| Modus Love Scam Mencuri Kepercayaan, Usia 25 Tahun ke Atas Jadi Sasaran Baru |
|
|---|
| Kasus Maria Gabriella, Siswi SMA yang Hilang Ditemukan, Ada Pria Beristri dalam Kasusnya |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/style/foto/bank/originals/Video-fenomena-langka-hujan-deras.jpg)