Breaking News:

Berita Kriminal

Bercak Darah di Celana Jadi Kunci, Anak Tikam Ayah 11 Kali Hingga Tewas, Emosi Diejek Pengangguran

Sakit hati dengan perkataan ayah tirinya, pria berinisial FO tega menghabisi ayah tirinya yang bernama Cecep Riyana.

Surya.co.id
Seorang pria habisi nyawa ayah tiri lantaran emosi diolok-olok sebagai pengangguran. 

TRIBUNSTYLE.COM - Sakit hati dengan perkataan ayah tirinya, pria berinisial FO tega menghabisi ayah tirinya yang bernama Cecep Riyana.

FO tak terima atas caci maki dan ejekan sebagai pengangguran.

Lantaran amarahnya FO menikam korban dengan pisau sebanyak 11 kali.

Akibatnya korban tewas bersimbah darah dan meregang nyawa di tempat kejadian perkara.

Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setiawan menjelaskan peristiwa pembunuhan itu terjadi di sebuah rumah kontrakan di Jalan Bidara Raya, RT 08/RW 05 Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara pada Sabtu (22/7/2023) lalu.

Baca juga: PASANG BADAN, Ayah Korban Penusukan di SMAN 7 Banjarmasin Lapor Polisi, Pembunuhan Berencana

Pemuda tega bunuh ayah tiri lantaran diejek sebagai pengangguran
Konpers pengungkapan kasus pembunuhan oleh seorang pemuda terhadap ayah tirinya di Penjaringan, Jakarta Utara, karena sakit hati kerap diejek dan dimaki.

"Korban merupakan ayah tiri dari tersangka. Kemudian karena dari olah TKP bisa dikatakan minim saksi, maka kita menggunakan metode scientific investigation," kata Gidion di Mapolres Metro Jakarta Utara, Selasa (1/8/2023).

"Pertama kita pastikan di dalam peristiwa hanya ada pelaku dan korban. Sehingga bukti-bukti objektif membuktikan bahwa di dalam gagang pisau itu terdapat darah korban dan sekaligus DNA milik tersangka," sambungnya.

Dari hasil investigasi, katanya polisi juga menemukan bercak darah di celana korban dan puntung rokok di lokasi yang sesuai dengan DNA pelaku.

Pelaku berhasil ditangkap oleh pihak kepolisian kurang dari 24 jam usai peristiwa pembunuhan tersebut dilaporkan.

"Pembunuhan berencana atau pembunuhan murni ada 11 tusukan di badan korban dari dada sampai perut. Dilakukan penangkapan satu kali 24 jam," ungkapnya.

Sakit Hati Sering Dicaci

Gidion menambahkan, motif pelaku melakukan pembunuhan terhadap korban yang didasari sakit hati karena sering dimaki-maki dan dihina.

FO tinggal seatap dengan korban Cecep Riyana layaknya sebuah keluarga. 

Karena FO lama menganggur, korban marah dan sering mencaci maki pelaku yang tak lain anak sambungnya.

"Masalah keluarga. Ada sakit hati, kerap dihina dikatain pengangguran, anjing dan sebagainya," ungkap Kapolres Metro Jakarta Utara.

Usai melaksanakan pembunuhan, FO sempat meminum obat batuk puluhan saset hingga membuatnya mabuk tak sadarkan diri untuk mengelabui polisi.

"Ini juga menarik karena pelaku berusaha untuk mengaburkan dirinya sebagai orang yang tidak cakap hukum," katanya.

PASANG BADAN, Ayah Korban Penusukan di SMAN 7 Banjarmasin Lapor Polisi, 'Pembunuhan Berencana'

Ayah M (15), korban penusukan di SMAN 7 Banjarmasin beberkan bukti anaknya tak membuli pelaku A (15).

Faisal Aqli membantah jika anaknya telah merundung pelaku A.

Ia juga menjelaskan komunikasi yang terjadi antara M dan A yang merupakan teman sekelas

Baca juga: GERAM Diolok-olok, Siswa SMAN 7 Banjarmasin Tusuk Siswa lain Sebanyak 2 Kali, Kondisi Korban Pilu

"Informasi beredar, anak saya melakukan bullying kepada pelaku. Itu tidak benar," ujar Faisal kepada awak media, Senin (31/7/2023) malam. 

Faisal yang didampingi dengan kuasa hukumnya, Kurniawan, memperlihatkan bukti-bukti chat whatsapp antara anaknya (korban) dan pelaku.

Korban dan pelaku penusukan yang terjadi di SMAN 7 Banjarmasin. Insiden ini, terjadi diduga akibat korban kesal sering dibuli.
Korban dan pelaku penusukan yang terjadi di SMAN 7 Banjarmasin. Insiden ini, terjadi diduga akibat korban kesal sering dibuli. (Grup Relawan Emergency untuk BPost)

Menurutnya, dari bukti chat tersebut malah pelaku yang sering bertanya kepada korban perihal masalah game maupun tugas sekolah. 

“Terakhir kali pelaku menghubungi anak saya dengan menanyakan posisinya dimana. Hari ini, tadi pagi,” ucapnya. 

“Tidak ada indikasi (dari bukti chat, red) bahwa anak saya ini melakukan tindakan bullying.”

Fasial berharap kepada pihak kepolisian agar kasus ini dapat terselesaikan sesuai dengan hukum yang berlaku.

Ia juga mengungkapkan bahwa anaknya sudah menjalani operasi akibat tusukan dari pelaku. 

"Proses operasinya Alhamdulillah lancar, dari diagnosis dokter ditakutkan tusukan itu akan mengenai organ-organ di dalamnya," kata dia, cemas. 

Kuasa hukum jorban, Kurniawan, juga menegaskan bahwa isu buliying yang dilakukan oleh korban itu tidak benar. 

"Dari percakapan di sosial media (WhatsApp) tidak ada buliying yang dilakukan korban sejak Oktober 2022 hingga saat ini. Justru yang aktif menghubungi korban adalah pelaku, seperti menanyakan posisi, hingga tugas," jelasnya.

Kuasa hukum tersebut juga mengharapkan agar pelaku dapat dikenakan dengan Pasal 340 KUHP. 

Ayah dari siswa korban penusukan di SMAN 7 Bajarmasin, Faisal Aqli (tengah)
Ayah dari siswa korban penusukan di SMAN 7 Bajarmasin, Faisal Aqli (tengah)

"Yaitu pembunuhan berencana karena kami melihat si pelaku ini sering menanyakan posisi korban dan kejadiannya pun di sekolah. Tidak wajar membawa sajam, artinya sudah direncanakan," paparnya.

Belakangan juga bersliweran kabar bahwa  korban sudah meninggal dunia.

Terkait hal itu, saat dihubungi kembali, kuasa hukum korban menepis kabar tersebut.

“Kabar itu tidak benar. Hanya saja dia (korban) sampai saat ini masih belum siuman. Komalah istilahnya,” ucap Kurniawan melalui panggilan whatsapp.

Sementara itu, Kanit PPA Satreskrim Polresta Banjarmasin, Ipda Rizky Prawira, saat ditanyakan, mengatakan kasus ini merupakan yang pertama jika dugaan bullying memang benar.

Diolah dari artikel wartakotalive.com dan Tribunbanjarmasin.com

Sumber: Warta Kota
Tags:
Cecep Riyanapenusukanayah tiripengangguran
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved