Breaking News:

Berita Viral

Dampak Hujan Es Disusul Kekeringan, 6 Warga di Papua Tengah Meninggal Dunia, 'Diare, Sakit Kepala'

Tragis, enam orang warga Distrik Lambewi dan Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah meninggal dunia akhibat bencana kekeringan & kelaparan

kompas.com
Ilustrasi, enam warga meninggal dunia dampak kekeringan di Distrik Lambewi dan Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah. 

TRIBUNSTYLLE.COM - Tragis, enam orang warga Distrik Lambewi dan Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah meninggal dunia akhibat bencana kekeringan dan kelaparan.

Dari enam warga tersebut, salah satunya adalah anak-anak.

Kondisi ini akibat dari terjadinya fenomena hujan es dan kekeringan yang ekstrim dan panjang. 

"Bencana kekeringan telah menyebabkan enam orang meninggal dan kelaparan bagi masyarakat di daerah terdampak," kata Bupati Puncak Willem Wandik dalam keterangan tertulisnya, Kamis (27/7/2023).

Para korban meninggal usai mengalami lemas, diare, panas dalam, dan sakit kepala.

Ilustrasi kekeringan
Ilustrasi kekeringan

Baca juga: Warga Kota Ini Akan Didenda Jika Ketahuan Sirami Tanaman, Ternyata Keadaan Darurat: Efek Kekeringan

Sementara itu menurut data Kementerian Sosial, ada 7.500 jiwa yang terdampak kekeringan.

Imbasnya mereka mengalami kelaparan lantaran gagal panen.

"Data sementara 7.500 jiwa warga di kedua distrik terdampak gagal panen akibat kekeringan," kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Perlindungan Korban Bencana Alam Kemensos Adrianus Alla.

Kekeringan yang terjadi disebut sebagai dampak Badai El Nino sejak awal Juni 2023.

"Fenomena hujan es yang terjadi pada awal Juni menyebabkan tanaman warga yaitu umbi yang merupakan makanan pokok menjadi layu dan busuk. Setelah itu tidak turun hujan sehingga tanaman warga mengalami kekeringan," kata dia.

Kemensos mengaku akan menyiapkan lumbung penyimpanan bahan makanan.

"Jarak antara distrik butuh waktu berhari-hari untuk mengambil bahan makanan, maka di sana disiapkan lumbung untuk menyimpan barang bantuan," kata dia, seperti dilansir dari Antara.

BMKG klaim sudah ingatkan Pemda

Badan Meteorologi dan Geofisika menjelaskan, kondisi kekeringan diperkirakan akan terjadi sampai dua bulan ke depan.

"Diperkirakan musim kemarau terjadi hingga September. Ini intensitas hujan rendah," kata Kepala Stasiun Klimatologi Jayapura Sulaiman di Jayapura, Jumat (38/7/2023).

Menurutnya terjadi pula perubahan suhu yang drastis.

"Suhu panas dan malam hari suhu udara turun hingga di bawah 10 derajat Celcius," lanjut dia.

Dia mengklaim telah memberi tahu pada pemerintah mengenai adanya musim kemarau sejak Maret 2023.

Tujuannya agar pemerintah daerah bisa mengantisipasi dampak dari terjadinya kekeringan.

"Berdasarkan hasil pantauan, musiim kemarau di daerah yang terdampak sejak bulan Juni 2023 lalu. BMKG telah mengeluarkan surat pemeritahuan terkait kondisi kemarau ke Pemda yang terdampak sejak Maret," katanya.

Kendala penyaluran bantuan

Pihak pemberi bantuan sempat mengalami kendala dalam penyaluran bantuan.

Penyebabnya karena faktor keamanan dan akses.

Wilayah bencana yakni Distrik Lambewi dan Distrik Agandume hanya bisa dijangkau dengan jalan kaki dari Distrik Sinak.

Cara lainnya ialah dengan pesawat terbang. Namun penyalur bantuan kesulitan mendapatkan layanan penerbangan lantaran faktor ancaman Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Wilayah itu masuk dalam kawasan pelintasan KKB.

Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua Irjen Mathius D. Fakiri mengungkapkan, salah satu cara agar bantuan bisa diterima adalah dengan memobilisasi warga di lokasi bencana menuju Distrik Sinak dengan jalan kaki.

"Kita mobilisasi masyarakat ini datang ke Sinak untuk bisa mengambil bahan pokok," kata dia di Jayapura, Kamis (27/7/2023).

Namun tetap ada risiko KKB menyusup di antara mereka.

"Saya harap (masyarakat) juga memfilter supaya pada saat mengambil bahan pokok tidak ada oknum yang memiliki kepentingan menyusup untuk mengambil bantuan bahan pokok itu," katanya.

Bantuan disebut tiba

Pada Sabtu (29/7/2023), Polda Papua mengungkapkan bahwa bantuan untuk para korban bencana kekeringan sudah mulai tersalurkan.

Menurut Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Prabowo bantuan tersebut diantarkan oleh Bupati Puncak Willem Wandik dengan pesawat sewaan.

Bantuan itu yaitu 1 drum BBM, 400 kilogram bantuan makanan dari Panglima TNI, dan 200 kilogram makanan dari Pemerintah Puncak.

"Bupati Puncak Wilem Wandik terbang menggunakan pesawat Reven Global Air Transport PK RVV yang take off dari Bandara Mozes Kilangin Timika menuju Bandara Agandume," kata dia melalui keterangan tertulis, Sabtu.

Benny mengungkapkan, situasi di wilayah yang belum memiliki pos keamanan tersebut kondusif ketika bantuan dikirimkan.

Warga disebut turut menjaga datangnya pesawat.

"Situasi keamanan di Distrik Agandume sangat aman dan untuk ke depannya pesawat selain Reven diharapkan bisa mendarat di bandara tersebut," katanya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Dhias Suwandi | Editor: Andi Hartik, Krisiandi, Pythag Kurniati), Antara

Diolah dari artikel kompas.com

Sumber: Kompas.com
Tags:
hujan esPapua Tengahkekeringan
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved