Berita Kriminal
PILU Siswa SD Kelas 2 di Medan Dibully Kakak Kelas Sampai Tewas, 9 Saksi Diperiksa, Sempat Mengadu
Polisi bakal periksa 9 saksi terkait kasus tewasnya bocah SD bernama Baim karena diduga dirundung kakak kelasnya di Medan.
Editor: Dhimas Yanuar
TRIBUNSTYLE.COM - Kasus perundungan atau bullying siswa SD kelas 2 bernama Baim (8) memasuki penyidikan.
Dikabarkan sebelumnya Ibrahim Hamdi alias Baim meninggal diduga usai dibully oleh para kakak kelasnya di sekolahan.
Bahkan Baim disebut sudah menangis mengadu kepada orangtuanya saat pulang sekolah.
Simak kabar terbarunya!
Polisi telah memeriksa sejumlah saksi, terkait tewasnya siswa SD kelas II bernama Baim karena diduga setelah dirundung oleh kakak kelasnya.
Menurut Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Teuku Fathir Mustafa sampai saat ini pihaknya telah memeriksa sebanyak sembilan orang saksi.

Pemeriksaan tersebut dilakukan, untuk mencari fakta terkait dugaan penyebab meninggalnya siswa SD tersebut.
"Kasus itu masih dalam penyelidikan, sudah sembilan orang saksi kita periksa," kata Fathir kepada Tribun-medan, Minggu (2/7/2023).
Ia mengatakan, dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa dugaan bullying tersebut dilakukan di luar sekolah.
Namun, Fathir belum membeberkan secara detail dimana lokasinya.
Baca juga: MIRIS Anak Kelas 1 SD di Medan Meninggal Diduga Dikeroyok Kakak Kelas 3, Kepala Retak Badan Biru
"Nanti akan kita sampaikan lebih jelasnya," sebutnya.
Dijelaskan, pihak penyidik juga masih menunggu hasil autopsi dari jenazah untuk mendapatkan keterangan resmi dari pihak medis, untuk mengetahui secara pasti penyebab tewasnya siswa SD tersebut.
"Kami masih menunggu hasil autopsi dari Rumah Sakit Bhayangkara. Nanti akan kita sampaikan juga hasilnya setelah keluar," ujarnya.

"Kasus ini berkaitan dengan anak, maka penanganannya harus khusus sesuai dengan aturan yang berlaku," sambung Fathir.
Sebelumnya, Seorang anak bernama Ibrahim Hamdi alias Baim (8), meninggal dunia diduga setelah menjadi korban bullying oleh kakak kelasnya.
Menurut Yusraini Nasution alias Butet orang tuanya, anaknya yang masih duduk bangku kelas II SD, sebelum meninggal dunia sempat mengadu kepadanya.
Anaknya itu seusai pulang sekolah datang ke lapak jualannya di depan Masjid Raya Al-Mashun, Kota Medan, pada Kamis (22/6/2023) kemarin.
Saat itu, anak pertamanya ini mengeluh kesakitan setelah dianiaya oleh kakak kelasnya sepulang dari sekolah.
"Dia kemarin dipukuli sama abang - abang kelasnya, kelas lima kelas enam, sementara anak saya kelas dua SD."
"Pulang-pulang dia sudah nangis, ngadu dipukuli," kata Butet saat diwawancarai di rumahnya, Rabu (28/6/2023).
....
Inilah sederet fakta-fakta terkait kasus bullying anak kelas 1 SD di Medan.
Korban sempat alami demam tinggi selama 2 hari setelah dianiaya kakak kelasnya.
Tak cuma itu, korban juga sering mengigau saat tidur, seakan masih trauma akan kejadian yang menimpanya.
Pilunya, bocah malang tersebut berakhir tewas dan orangtuanya begitu terpukul.

Seorang anak berusia 8 tahun berinisial B di Kota Medan meninggal dunia diduga setelah menjadi korban perundungan dari kakak kelasnya.
Awalnya, korban yang mengenyam bangku kelas 1 sekolah dasar (SD) ini mengeluh kesakitan sepulang sekolah pada Kamis (22/6/2023).
Baca juga: Terbakar Dendam, Siswa 13 Tahun Kerap Dibully Teman Nekat Bakar Sekolah, Nilai Guru Jadi Pemicu
Sembari menangis di depan orangtuanya, dia mengaku dipukuli kakak kelasnya.
Setelah kejadian itu, korban mengalami demam dan kerap mengigau saat tidur.
Kemudian, B sempat menjalani perawatan di rumah sakit pada Selasa (27/6/2023).
Namun usai menjalani peawatan, korban dinyatakan meninggal dunia.
Cerita orangtua korban
Ibu korban, Yusraini menceritakan, setelah pulang sekolah anaknya datang ke lapak jualannya di depan Masjid Raya Al-Mashun, Kota Medan.
"Kami, kan jualan di Masjid Raya, Kota Medan, dia (korban) datang, berkata 'Mak, B dipukul' sambil menangis, dia sampai pucat (mukanya)," ujar dia, Rabu (28/6/2023).
Warga Kelurahan Masjid, Kecamatan Medan Maimun ini mengatakan, kakak kelas yang diduga menganiaya korban merupakan tetangganya sendiri.

Mengetahui hal itu, Yusraini langsung mengadukan perbuatan pelaku ke orangtuanya.
Namun, orangtua pelaku sempat membantah anaknya memukuli korban.
"Si anak ini (pelaku bilang) mana ada pukul si B, tapi aku pun nggak mau ribut-ribut ( sama orang tuanya). Cuma aku mau ngasih tahu (ke bapaknya)," kata dia.
Kendati demikian, Yusriani meyakini anaknya tak akan berbohong atas peristiwa tersebut.
Sakit demam tinggi
Dia mengatakan, setelah kejadian itu, malam harinya korban tiba-tiba mengalami demam tinggi selama dua hari.
Selain itu, anaknya juga masih mengeluhkan badannya terasa sakit.
Kemudian, dirinya pun memanggil tukang kusuk.
Baca juga: SAKIT HATI Sering Di-Bully, Pria di Surabaya Balas Dendam Curi Motor Teman Satu Kos
"Dia demam malamnya, selama dua hari, sudah turun panasnya. Dia bilang sakit badannya, saya bawa kusuk, nggak sakit lagi," ujar dia.
"Nggak ada nampak luka memar. Dia cuma mengeluh sakit tidak mau makan, cuma minum," sambung dia.
Mengigau saat tidur
Dia mengungkapkan, setiap malam anaknya kerap mengigau saat tidur.
"Semenjak dipukul itu, anak itu macam ketakutan, sudah gitu, waktu tidur malam sering ketakutan, kayak trauma gitu," ujar dia
Lantaran masih mengeluh sakit, pihak keluarga pun akhirnya membawa korban berobat ke Rumah Sakit Madani pada Selasa (27/6/2023).
Namun, pihak rumah sakit menolak biaya perobatan melalui BPJS lantaran B merupakan korban penganiayaan.
Lantaran keterbatasan biaya keluarga akhirnya membawa korban ke Rumah Sakit Pirngadi Medan.
5 pelaku perundungan

Yusriani mengaku sangat merasa terpukul kehilangan anak pertamanya itu.
Menurut dia, anaknya sempat menyebut ada lima pelaku yang melakukan perundungan.
"(Pelakunya) Dekat-dekat sini juga pak, tapi orangnya nggak bisa kita sebutkan pak, nanti merumitkan masalah. Saya maafkan siapapun yang menjahati anak saya itu pak, tapi saya gak ikhlas sakit hati ini pak," ujar dia.
"Gara-gara dipukuli orang, anak saya meninggal pak. Itu anak pertama pak, anak kebahagiaanku pak," tutur dia.
Baca juga: KISAH Wanita Menikah dengan Pria Tukang Bully Dirinya saat SMA, Kecelakaan Mobil Jadi Titik Balik
Polisi selidiki kasus
Kapolsek Medan Kota, Selvin Trianingsih mengatakan masih menyelidiki dugaan bullying yang dialami B.
"Mengenai kasus ini masih dalam penyidikan unit PPA Polrestabes Medan," kata dia, saat dikonfirmasi.
Jenazah korban sempat dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan untuk dilakukan autopsi.
Saat ini, jenazah telah dimakamkan di TPU Jalan Brigjend Katamso, Kota Medan.
Diolah dari artikel Kompas.com
(*)
(cr11/Tribun-medan.com)
Artikel diolah dari Tribun-Medan.com
Penulis: Alfiansyah
Sumber: Tribun Medan
Gak Kapok 4 Kali Dipenjara, Residivis Ini Ditangkap Lagi Kasus yang Sama, Bobol Rumah di Parepare |
![]() |
---|
Detik-detik Mahasiswa Jogja Ditikam Temannya saat Menginap di Magelang, Pelaku Mengaku Cemburu Buta |
![]() |
---|
Sosok Syarif Maulana Dosen Unpar Bandung Pelaku Kekerasan Seksual pada Mahasiswa, Kini Dinonaktifkan |
![]() |
---|
Aksi Perawat di Aceh Rudapaksa Siswi 15 Tahun, Kenal dari Aplikasi Kencan, Diimingi Dibelikan iPhone |
![]() |
---|
Pembunuhan Mahasiswi di Malang Jatim Baru Terungkap Setelah 1,5 Tahun, Pelaku Cucu Pemilik Kos |
![]() |
---|