Breaking News:

Gunung Merapi Masih Status Siaga, BPBD Klaten Imbau Pengungsi Tetap di TES Antisipasi Erupsi Susulan

BPBD Klaten imbau untuk para pengungsi untuk tetap berada di Tempat Evakuasi Sementara untuk mengantisipasi adanya erupsi susulan Gunung Merapi

TRIBUNJOGJA.COM / Almurfi Syofya
Kepala BPBD Klaten, Sip Anwar saat ditemui di TES Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Kamis (28/1/2021). 

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas.

Diprediksikan terjadi pada sektor selatan-barat daya yang meliputi sungai Boyong, Bedok, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh 5 kilometer.

Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.

Saat ini, masyarakat diimbau agar tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya.

Potret situasi Gunung Merapi pagi tadi, Rabu (27/1/2021).
Potret situasi Gunung Merapi pagi tadi, Rabu (27/1/2021). (Instagram BPPTKG)

Selain itu, masyarakat juga mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

Sementara untuk penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.

Untuk pelaku wisata, juga direkomendasikan untuk tidak melakukan kegitan di daerah potensi bahaya.

Sebelumnya diberitakan, Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran pada Selasa (26/1/2021).

Dalam pemantauan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mulai 18.00 WIB hingga 24.00 WIB, awan panas meluncur ke arah barat daya atau ke hulu Kali Krasak dan Kali Boyong.

"Awan panas guguran tercatat terjadi 11 kali," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam laporan tertulisnya, Rabu (27/1/2021).

Awan panas itu pertama kali terjadi pada pukul 18.26 WIB tercatat di seismogram dengan amplitudo 45 milimeter dan durasi 135 detik.

Tinggi kolom tercatat 300 meter. Sedangkan jarak luncur 1.300 meter ke arah barat daya hulu Kali Krasak dan Kali Boyong.

Pukul 19.03 WIB, awan panas guguran kembali terjadi. Tercatat di seismogram awan panas guguran dengan amplitudo 40 milimeter dan durasi 160 detik.

Tinggi kolom tak teramati karena cuaca berkabut, mendung dan hujan. Sedangkan estimasi jarak luncur 1.500 meter ke arah barat daya ke hulu Kali Krasak dan Kali Boyong.

Awan panas guguran kembali teramati terjadi pukul 19.46 WIB, tercatat di seismogram dengan amplitudo 41 milimeter dan durasi 131 detik. Estimasi jarak luncur 1.200 meter ke arah barat daya ke hulu Kali Krasak dan Kali Boyong.

Pukul 20.17 WIB, awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 41 milimeter dan durasi 141 detik. Estimasi jarak luncur 1.300 meter ke arah barat daya hulu Kali Krasak dan kali Boyong.

Setelah itu, pada pukul 20.38 WIB, kembali terjadi awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 41 milimeter dan durasi 159 detik. Estimasi jarak luncur 1.500 meter ke arah barat daya hulu Kali Krasak dan Boyong.

Pada pukul 21.38 WIB, awan panas guguran kembali terjadi di Gunung Merapi. Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 35 milimeter dan durasi 137 detik. Estimasi jarak luncur 1.200 meter ke arah barat daya ke hulu Kali Krasak dan Kali Boyong.

Awan panas guguran terjadi kembali pukul 21.40 WIB. Tercatat di seismogram dengan amplitudo 35 milimeter dan durasi 128 detik. Estimasi jarak luncur 1.200 meter ke arah barat daya ke hulu Kali Krasak dan kali Boyong.

Tak berselang lama, pada pukul 21.45 WIB terjadi kembali awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 36 milimeter dan durasi 142 detik. Estimasi jarak luncur 1.300 meter ke arah barat daya hulu Kali Krasak dan Kali Boyong.

Pada pukul 21.48 WIB, awan panas tercatat terjadi di Gunung Merapi. Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 25 milimeter dan durasi 108 detik. Estimasi jarak luncur 1,000 meter ke arah barat daya hulu Kali Krasak dan Kali Boyong.

Awan panas guguran kembali terjadi pukul 23.14 WIB, tercatat di seismogram dengan amplitudo 60 milimeter dan durasi 155 detik. Jarak luncur 1.500 meter ke arah barat daya hulu Kali Krasak dan Kali Boyong.

Pada pukul 23.29 WIB, awan panas guguran kembali terjadi. Tercatat di seismogram dengan amplitudo 60 milimeter dan durasi 158 detik. Estimasi jarak luncur 1.500 meter ke arah barat daya ke hulu Kali Krasak dan Kali Boyong.

Sampai saat ini BPPTKG masih menetapkan aktivitas Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer.

Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.

Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya selain itu mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

Penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.

Pelaku wisata direkomendasikan untuk tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi.

(TribunStyle.com/Nafis,TribunJogja.com,Kompas.com/Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Dalam 6 Jam, Gunung Merapi Keluarkan 11 Kali Guguran Awan Panas

Baca juga: Kumpulan Doa Terhindar dari Bencana Alam, Dijauhkan dari Banjir, Longsor, Gempa dan Gunung Meletus

Baca juga: Erupsi Gunung Semeru Timbulkan Hujan Abu Vulkanik di Probolinggo, Warga: Mata Perih Kena Abu

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
Gunung MerapiBPBDKlatenNafis Abdulhakim
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved