Kecelakaan Sriwijaya Air
LEBIH TRAGIS dari Kisah Lion Air, Relawan Sriwijaya Air Kelu Ditanya 'Bagaimana Jenazah Keluargaku'
Salah satu relawan sebut tragedi Sriwijaya Air lebih tragis dari kisah Lion Air. Selalu kelu seusai menyelam ditanya keluarga korban soal jenazah.
Editor: Monalisa
Selama misi pencarian, perahu karet RIB (Rigit Inflatable Boat) setiap hari hilir mudik menepi di KN Wisnu untuk mengantarkan temuan.
Sambil merokok, ia menceritakan hari pertama dan kedua pencarian adalah hari tersibuknya.
Sebab, sekitar 50 sampai 70 temuan datang silih berganti ke KN Wisnu.
"Beres briefing jam 8 pagi, kita udah bersiap memilah-milah temuan.
Hari pertama sibuk banget.
Enggak berhenti kita dari pagi sampai sore," lanjutnya.
Esa miris menyaksikan temuan-temuan yang berhasil diangkut.
Di antaranya, potongan tubuh manusia, sejumlah kartu identitas, tas dan serpihan pesawat.
Dengan mengenakan sarung tangan, ia pun harus memindahkan potongan tubuh yang terpisah dari satu kantong ke kantong lainnya.
Bau tak sedap menguar dari dalam kantong temuan kala ia sedang memindahkan.
Meski tidak ditersirat dari raut wajahnya, tetapi benaknya sedih harus memilah-milah anggota tubuh manusia yang tercerai berai itu.
Walakin, Esa tak ingin larut dalam kesedihan kala bertugas.
"Naluri kita sebagai manusia melihat kondisi itu ya sedih dan prihatin. Akan tetapi kita harus melaksanakan tugas dengan baik," tambahnya.
Hasil temuan yang sudah dipilah kemudian diantarkan menuju Jakarta International Container Terminal (JICT) II, Tanjung Priok untuk dibawa oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI).
Sempat menyelam
Di hari-hari terakhir pencarian, Esa sempat diminta menyelam untuk mencari puing-puing pesawat di bawah laut.
Ia menyelam hingga kedalaman 18 meter.
Baca juga: JENAZAH Bocah Korban Sriwijaya Air Berjaket Minnie Mouse Ditemukan, Terungkap Kisah Pilu sang Ibunda
Menyisir setiap lokasi dengan jarak pandang sekitar 2 sampai 3 meter selama kurang lebih 15 menit.
Suasana di dalam laut saat menyelam sudah bersih dari sebagian besar puing-puing seusai disapu oleh tim BSG.
Namun, ia sempat mengambil sejumlah temuan dari hasil penyelamannya itu.
"Saya bawa ke atas potongan kabel dan potongan puing kecil pesawat," ucapnya.
Seusai 13 hari berada di laut akhirnya misi pencarian dihentikan.
Esa dan rekan-rekannya bertolak dari perairan Kepulauan Seribu menuju daratan.
Ia pun kembali ke pangkuan keluarga tercinta.
Sebagian artikel ini telah tayang di GridStar dan Tribunjakarta.com dengan judul Kisah Pilu Relawan Penyelam Sriwijaya Air SJ-182, Teringat Kembali Pencarian Lion Air: Menurut Saya Ini Sulit..., Hati Anggota Basarnas Ini Terenyuh Melihat Sejumlah Perhiasan Korban Sriwijaya Air SJ-182
,