Sejarah Hari Ini
14 Maret Dalam Sejarah, Bung Hatta Wafat, Berselisih dengan Presiden Soekarno Semasa Hidup
14 Maret 1980 adalah hari wafatnya Bung Hatta sang Proklamator Republik Indonesia.
Penulis: Anggie Irfansyah
Editor: Agung Budi Santoso
Pemerintah Orde Baru memberikan gelar Pahlawan Proklamator kepada Bung Hatta pada 23 Oktober 1986, bersama dengan mendiang Bung Karno.
Kemudian, pada tahun 2012, Bung Hatta dan Bung Karno secara resmi ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tepatnya pada tanggal 7 November 2012.
(TribunStyle.com/Anggie)
• Kesaksian Meutia Hatta Tentang Sosok Bung Hatta: Ayah, Dia Sederhana
• Bung Hatta Sempat Surati Anak Soekarno, Isinya Tentang Wasiat Penting Bagi Masa Depan Indonesia
• Sejarah Mohammad Hatta - Tak Mau Pakai Fasilitas Negara Demi Kepentingan Pribadi, Ini Buktinya!

Kesaksian Meutia Hatta Tentang Sosok Bung Hatta: Ayah, Dia Sederhana
Diberitakan sebelumnya, putri Bung Hatta bersaksi soal sosok ayahnya. Seperti inilah kesaksian putri Sang Proklamator
Beberapa hari belakangan, nama Bung Hatta tiba-tiba menjadi perbincangan.
Bukan lantaran kiprahnya sebagai seorang proklamator dan negarawan, melainkan karena persoalan lain.
Tapi terlepas dari itu, kesederhanaan Bung Hatta memang kerap menjadi primadona. Soal ini, Intisari mendapatkannya langsung dari salah satu orang paling dekatnya: Meutia Hatta.
Seperti inilah kesaksian putri Sang Proklamator:
Tanggal 17 Agustus selalu merupakan tanggal yang khusus dalam keluarga kami.
Tidak saja karena hari itu merupakan hari ulang tahun kemerdekaan Rl, namun juga karena ayah kami, Bung Hatta, terlibat langsung dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan itu sendiri, sebagai salah seorang proklamator kemerdekaan RI.
Oleh karena itulah maka tanggal 17 Agustus kami lewati dengan kesan maupun kenangan tersendiri, baik kenangan yang manis maupun kenangan yang mengharukan.
Ikut upacara bendera
Untuk mengenang kembali kebersamaan anak dan ayah dalam merayakan hari kemerdekaan Indonesia, lembaran kenangan dalam ingatan saya dikembalikan hingga kurang lebih 34 tahun yang lalu.
Ketika itu ayah masih menjabat sebagai Wakil Presiden pertama RI.
Pada saat itu, Megawati Soekarnoputri dan saya, masing-masing sebagai putri pertama Presiden dan Wakil Presiden RI, dalam usia yang masih muda sekali, tujuh tahun, telah dilibatkan dalam upacara penaikan bendera pusaka di Istana Merdeka di pagi hari, dan juga pada penurunan bendera pusaka di sore harinya.