Sejarah Hari Ini
14 Maret Dalam Sejarah, Bung Hatta Wafat, Berselisih dengan Presiden Soekarno Semasa Hidup
14 Maret 1980 adalah hari wafatnya Bung Hatta sang Proklamator Republik Indonesia.
Penulis: Anggie Irfansyah
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNSTYLE.COM - 14 Maret 1980 adalah hari wafatnya Bung Hatta sang Proklamator Republik Indonesia.
Dr. (HC) Drs. H. Mohammad Hatta atau yang lebih dikenal dengan Bung Hatta adalah Pahlawan Nasional dan Proklamator Indonesia.
Bung Hatta lahir dengan nama Mohammad Athar di Bukitinggi, Sumatera Barat pada 12 Agustus 1902.
Selain dikenal sebagai proklamator, Bung Hatta juga dukenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia dan merupakan Wakil Presiden Pertama Indonesia.
Tetapi, ia mundur dari jabatan Wakil Presiden pada 1956 setelah berselisih dengan Presiden Soekarno.
- Pendidikan Bung Hatta

Bung Hatta menempuh pendidikan dasar di Sekolah Melayu Bukit Tinggi, kemudian pada 1913-1916 melanjutkan sekolahnya ke Europeesche Lagere School di Padang.
Saat berusia 13 tahun, Hatta telah lulus ujian masuk ke HBS atau sekolah setingkat SMA di Batavia (sekarang Jakarta).
Akan tetapi Ibunya menginginkan Hatta tetap berada di Padang karena usianya yang masih terlalu muda.
Akhirnya, Bung Hatta melanjutkan studi di Mulo Padang, kemudian pada 1919 ia pergi ke Batavia untuk melanjutkan sekolah di HBS.
Setelah menyelesaikan studinya, pada 1921 ia pergi ke Rotterdam, Belanda untuk melanjutkan studi mempelajari ilmu perdagangan/bisnis di Nederland Handelshogeschool.
- Bung Hatta Wafat

Pada tanggal 14 Maret 1980, Proklamator Republik Indonesia Bung Hatta meninggal dunia setelah beberapa hari sakit.
Bung Hatta wafat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta pada usia 77 tahun.
Semasa hidupnya, Bung Hatta sudah dirawat di rumah sakit sebanyak 6 kali, yaitu pada tahun 1962, 1967, 1971, 1976, 1979 dan yang terakhir kalinya pada 1980.
Setelah wafat di rumah sakit, Bung Hatta lalu disemayamkan di rumahnya di Jalan Diponegoro 57, Jakarta.
Bung Hatta kemudian dikebumikan di TPU Tanah Kusir Jakarta dan dikebumikan dengan upacara kenegaraan yang dipimpin oleh Wakil Presiden saat itu, Adam Malik.
- Ditetapkan menjadi pahlawan nasional
