Awalnya, Hong tidak jujur, tetapi dia kemudian mengakui perbuatannya.
Selama penyelidikan, pihak berwenang menentukan bahwa Phan Duc Hong telah mengikuti kursus pelatihan dasar tentang pembesaran payudara kosmetik di Rumah Sakit Kedokteran dan Farmasi Universitas - Universitas Kedokteran dan Farmasi Kota Ho Chi Minh pada tahun 2011 dan diberikan sertifikat.
Namun, sertifikat ini tidak berlaku untuk menyatakan bahwa mahasiswa tersebut bisa langsung melakukan operasi pembesaran payudara.
Hong belum disetujui oleh Departemen Kesehatan Kota Ho Chi Minh untuk melakukan teknik yang berkaitan dengan operasi plastik di fasilitas pemeriksaan dan perawatan medis manapun.
Mengenai tanggung jawab perdata, setelah kasus terjadi, suami korban meminta Hong
untuk membayar ganti rugi biaya pemakaman, kehilangan jiwa dan tunjangan anak dengan total lebih dari 2,1 miliar VND atau dekitar Rp1,3 miliar.
(TribunStyle.com/Putri Asti/Gigih Panggayuh)