TRIBUNSTYLE.COM - Duka mendalam dirasakan oleh keluarga dan istri Pratu Miftahul Arifin yang gugur diserang Kelompok Separatis Teroris (KST) Papua saat mencari pilot Susi Air.
Diketahui, Pratu Miftahul Arifin merupakan anggota tim Badak 3 Pos Mugi Satgas Yonif Rider 321/GT.
Istri Pratu Miftahul, Aziza tak bisa menahan tangis kala mendengar kabar suaminya menjadi korban serangan KST.
Sebelum meninggal, Pratu Miftahul ternyata sempat mengungkap pesan terakhirnya.
Lantas, apa pesan terakhir Pratu Miftahul Arifin?
Baca juga: PESAN Terakhir Tukang Ojek yang Ditembak KKB, Sebelum Tewas Telepon Keluarga, Tatapan Istri Kosong
Kepergian Pratu Miftahul Arifin meninggalkan duka mendalam bagi istrinya, Aziza.
Kini, sang istri harus membesarkan anak semata wayangnya, buah cinta dengan Pratu Miftahul Arifin sendirian.
Aziza pun tak kuasa menahan kesedihan karena harus ditinggal untuk selama-lamanya oleh sang suami.
Istri anggota tim Badak 3 Pos Mugi Satgas Yonif Rider 321 GT Kostrad itu tampak menangis.
“Semoga lekas ketemu,” ujar Aziza kepada wartawan, Senin (17/4/2023).
Aziza berharap ketika sudah ketemu, sang suami dapat segera di evakuasi dan bisa di semayamkan di rumah duka.
Aziza mengaku awal tahu sang suami gugur ketika dia ditelepon dari kantor Yonif Rider 321 GT Kostrad menyatakan bahwa telah terjadi kontak senjata 2 hari dengan KKB.
“Nahasnya suami saya yang menjadi korban. Dari informasi sudah ditemukan titik lokasi jenazah.
Tapi masih belum bisa dievakuasi,” kata Aziza.
Menurutnya, terakhir komunikasi pasa tanggal 5 April 2023 lalu. Saat itu almarhum Pratu Miftahul meminta doa.