Pandemi

Protokol Kesehatan Jangan Kendor! Covid-19 Varian Delta Bisa Menyebar Seperti Penyakit Cacar Air

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ganasnya Covid-19 varian Delta bisa menyebar seperti cacar air, jangan sampai kendor protokol kesehatan.

TRIBUNSTYLE.COM - Ganasnya Covid-19 varian Delta bisa menyebar seperti cacar air, jangan sampai kendor protokol kesehatan.

Varian Delta, awalnya dikenal sebagai B.1.617.2 adalah kemungkinan varian Covid-19 yang berada di balik ganasnya gelombang kedua virus corona.

Varian baru tersebut saat ini merupakan strain dominan di seluruh dunia yang hadir di lebih dari 100 negara.

Ketika varian Delta Covid-19 memperkuat cengkeramannya di seluruh dunia, para ahli telah memperingatkan bahwa varian ini dapat menyebar seperti cacar air (chicken pox) dan memiliki kemampuan untuk menyebabkan komplikasi kesehatan yang parah.

Ilustrasi mutasi virus corona. (Shutterstock/Polina Tomtosova)

Baca juga: KENALI Gejala Covid-19 Varian Delta Plus yang Sulit Ditangani Tim Medis, Ada Perubahan Warna di Jari

Baca juga: KENALI 10 Gejala Covid-19 Varian Delta pada Anak-anak, dari Sakit Perut hingga Selera Makan Hilang

"Varian Delta dari virus corona dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada semua versi virus lainnya yang diketahui dan menyebar semudah cacar air," kata otoritas Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat.

Mereka juga telah menyatakan bahwa pertama kali diidentifikasi di India, varian Delta Covid-19 sangat menular dan dapat menghindari kekebalan orang yang divaksinasi penuh pada tingkat yang sama dengan orang yang tidak divaksinasi.

Dalam studi terbarunya, CDC telah menyatakan bahwa orang yang divaksinasi yang terinfeksi Covid-19 atau yang disebut infeksi terobosan (infectious breakthrough) membawa jumlah virus corona yang sama dengan mereka yang tidak divaksinasi.

Menurut para peneliti, infeksi varian Delta menghasilkan jumlah virus di saluran udara yang sepuluh kali lipat lebih tinggi daripada yang terlihat pada orang yang terinfeksi varian Alpha, yang juga sangat menular.

 

Menyusul lonjakan tiba-tiba dalam jumlah kasus yang terinfeksi varian Delta Covid-19, CDC telah merekomendasikan masker dalam ruangan untuk semua orang (bahkan mereka yang divaksinasi lengkap).

Badan tersebut mengutip risiko penyebaran varian Delta yang sangat menular, bahkan di antara orang yang divaksinasi.

Ya, meskipun penelitian telah mengklaim bahwa varian Delta Covid-19 mungkin dapat menghindari kekebalan bahkan untuk individu yang divaksinasi penuh, para ahli tetap menganjurkan vaksinasi.

Sebab, menerima vaksin Covid-19 dapat mengurangi tingkat keparahan infeksi virus.

"Vaksin mencegah lebih dari 90% penyakit parah, tetapi mungkin kurang efektif dalam mencegah infeksi atau penularan.

"Oleh karena itu, masih ditemukan infeksi terobosan dan penyebaran, meski dalam komunitas yang telah divaksinasi sekalipun," kata sebuah dokumen oleh CDC. 

Kabarnya Tak Mempan Obat hingga Vaksin Covid-19

Sebelumnya, sudah muncul lebih dulu varian Alpha, Beta, Delta, Eta, Iota, hingga Kappa.

Setelah itu, varian Delta bermutasi dan melahirkan varian baru, yakni Delta Plus.

Lembaga Biologi Molekuler Eijkman menyebut varian Delta Plus atau  B.1.617.2.1 atau AY.1 ditemukan di Jambi dan Mamuju.

"Iya. Kita temukan varian Delta Plus di Jambi dan Mamuju," kata Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof Amin Subandrio dikutip dari Kompas.com, Rabu (28/7/2021).

Varian Delta bermutasi dan melahirkan varian baru, yakni Delta Plus. (Pixabay)

Baca juga: KENALI 10 Gejala Covid-19 Varian Delta pada Anak-anak, dari Sakit Perut hingga Selera Makan Hilang

Baca juga: Mengapa Covid-19 Varian Delta Jauh Lebih Menular Ketimbang Virus Corona? Ini Kemungkinan Penyebabnya

Konon, varian Delta Plus ini lebih berbahaya dan lebih mematikan.

Bahkan varian Delta Plus dikabarkan kebal terhadap obat dan vaksin Covid-19.

Menurut Kepala Ilmuwan WHO Dr Soumya Swaminathan varian Delta Plus lebih berbahaya dibandingkan varian Delta.

"Disebut plus karena memiliki mutasi lain, yang juga terlihat pada varian Beta dan Gamma, yang berpotensi juga berdampak pada pembunuhan antibodi virus," tulsi Soumya dalam Twitter WHO.

Ia juga menyebutkan bahwa varian Delta Plus lebih mematikan.

"Jadi ada sedikit kekhawatiran bahwa strain ini mungkin menjadi lebih mematikan karena resisten terhadap vaksin dan obat," tambahnya.

Kendati demikian, gejala varian Delta Plus dengan varian Delta tidak jauh berbeda.

 

Dilansir dari Hindustan Times, ada beberapa gejala varian Delta Plus, antara lain:

-Batuk

-Diare

-Demam

-Sakit kepala

-Ruam kulit

-Perubahan warna pada jari tangan dan kaki

-Nyeri dada

-Sesak napas

-Sakit perut

-Mual

-Kehilangan nafsu makan.

Meski begitu, Soumya mengatakan WHO akan terus mengawasi varian Delta Plus.

(Soesanti Harini/Nikita Yulia/GridHealth)

Artikel ini telah tayang di GridHealth berjudul Varian Delta Masih Jadi Ancaman, Dapat Menyebar Seperti Cacar Air, Pada Ahli Ingatkan Jangan Kendor Lakukan Prokes dan Terus Bermutasi, Muncul Varian Delta Plus Lebih Mematikan, Kebal Obat dan Vaksin Covid-19

Simak artikel terkait penyembuhan Covid-19 lainnya di sini