Virus Corona

Terlalu Lucu Hingga Buat Penjenguk Rebutan Gendong, Bayi 40 Hari Positif Corona & Meninggal Dunia

Editor: Monalisa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi jenazah bayi

Pasalnya, di kecamatan tempat tinggal korban diketahui banyak warga yang berstatus pasien dalam pemantauan (PDP) dan positif corona, namun tetap beraktivitas.

Meski sempat mendapat perawatan medis di RSUD, namun bayi tersebut kondisinya diketahui terus memburuk dan akhirnya meninggal dunia pada usia 40 hari.

"Kemarin jenazahnya sudah dimakamkan," terang Sigit Priyono dalam rilis yang disampaikan kepada Kompas.com.

Bayi PDP Corona Meninggal, Ibunda Pilu Putrinya Dimakamkan Masih Pakai Pempers & Terbungkus Plastik

Kejadian serupa juga sempat terjadi pada bayi asal Buton Tengah, Sulawesi Tenggara yang meninggal dunia setelah berstatus PDP virus corona.

La Nguna dan Hardiah, warga Desa Matara, Kecamatan Mawasangka, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara berduka karena Sulfiah, bayinya yang berusia 3 bulan meninggal dunia.

Sang bayi meninggal dengan status PDP pada Kamis (9/4/2020) pukul 06.0 Wita.

Bayi yang berstatus PDP virus corona ini dibawa orangtuanya pada Rabu (8/4/2020) karena sesak napas.

Bayi tiga bulan tersebut memiliki gejala Covid-19 dan mengalami penurunan kesadaran karena pneumonia berat.

Sedangkan informasi dari keluarga, sepupu sang ibu baru pulang dari Kalimantan.

“Awalnya ditangani dengan baik, namun ada perawat yang lihat sepupu saya dari Kalimantan, mereka sudah curiga berlebihan,” ujar La Nguna.

• Satu Keluarga Positif Corona di Magetan Diam-diam Kabur ke Kallbar, Sudah Ditemukan Begini Nasibnya

• MENGAPA China Dituntut Banyak Negara? Ini Kecerobohan Besarnya Soal Corona Bikin Sedunia Menderita

Ilustrasi (Istimewa)

Menurut La Nguna, saat kondisi anaknya semakin memburuk, ia sempat memohon agar ada yang menangni Sulfiah. Namun seorang perawat mengaatakan dokter tak mengizinkan masuk ke ruangan.

"Ada perawat bilang tidak berani masuk karena dokter tidak mengizinkan masuk ke sana,” ucap La Nguna.

Ia kemudian mendapatkan penjelasan jika anak ketiganya itu memiliki gejala Covid-19.

"Dari situ saya sudah putus asa dan kecewa, mereka tidak mau menangani anak saya,” tutur dia.

Halaman
1234