Taiwan Umumkan Nol Kasus Corona Sebulan Terakhir, Inilah Strategi Sukses yang Diambil Pemerintah

Penulis: Heradhyta Amalia
Editor: Triroessita Intan Pertiwi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Upaya cegah penyebaran virus corona di Taiwan.

TRIBUNSTYLE.COM - Pemerintah Taiwan mengumumkan kasus corona atau Covid-19 di negaranya nihil, inilah strategi sukses yang dipilih oleh negara Naga Kecil Asia. 

Kabar mengejutkan bagi banyak orang datang dari negara Taiwan.

Pasalnya negara tersebut mengumumkan jika tak menemukan kembali kasus Covid-19 yang artinya nol kasus baru. 

Kondisi itu diketahui selama sebulan terakhir seperti dilansir dari Taiwan News.

Sesuai dengan pernyataan yang diutarakan Menteri Kesehatan Taiwan sekaligus Pusat Komando Epidemi Sentral Taiwan (CECC), Chen Shih-chung dalam sebuah konferensi pers, Jumat (17/4/2020). 

Chen menyebut bahwa ini adalah pertama kalinya mereka tak lagi mencatat kasus corona di wilayah Taiwan.

Pemerintah Akan Rilis Aplikasi Untuk Memantau Penyebaran Covid-19 di Indonesia Pekan Depan

Harapan Baru di Tengah Darurat Corona! Pemerintah Jokowi Buka Peluang Diskon Untuk Listrik 1.300 VA

Perwakilan pihak kesehatan menyampaikan, kasus corona terakhir yang tercatat adalah sebulan lalu.

Adanya kabar ini pun direspon warga Taiwan dengan sorak sorai bahagia mendengarnya. 

Namun, Taiwan kini masih memiliki 393 kasus virus corona, enam kematian, dan 124 pasien sembuh. 

Dari total kasus keseluruhan, sejumlah 338 kasus di antaranya imported case, yakni penularan virus dari warga asing atau mereka yang baru datang dari luar negeri.

Sebagian besar kasus corona di Taiwan diimpor dari negara Eropa, sejumlah negara di Asia, dan Amerika Utara.

Ilustrasi virus corona (freepik)

Strategi sukses yang diterapkan di Taiwan

Dalam sebuah laporan yang tertulis di Journal of American Medical Association (JAMA) bulan lalu mengatakan pemerintah Taiwan menerapkan pembelajaran dari pengalamannya dengan wabah SARS pada tahun 2003 silam. 

"Tim pejabat yang terlatih dan berpengalaman dengan cepat mengenali krisis dan mengaktifkan struktur manajemen darurat untuk mengatasi wabah yang muncul,

Melalui pengakuan awal krisis, pengarahan harian kepada publik, dan pesan kesehatan yang sederhana,

Pemerintah dapat meyakinkan kembali publik dengan memberikan informasi yang tepat waktu, akurat, dan transparan mengenai epidemi yang berkembang,

Taiwan adalah contoh bagaimana masyarakat dapat merespons dengan cepat terhadap krisis dan melindungi kepentingan warganya," sebagaimana yang tertulis di jurnal Amerika. 

Sementara itu, menurut laporan Anadolu Agency, Taiwan sejauh ini memang belum melakukan penguncian wilayah, dan kehidupannya relatif normal dengan sekolah dan bisnis berjalan seperti biasa.

Akan tetapi, pemerintah telah menyerukan seluruh warga untuk memakai masker saat keluar rumah serta menjalankan protokol pencegahan Covid-19.

Langkah yang diambil negara Taiwan ini terjadi pada tindakan awal pencegahan kala virus corona muncul pertama kali di China.

Mereka melakukan intervensi non-pengobatan atau Non-Pharmacetical Intervention (NPI) pada masyarakatnya.

Adanya NPI yang dimaksud adalah contact tracing, isolasi orang yang sakit, karantina, pada orang-orang yang terinfeksi sejak awal, sehingga penyebarannya tidak meluas dan berhasil dikendalikan.

POPULER Disiplin Karantina Mandiri 3 Pekan, Wanita Ini Tertular Corona Karena Hal Sepele

Kabar Baik! Tingkat Kematian Corona Turun 6 Kali Lipat Berkat Vaksin BCG, Apa Itu? Ini Penjelasannya

Sebelumnya Taiwan telah mengirim surat kepada WHO mengenai Covid-19

Sekretaris Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers di Jenewa pada 30 Januari 2020. Tedros mengumumkan status darurat dunia atas virus corona yang hingga saat ini, sudah membunuh 212 orang di China. (arstechnica.com)

Taiwan diketahui terlebih dahulu melakukan tindakan kesiapsiagaan Taiwan.

Kasus corona sebenarnya sudah terlihat kala mereka jadi pihak pertama yang memberi informasi ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seperti dilansir dari Fox News.

Rupanya, Taiwan selama ini sudah mengirim peringatan bahaya soal virus corona kepada WHO sejak Desember 2019 lalu.

Namun menurut Taiwan, WHO saat itu justru tak terlalu menggubris laporan corona yang dikirim dan menganggapnya hanya sebagai angin lalu.

Bukan cuma sekadar klaim belaka, Taiwan kemudian memperlihatkan bukti surat elektronik (surel) alias email kepada WHO.

Laporan CDC Taiwan yang dikirim ke WHO (Fox News)

Email yang dikirim oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Taiwan kepada WHO tertanggal 31 Desember 2019.

Dalam tulisan tersebut menyatakan bahwa Taiwan memperingatkan WHO untuk bersikap dan waspada,

Serta segera mengambil langkah siaga dengan virus corona, karena memiliki potensi penularan antar manusia

Email dikirim usai China menemukan tujuh kasus pneumonia atipikal di Wuhan.

Akan tetapi saat itu Taiwan belum bisa bereaksi banyak, karena di negaranya belum ditemukan kasus virus tersebut.

Keterlambatan inilah, Taiwan kemudian menuding WHO telah meremehkan tingkat keparahan dan penyebaran virus corona.

Adanya email inilah, belum lama WHO disudutkan banyak pihak, termasuk Amerika Serikat di bawah kendali Donald Trump.

Atas laporan Taiwan ini, Trump pun memerintahkan untuk menarik dana kontribusi untuk WHO.

Selama ini, Amerika memang tercatat sebagai donator terbesar WHO. (TribunStyle.com/Heradhyta Amalia)

UPDATE Corona Dunia: 2,1 Juta Terinfeksi, AS Tertinggi, Indonesia Terus Meningkat Menuju Ramadan

Aplikasi HP Covid Voice Detector Bisa Deteksi Corona dari Suara Batuk, Ini Penjelasan Peneliti AS

Tags: