"Saya pribadi termasuk seluruh anggota legislatif agar bersama-sama dengan kesadaran untuk inisiatif secara pribadi membantu mengumpulkan dana," kata Dedy.
Dedy mengatakan, selain menutup akses masuk ke dalam kota, juga menutup akses ke sejumlah titik keramaian seperti alun-alun, dan tempat keramaiannya lainnya.
"Pemblokiran jalan, dan pemadaman lampu jalan protokol seluruh kota di malam hari akan diberlakukan misal di jam banyak masyarakat masih berkumpul," kata Dedy.
Sementara hingga Kamis (26/3/2020) Dinas Kesehatan Kota Tegal mencatat ada 41 Orang Dalam Pemantauan (ODP), 13 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang dirawat di rumah sakit Kota Tegal, 1 orang PDP meninggal dunia, dan 1 positif Covid-19.
Ganjar Minta Kepala Daerah Berhati-hati Gunakan Istilah Lockdown
Kabar penerapan local lockdown yang dilakukan Wali Kota Tegal rupanya langsung mendapat respon dari Gubernur jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan status Kota Tegal sebenarnya bukan lockdown tapi hanya isolasi terbatas.
"Saya sudah klarifikasi, sudah ada penjelasan soal itu. Intinya itu bukan lockdown, hanya isolasi terbatas agar masyarakat tidak bergerak bebas.
Sampai tingkat itu saja," jelas Ganjar di Semarang, Jumat (27/3/2020).
Menurut Ganjar, bahwa yang terjadi di Tegal tidak seseram seperti yang diberitakan.
Dirinya sudah konfirmasi langsung kepada Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono melalui Wakilnya terkait keputusan yang diambil.
• Berjuang Lawan Corona, Andrea Dian Tebar Senyum Semangat: Kekuatan-Mu Lebih Besar dari Kelemahanku
"Saya sudah komunikasi dengan Wakil Wali Kota, saya telepon Wali Kota nampaknya masih sibuk.
Sudah ada penjelasan niatnya ternyata baik.
Karena di Tegal sudah ada yang positif corona setelah pergi dari Jakarta naik kereta ke Tegal," jelasnya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta seluruh Bupati/Wali Kota untuk lebih berhati-hati menyikapi persoalan virus corona.