Virus Corona

Virus Corona Bisa Mati Jika Terkena Terik Matahari & Sabun? Simak Penjelasan dari Ahli Mikrobiologi

Penulis: Heradhyta Amalia
Editor: Delta Lidina Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi virus corona atau Covid-19

Pembahasan dalam kanal YouTube Gubernur Jateng ini juga menyangkut penyemprotan disinfektan di tempat umum dan alasan anak sekolah diliburkan selama 14 hari.  (TribunStyle.com/Heradhyta Amalia) 

Anak-anak Jarang Terkena Virus Corona (Bobo.Grid.ID)

Bayi dan Anak-anak Jarang Terkena Virus Corona

Di Indonesia, pasien virus corona terus bertambah dari hari ke hari.

Hingga Senin (23/3/2020) jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia berjumlah 579 kasus.

Ada 48 pasien virus corona dinyatakan meninggal dunia.

Sedangkan 30 pasien sudah dinyatakan sembuh.

Jumlah tersebut disinyalir akan terus meningkat.

Sebagian dari kasus tersebut ternyata juga ada yang menimpa bayi.

Namun kasus Covid-19 pada bayi dan anak-anak tergolong rendah dibandingkan dengan orang dewasa dan lansia.

Coronavirus. (Freepik)

Sebelum virus ini sampai ke Indonesia, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memang sudah meneliti bila wabah ini akan jarang menyerang bayi dan anak-anak.

Mengapa demikian?

Mengutip dari NewYorkTimes, sebagian besar pengidap virus corona ternyata berusia 45-56 tahun.

Usia tersebut dianggap merupakan usia yang memiliki risiko tinggi terinfeksi virus corona.

Sementara itu kasus infeksi Covid-19 jarang ditemukan pada bayi dan anak-anak.

Dalam laporan yang ditulis New York Times beberapa waktu lalu, Dr Malik Peiris mengungkap bila bayi dan anak tetap bisa terinfeksi, namun risikonya sangat rendah.

"Dugaan saya adalah orang yang lebih muda tetap bisa terinfeksi, tetapi mereka mendapatkan risiko yang relatif lebih ringan,” kata Dr Malik Peiris, Kepala Virologi di Universitas Hong Kong, yang telah mengembangkan tes diagnostik untuk virus corona.

Bayi di Wuhan terlahir terinfeksi virus corona, sembuh tanpa obat setelah 17 hari dan jadi lebih gemuk. (mirror)
Halaman
123