Dia mengaku seluruh tulangnya sakit, sampai-sampai dia tidak bisa bangun dari kasurnya.
Bila dia memaksa untuk bangun, selain rasa sakit dia juga akan terus batuk-batuk.
Connor juga bercerita tentang seekor kucing yang berkeliaran di apartemennya.
Kucing itu tampak sedang sakit, tetapi menolak makanan yang ia berikan.
Setelah wabah Covid-19 ini merebak, kucing malang tersebut mati di hari ke-11 wabah di Wuhan.
Bagaimanapun juga yang dilakukan Connor hanyalah tetap tenang.
Ajaibnya, perlahan-lahan kondisinya membaik dengan sendirinya.
Seakan-akan flu yang ia derita berminggu-minggu itu sudah hilang.
Tetapi, hari berikutnya dia merasa sesak bahkan saat dia berjalan ke kamar mandi napasnya terengah-engah dan kelelahan.
"Aku berkeringat, kepanasan, pusing, dan menggigil."
"Televisiku nyala, tapi aku tidak bisa menikmatinya. Ini adalah mimpi buruk," lanjut Connel.
Pada 6 Desember sore waktu Wuhan, dia merasa seakan mati lemas.
• Hand Sanitizer Jadi Mahal Gegara Virus Corona? Tenang, Begini Cara Bikin Kertas Sabun Antiseptik
• Mudah Bisa Bikin Sendiri, Ini Cara Mengolah Jahe, Kunyit & Temulawak untuk Tangkal Virus Corona
• Sesalkan Ucapan Wali Kota Depok, Tetangga WNI Corona Murka: Tak Boleh Ngantor, Anak Dilarang Sekolah
"Aku belum pernah sakit seperti ini selama aku hidup."
"Aku tidak bisa ambil napas lebih dari satu tarikan napas, dan ketika aku bernapas paru-paruku terasa seperti tas kertas yang kusut."
"Aku perlu ke dokter," jelasnya.
Kendati demikian, dia ragu memanggil ambulans karena biaya yang mahal.