Selain itu, Julie juga menjelaskan bagaimana interaksi yang dia hadapi di ruang isolasi.
Julie menyebut, dirinya diperbolehkan untuk menggunakan ponsel, baik untuk mengirim pesan maupunĀ video call.
Namun, dia tidak melakukan kontak langsung dengan manusia.
"Aku hampir merasa seperti ingin mengetuk dinding dan berbicara dengan pasien di ruangan sebelah, hanya untuk ngobrol dengan manusia," ujar Julie.
Perjuangannya tak hanya sampai di situ.
Julie juga sempat mengalami masa kritis.
"Satu hal sulit yang aku hadapi adalah bernapas," ungkapnya.
"Paru-paruku menjadi sesak, benar-benar berusaha untuk bernapas," sambung Julie.
Ketika masa kritis, hari-harinya seketika berubah.
Dia bahkan tidak sadar bagaimana dirinya berusaha bernapas.
"Itu sangat melelahkan, mencoba bangun dari ranjang ke kamar mandi sekitar lima meter," ucapnya.
"Hanya berjalan ke kamar mandi saja butuh perjuangan," imbuh Julie.
Kala itu, yang Julie rasakan hanyalah tidak mampu berjalan lama-lama.
Sebab, untuk bernapas pun dia tersengal-sengal.
Jika Julie lelah, ia segera duduk.