BJ Habibie Meninggal Dunia

Tetap Berkarya Hingga Tutup Usia 83 Tahun, BJ Habibie Rutin Lakukan Olahraga Ini di Masa Tua

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden ke tiga Indonesia, BJ Habibie di usia senja masih kelihatan bugar sebelum kondisi tubuhnya makin menurun dan meninggal di usia 83 tahun.

Suami Hasri Ainun Besari ini bahkan masih menelurkan berbagai karya dan juga mendampingi pergerakan para kaum milenial. 

BJ Habibie ternyata gemar melakukan satu olahraga ini selama masa tuanya. 

TRIBUNSTYLE.COM -  Kabar duka merundung Indonesia, Ibu Pertiwi lagi-lagi kehilangan salah satu putra terbaik dengan jasa tak terhitung.

Adalah sosok Bacharuddin Jusuf Habibie, cendikiawan sekaligus Presiden ke-3 Republik Indonesia, berpulang untuk selamanya pada Rabu (11/9/2019) petang.

Mengutip Kompas.com, BJ Habibie dikabarkan meninggal dunia saat menjalani perawatan intensif di RSPAD Gatot Subroto Jakarta.

Mengenang sosok BJ Habibie, tentunya tak bisa kita lepaskan dari jasa-jasanya di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan.

Putra kebanggaan Parepare, Sulawesi Selatan tersebut memang dikenal sebagai insinyur sukses di bidang penerbangan.

Ilham Akbar Sebut Habibie & Ainun Kini Bisa Bersatu, Tertangkap Ekspresi SBY Menunduk Lesu ke Bawah

Kesaksian Penggali Kubur Makam BJ Habibie, Bersebelahan dengan Ainun, Tanahnya Bagus Gak Ada Batu

Perankan BJ Habibie dalam Film, Reza Rahadian Selalu Ingat Nasihat Cinta Presiden ke-3 Indonesia

Foto SBY-Ani, dan Habibie (Instagram kolase dari @aniyudhoyono dan @b.jhabibie)

Bahkan ia pun menyelesaikan pendidikannya di Jerman dengan predikat summa cum laude di bidang konstruksi pesawat terbang.

Sepak terjangnya di dunia politik maupun ilmu pengetahuan sudah tak diragukan lagi.

Kariernya sebagai seorang pakar teknologi pesawat terbang tak bisa diremehkan, bahkan bisa disebut sangat cemerlang.

Melansir Tribun News, teori yang diciptakan olehnya, Teori Keretakan atau Crack bahkan digunakan di seluruh dunia.

Teori yang juga dikenal sebagai Faktor Habibie tersebut merupakan gebrakan di dunia konstruksi pesawat terbang, menentukan titik rawan di mana badan pesawat terbang paling rawan.

Hebatnya lagi, teori ini ditemukan Habibie pada tahun 1960-an, ketika teknologi pesawat terbang belum semaju sekarang.

Penilaian Habibie Soal Teaser & Trailer Film Habibie & Ainun 3, Manoj Punjabi: Kado Terakhir Saya

Kisah BJ Habibie Meminta Rombongan Mobil Putar Balik demi Secangkir Kopi, Ini Ibumu yang Buat

Kisah BJ Habibie Hendak Diracun, Eks Ajudan Sampai Tidur di Bawah Tempat Tidur, Bersenjata Lengkap

Penemuannya itu bahkan bisa mengurangi risiko pesawat jatuh, karena memperhitungkan keretakan body pesawat yang bisa menyebabkan kecelakaan fatal.

Halaman
12