Suntik Payudara di Salon, Gadis Asal Sleman Berakhir Tewas, Sempat Muntah-muntah Badan Gemetar
Fakta gadis muda meninggal dunia usai suntik payudara di sebuah salon Sleman, Yogyakarta.
Editor: Putri Asti
Sampai akhirnya, beberapa tenaga medis tersebut menggunakan alat vakum dan berhasil mengeluarkan kepala bayi yang tertinggal.
Sebelum kepala bayi itu dikeluarkan, MS sempat meminta duduk untuk istirahat.
Saat duduk, di depannya ia melihat badan bayi yang baru saja dilahirkannya tanpa kepala.
“Saya tidak bisa ngomong. Perasaan campur aduk. Sementara kepalanya masih di dalam perut,” ucapnya.
Usai dilakukan proses persalinan dengan kondisi kepala bayinya yang terpisah dari badan, menurut suami-istri itu, pihak rumah sakit tak menjelaskan apa-apa sampai saat ini.
Dari IGD, MS segera di rawat inap dan dipindah ke ruangan.
Kemudian keesokan harinya, Senin, 15 April 2024, MS malah diminta pulang oleh perawat jaga.
“Saya padahal masih pusing, badan masih lemas. Tapi perawat meminta pulang karena sudah aman katanya,” tutur MS yang baru melahirkan bayi pertama dari suaminya, HS.
Bahkan permintaan perawat itu menurut MS terkesan kasar.
Ia dipaksa harus bisa dan harus kuat.
“Aku pang dijahit juga, sampai area pantat lagi,” kata MS meniru perkataan perawat yang memintanya keluar itu.
Ia bersama suaminya pun terpaksa ke luar dari rumah sakit karena diminta oleh salah perawat di sana.
Sementara jenazah bayi, kepalanya sudah dijahit ke badannya dan disemayamkan di dekat rumah orangtuanya.
Selama di rumah, MS merasakan perasaan campur aduk.
Ia tak rela bayi yang dikandungnya selama sembilan bulan lahir dalam keadaan tragis dan meninggal dunia.
Bahkan tanpa penjelasan sama sekali dari pihak rumah sakit.
“Sedih, menangis dan terbayang terus. Akhirnya pada Jumat, 19 April, saya dan suami memutuskan melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian,” katanya.
Setelah melapor, ia diminta untuk menjalani visum di Rumah Sakit Bhayangkara Banjarmasin.
Saat divisum, dokter mengatakan kepada MS bahwa jahitan di area kewanitaannya terbuka dan terkesan dijahit sembarangan.
MS diminta dokter untuk rawat inap di rumah sakit kepolisian itu. Beruntungnya, RS Bhayangkara bisa menerima pasien Kartu Indonesia Sehat.
Jahitan yang terbuka itu pun kembali dijahit ulang oleh tenaga medis di Rumah Sakit Bhayangkara.
Sampai saat ini, pihak rumah sakit sama sekali tidak menghubungi MS, semata-mata sebagai itikad baik untuk menjelaskan kenapa hal itu terjadi pada almarhum bayinya.
Menurutnya, kepolisian sudah memanggil beberapa pihak di rumah sakit untuk dimintai keterangan. Begitupun ia dan suaminya.
Baca juga: Nasib Nenek Bikin Bayi Meninggal Usai Dipijat di Klaten Jateng, Ngeyel Tak Salah, Sebut Sudah Takdir
Ada keterangan dari pihak rumah sakit yang didengar MS berbeda dengan yang ia alami.
“Mereka mengatakan bahwa bayi itu sudah meninggal, delapan jam sebelum proses melahirkan itu berlangsung. Padahal, saat saya datang ke Ulin, detak jantung bayi itu masih ada,” ungkap MS.
Ia tidak terima atas kejadian yang ia alami itu.
Ia merasa prosesi persalinan yang dilakukan tenaga medis di Rumah Sakit Ulin Banjarmasin terkesan sembarangan.
“Kalau meninggal biasa saja saya tak masalah,” tukasnya.
Begitupun dengan suaminya, HS yang merasa jengkel atas kejadian tersebut.
“Ini anak pertama saya. Di kira sehat aja pas lahir, rasanya senang. Eh ternyata malah begini,” pungkas dengan nada kecewa.
Diolah dari artikel TribunJateng.com dan BanjarmasinPost.co.id
Sumber: Tribun Jateng
| Surat Pilu Provokator Mabes Polri: Dari Kampus Elit ke Rutan Bambu Apus |
|
|---|
| WNA Israel Miliki Identitas Indonesia, Dedi Mulyadi dan Bupati Ungkap Fakta Mengejutkan! |
|
|---|
| Prahara PPPK: Suami Ceraikan Istri Penjual Sayur, Firasat Buruk 5 Tahun Silam Terbukti! |
|
|---|
| Politisi Selingkuh? Suami Anggota DPRD Takalar Ungkap Kisah Pilu Kehamilan Istri di Bali. |
|
|---|
| KESAKSIAN NGERI PENUMPANG: Bus Terguling, Korban Selamat Lihat Rekan Berlumuran Darah |
|
|---|