Berita Viral
MENJIJIKKAN! Pria Pesan Nasi Goreng, Tapi Malah Temukan Banyak Belatung di Atas Daging Ayam
MOMEN menjijikkan ketika pria pesan nasi goreng tapi malah temukan banyak belatung di atas daging ayam.
Editor: Ika Putri Bramasti
Misalnya, nasi merah, nasi goreng dengan kecap banyak, atau variasi nasi lain yang diwarnai sehingga tidak berwarna putih.
"Aku fobia dengan nasi putih itu sudah hampir 5 tahun dihitung dari 2019 bulan Maret," ungkapnya.
Meski memiliki ketakutan dengan nasi putih hingga saat ini, Kharel mengaku belum merasa perlu melakukan terapi atau pengobatan.
Dia bercerita, psikiaternya pernah menyarankan agar dia harus terapi. Namun, saran itu belum dilakukan karena dia sudah bisa makan nasi merah.
"Cuma aku masih suka kesulitan kalau makan di luar (rumah) karena nasi merah jarang sekali disediakan di rumah makan," tambahnya.
Karena itu, Kharel lebih memilih memesan menu selain nasi putih saat makan di luar rumah.

Penyebab fobia
Dokter Spesialis Kedokteran Fisik & Rehabilitasi Universitas Indonesia (UI) Leonardo Daniel Mustopo menjelaskan, fobia yang dialami Kharel terjadi karena otaknya mengasosiasikan nasi mirip belatung.
"Proses asosiasi itu dibarengi emosi. Belatung yang bergerak membuat timbul perasaan tidak nyaman dan geli," ujar dia.
Saat melihat belatung tersebut, otak akan mengirim tanda bahaya. Ini membuatnya bersikap melawan, berlari, atau justru terpaku diam.
Pada penderita fobia, tanda bahaya muncul meskipun tidak di depan hal yang membahayakan. Ini terjadi karena otak mengaitkan suatu hal yang biasa saja dengan sumber ketakutannya.
"(Akibatnya) timbul deg-degan, takut, berkeringat, tekanan darah tinggi, atau sakit fisik," tambahnya.
Leonardo mengatakan, penderita fobia yang tidak terlalu terancam kesehariannya bisa saja tidak menjalani perawatan. Namun, orang yang terganggu perlu diatasi kondisinya.
Terapi mengatasi fobia
Terpisah, psikolog dari Unika Soegijapranata Semarang Christin Wibhowo mengungkapkan, seseorang dapat mengalami fobia karena berbagai alasan.
"Fobia terjadi ketika ketakutan itu tidak proporsional dengan bahayanya. Stimulus dan responsnya tidak tepat," jelasnya.
Menurut Christin, penderita fobia bisa mengatasi kondisinya dengan mengulangi hal yang membuat fobia. Contohnya, mencoba makan nasi putih meskipun sambil takut. Lama-lama, dia akan tidak lagi trauma.
Selain itu, ada metode yang aman untuk menghilangkan fobia bernama desensitisasi sistematis. Penderita dibuat tidak lagi sensitif dengan hal yang membuatnya takut.
Caranya, penderita fobia belajar melihat hal yang ditakuti dengan jarak tertentu. Kalau takut, dia diminta rileks dan ambil napas.
Ketika mulai tidak takut, hal yang ditakuti tadi diletakkan dengan jarak semakin dekat dengan penderita. Langkah ini terus dilakukan sampai jarak keduanya berdekatan.
Sebaliknya, ada juga metode lebih ekstrem dan membutuhkan bantuan psikolog bernama flooding atau pembanjiran.
Penderita fobia akan disiram atau ditempeli hal yang ditakuti dalam jumlah banyak seperti satu piring atau ember. Tindakan ini tentu membuatnya sangat ketakutan.
"Teori mengatakan, orang yang sudah sangat takut, ketakutan itu akan setop dan menurun," imbuh Christin.
Baca juga: Ruben Onsu Fobia dengan Lagu Ulang Tahun, Suami Sarwendah Sampai Nangis Kejer: Gue Trauma
Tidak makan nasi tidak masalah
Di sisi lain, dokter sekaligus ahli gizi komunitas Tan Shot Yen mengatakan orang yang tidak makan nasi dan mengganti dengan sumber karbohidrat lain itu tidak apa-apa.
"Prinsipnya kan manusia butuh karbohidrat. Sesuai dengan di mana manusia itu tinggal, variasi karbohidratnya berbeda-beda," ucapnya.
Tan menyebut, orang yang makan sumber karbohidrat selain dari nasi perlu menyesuaikan porsi dan kalori yang terkandung di makanan pengganti berdasarkan kebutuhannya.
Berikut sumber karbohidrat selain nasi dan porsi yang harus dikonsumsi agar memenuhi kebutuhan zat yang diperlukan.
- Nasi 100 gr: kalori 129 kkal, karbohidrat 27,9 gr, protein 2,66 gr, lemak 0,28 gr
- Jagung 100 gr: kalori 355 kkal, karbohidrat 73,7 gr, protein 9,2 gr, lemak 3,9 gr
- Singkong 100 gr: kalori 160 kkal, karbohidrat 38,06 gr, protein 1,36 gr, lemak 0,28 gr
- Sagu 100 gr: kalori 355 kkal, karbohidrat 94 gr, protein 0,2 gr, lemak 0,05 gr
- Ubi jalar: kalori 86 kkal, karbohidrat 20,12 gr, protein 1,57 gr, lemak 0,05 gr
(TribunJateng.com/Like Adelia).
Artikel ini diolah dari TribunJateng.com
Sumber: Tribun Jateng
Kisah Wanita Jepang Pilih Tinggal di Rumah Penuh Sampah Usai Suami Wafat, Padahal Aset Melimpah |
![]() |
---|
Momen Bahagia Annisa Pohan Quality Time Bareng Keluarga di Jepang, Penampilan Almira Buat Salfok |
![]() |
---|
Sama-sama Cerdas, Anak Kembar di China Raih Skor Identik saat Ujian Masuk Kampus, Ortunya Bangga |
![]() |
---|
Pesona Memed Brewog Dijuluki 'Thomas Alva Edi Sound', Pelopor Sound Horeg, Kantung Mata Bikin Salfok |
![]() |
---|
Viral Pasangan Influencer Gelar Pesta Pernikahan di Pesawat Boeing 747-400 yang Sedang Terbang |
![]() |
---|