Berita Kriminal
Kok Bisa Tega? Tabiat Siswa SMP Tikam Guru di Lamongan, Kepsek Sampai Bingung, Korban Ogah Damai
M, siswa SMP swasta di Lamongan tega menikam gurunya sendiri hanya karena tak terima ditegur tak pakai sepatu. Ia ternyata dikenal pendiam.
Editor: Febriana Nur Insani
TRIBUNSTYLE.COM - Seorang guru wanita di sebuah SMP swasta di Lamongan menjadi korban penganiayaan muridnya sendiri hanya karena menegur soal tak pakai sepatu.
Akibatnya, jari guru tersebut mengalami luka akibat ditikam menggunakan senjata tajam.
Terkait latar belakang, pelaku ternyata dikenal sebagai siswa yang pendiam dan tidak nakal, hal tersebut membuat kepala sekolah bingung.
Ya, terungkap tabiat M (14), siswa sekolah menengah pertama (SMP) di Lamongan, Jawa Timur, yang menganiaya guru karena ditegur tak pakai sepatu di kelas.
Ternyata M dikenal sebagai sosok pendiam.
Dalam keseharian, M tidak jauh berbeda dengan siswa lain di sekolahnya.
Baca juga: KRONOLOGI Siswa SMP di Lamongan Tega Lempar Kursi dan Bacok Gurunya, Marah Ditegur Tak Pakai Sepatu

M juga bukan sosok nakal atau siswa yang kerap berbuat ulah di sekolah.
"Kalau di sekolah ya belajar seperti biasa, perilakunya sama seperti murid pada umumnya, tidak nakal," ujar kepala sekolah tempat M menuntut ilmu, Muntasir, dikutip dari Kompas.com.
Kepala Sekolah Heran
Karena itulah, Muntasir heran dengan kelakuan M yang tega menganiaya gurunya sendiri, Wiwik Ustrini (49), hanya karena hal sepele.
"Saya juga tidak tahu, kenapa sampai terjadi seperti itu," ucap Muntasir.
Muntasir menjelaskan, pihak sekolah sebenarnya sudah berupaya melakukan mediasi kasus yang terjadi, sembari berharap persoalan dapat diselesaikan dengan win-win solution.
Namun guru yang menjadi korban, masih menghendaki dan tetap melanjutkan perkara ke jalur hukum.
"Kami sudah upayakan untuk keduanya agar bisa diselesaikan dengan cara baik-baik, tapi masih buntu," kata Muntasir.
Ia menambahkan, kondisi guru yang sempat dianiaya M sudah membaik. Begitu pula dengan kondisi lingkungan sekolah yang dipimpin olehnya, sudah kembali normal.
Aktivitas pembelajaran sudah berlangsung seperti sebelumnya, di mana para siswa tidak ada yang trauma maupun ketakutan.
"Kondisi sekolah biasa saja, tidak ada yang begitu wah atau bagaimana. Para siswa dan guru ya sudah biasa lagi," tutur Muntasir.
Baca juga: Nasib Wiwik Ustrini, Guru SMP di Lamongan Dibacok Murid, Imbas Tegur Sepatu, Jari Tangan Jadi Korban
Disdik Ikut Selidiki Kasus
Penganiayaan yang dilakukan M kepada gurunya turut mengundang keprihatinan dari Dinas Pendidikan (Disdik) Lamongan.
Sebab menurut Kepala Disdik Lamongan Munif Syarif, kejadian siswa menganiaya gurunya sendiri baru pertama kali terjadi di wilayah Kabupaten Lamongan.
"Kami dari Dinas Pendidikan turut prihatin dan menyayangkan itu terjadi, karena di Lamongan ini lagi gencar membuat sekolah ramah anak dan nyaman," ujar Munif.
Munif berharap, kejadian ini menjadi pembelajaran bersama bagi semua pihak.
Keluarga maupun pihak sekolah diimbau aktif menjalin komunikasi dan koordinasi, serta bekerja sama dalam menunjang pendidikan si anak agar kejadian serupa tidak sampai terulang kembali.
Bahkan Munif mengaku, pihaknya sudah menerjunkan tim untuk mencari tahu mengenai kejadian sebenarnya.
Pihaknya pun meminta Unit Pelayanan Teknis Daerah Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak (UPTD PPPA) serta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Lamongan untuk memberikan pendampingan.
Sementara itu pihak kepolisian sampai berita ini ditulis masih melakukan pendalaman dan pemeriksaan lebih lanjut mengenai kasus siswa menganiaya guru ini.
Mereka masih meminta keterangan dari sejumlah saksi yang mengetahui insiden penganiayaan tersebut.
"Sampai sekarang masih pemeriksaan saksi-saksi," ucap Kasat Reskrim Polres Lamongan, AKP I Made Suryadinata.
Baca juga: ASTAGFIRULLAH Siswa di Demak Nekat Bacok Gurunya di Sekolahan, Diduga Tak Terima Diberi Nilai Jelek

Mediasi Berjalan Buntu
Insiden seorang siswa SMP yang menganiaya seorang guru di Lamongan, perkaranya tetap akan berlanjut.
Upaya mediasi agar keduanya bisa damai menemui jalan buntu.
Mediasi dilakukan oleh Muntasir belum membuahkan hasil.
Wiwik Ustrini tetap ingin melanjutkan perkata penganiayaan yang menimpanya.
"Kami berusaha memediasi agar keduanya damai," kata Muntasir saat dikonfirmasi SURYA.CO.ID, Kamis (16/11/2023).
Muntasir mengaku sudah komunikasi dengan Wiwik Ustrini, juga siswa yang tersangkut perkara itu.
Namun, sejauh ini belum ada kesimpulan akan ada tanda-tanda untuk damai.
"Kelihatannya akan berlanjut ke jalur hukum," katanya.
Meski belum membuahkan hasil sesuai harapan, agar berdamai, pihaknya akan terus mengupayakan agar bisa damai.
ASTAGFIRULLAH Siswa di Demak Nekat Bacok Gurunya di Sekolahan, Diduga Tak Terima Diberi Nilai Jelek
Teganya seorang siswa di Kabupaten Demak.
Usai membacok gurunya sendiri, siswa tersebut disebut langsung kabur memakai motornya.
Kini siswa pelaku pembacokan tersebut masih diburu polisi setempat.
Kapolres Demak AKBP Muhammad Purbaya memberikan keterangannya, peristiwa pembacokan guru oleh siswa terjadi sekira pukul 09.30 di sekolah yang berada di wilayah Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak.

Pelaku berinisial RS yang masih duduk di kelas XII itu tiba-tiba membacok leher gurunya bernama Fathur.
"Setelah melakukan pembacokan itu, pelaku melarikan diri menggunakan sepeda motor."
"Tim Resmob Polres Demak kini sedang bergerak bersama tim dari Polsek Kebonagung," kata AKBP Purbaya kepada Tribunjateng.com, Senin (25/9/2023).
Motif dari tindakan pelaku didasari oleh ketidakpuasan terhadap hasil penilaian tengah semester.
"Dia melakukan tindakan ini setelah merasa tidak puas dengan nilai yang diperolehnya dalam penilaian tengah semester," jelas AKBP Muhammad Purbaya.
Saat ini, korban masih mendapat perawatan di UGD RSUP dr Kariadi Semarang.
"Alhamdulillah, menurut informasi dari Kepala Desa Pilang Wetan, perkembangan korban cukup baik setelah dirujuk di Semarang. Korban saat ini sudah dapat diajak komunikasi," ungkapnya.
AKBP Purbaya menambahkan, Satreskrim Polres Demak masih terus melakukan upaya pengejaran terhadap pelaku yang tega membacok gurunya sendiri.
"Kami sedang dalam proses pengejaran terhadap pelaku," tambahnya.
Baca juga: Alasan Kepsek MAN 1 Pamekasan Minta Siswa Bayar Rp 500 saat Masuk Toilet, Guru Malah Dipecat
Kronologi Siswa Bacok Gurunya
Seorang siswa kelas XI di MA Yasua di Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak telah melakukan pembacokan terhadap gurunya.
Pembacokan ini diduga dipicu oleh masalah nilai yang buruk.
Korban pembacokan adalah Ali Fatkhur Rohman, yang merupakan Wakil Kesiswaan dan guru olahraga di MA Yasua Demak itu.
Pelaku merupakan murid kelas XI berinisial AR.
Kepala MA Yasua, Masrukin menjelaskan, kedua pihak, pelaku dan korban, tinggal di desa yang sama yakni di Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak.
Kejadian ini berlangsung di ruang kelas XII IPS.
Awalnya pelaku tiba-tiba masuk ke ruangan membawa sepeda motor.
Sebelum memasuki ruangan, pelaku menyapa guru tersebut.
Setelah itu, tanpa melakukan komunikasi lebih lanjut, pelaku langsung mengambil sebilah celurit yang disembunyikan di belakang punggungnya.
"Guru (korban) sedang duduk di meja sambil mengawasi murid yang sedang mengerjakan ujian tengah semester (PTS)."
"Tiba-tiba, tersangka datang dan masuk ke dalam kelas."
"Siswa (tersangka) tersebut sempat mengucapkan salam terlebih dahulu sebelum menyerang guru yang sedang mengawasi," kata Masrukin kepada Tribunjateng.com, Senin (25/9/2023).
Setelah melancarkan serangan, pelaku meninggalkan celurit di tempat kejadian dan melarikan diri menggunakan motor yang dikendarai.
Masrukin menjelaskan, pelaku dikenal sebagai siswa yang sering berkelakuan nakal dan pernah mengulang kelas karena belum memenuhi syarat nilai yang diperlukan.
Akibat serangan ini, Ali Fathkur mengalami luka di bagian belakang leher dan lengan kiri dengan kedalaman sekira 10 sentimeter, menurut keterangan dokter.
Di sisi lain, Kapolsek Kebonagung, Iptu Suwondo menyatakan, pelaku diduga melakukan pembacokan karena memiliki ketidakpuasan terhadap korban.
Pelaku sering absen dari sekolah dan tidak memenuhi tugas-tugas yang diberikan oleh guru.
Meskipun sudah pernah diberi nasehat oleh korban, pelaku mungkin tidak menerima nasehat tersebut.
Saat ini, polisi masih melakukan pengejaran terhadap pelaku yang melarikan diri setelah melakukan serangan tersebut.
(Surya.co.id/Arum Puspita)(TribunJateng.com)
Artikel diolah dari Surya.co.id dan TribunJateng.com
Sumber: Surya
Gak Kapok 4 Kali Dipenjara, Residivis Ini Ditangkap Lagi Kasus yang Sama, Bobol Rumah di Parepare |
![]() |
---|
Detik-detik Mahasiswa Jogja Ditikam Temannya saat Menginap di Magelang, Pelaku Mengaku Cemburu Buta |
![]() |
---|
Sosok Syarif Maulana Dosen Unpar Bandung Pelaku Kekerasan Seksual pada Mahasiswa, Kini Dinonaktifkan |
![]() |
---|
Aksi Perawat di Aceh Rudapaksa Siswi 15 Tahun, Kenal dari Aplikasi Kencan, Diimingi Dibelikan iPhone |
![]() |
---|
Pembunuhan Mahasiswi di Malang Jatim Baru Terungkap Setelah 1,5 Tahun, Pelaku Cucu Pemilik Kos |
![]() |
---|