Breaking News:

Berita Kriminal

Geger Keripik Pisang Narkoba di Bantul, Harga Bisa Sampai Rp6 juta per Bungkus, 8 Orang Diamankan

Produksi keripik pisang dan happy water mengandung narkoba di Bantul, Yogyakarta berhasil dibongkar polisi. Berawal dari harga yang bikin curiga.

TribunJogja.com/Neti Istimewa Rukmana
Polisi gerebek produksi keripik pisang dan happy water mengandung narkoba di Bantul, Yogyakarta 

TRIBUNSTYLE.COM - Pihak kepolisian berhasil membongkar produksi keripik pisang dan happy water yang mengandung narkoba di Bantul, Yogyakarta.

Awalnya polisi curiga mendapati keripik pisang dijual dengan harga mencurigakan yakni Rp1,5 hingga Rp6 juta per bungkusnya.

Delapan orang kemudian ditangkap dalam penggerebekan tersebut.

Ya, warga DI Yogyakarta digemparkan dengan penggerebekan tempat produksi narkoba di Kalurahan Baturetno, Banguntapan, Bantul, Kamis (2/11/2023).

Penggerebekan itu dilakukan oleh beberapa personel gabungan Mabes Polri dan Polda DIY.

Baca juga: Dikira Pengangguran, Pekerjaan Pria Bantul Ini Ternyata Bikin Ngeri, Peracik Narkoba Keripik Pisang

Polisi gerebek produksi keripik pisang mengandung narkoba Bantul
Polisi gerebek produksi keripik pisang mengandung narkoba Bantul (IST)

Adapun narkotika yang diproduksi di Bantul itu dikemas menjadi camilan keripik pisang dan minuman happy water yang sudah dicampur dengan narkotika berbahaya.

Berikut sejumlah fakta yang dihimpun tim Tribunjogja.com di lapangan terkait narkoba keripik pisang dan happy water:

1. Keripik pisang dan happy water mengandung narkoba

8 pelaku yang telah diamankan polisi itu mencampurkan narkoba ke air yang disebut happy water dan keripik pisang yang diproduksinya.

Kemudian keripik pisang yang mengandung narkoba itu dijual dalam kemasan 500 gram, lalu 200 gram, 100 gram 75 gram dan 50 gram.

2. Harganya mahal, bikin polisi curiga

Kabareskrim Polri, Komjen Wahyu Widada, berujar, pengungkapan itu dilakukan dari patroli siber yang kemudian menemukan beberapa akun media sosial menjual happy water narkotika dan kripik pisang narkotika dengan harga yang tidak wajar.

"Delapan tersangka itu diamankan di empat wilayah yang berbeda yakni di Cimanggis, Depok; Magelang, Jawa Tengah dan dua titik (Baturetno dan Potorono) di Bantul, DI Yogyakarta," ucapnya kepada awak media saat ungkap kasus pengedaran narkotika di Kalurahan Baturetno, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Jumat (3/11/2023).

Produk-produk tersebut dijual dengan harga yang sangat fantastis melalui sejumlah media sosial tanpa kode khusus.

Di mana, cairan happy water narkotika per botol berisi 10 mili dijual dengan harga Rp1,2 juta dan keripik pisang narkotika ukuran 50 gram, 75 gram, 100 gram, 200 gram, 500 gram dijual dengan harga Rp1,5-Rp6 juta per bungkusnya.

Baca juga: Pak Kades Salah Jalan! Frustrasi 2 Kali Nikah 2 Kali Cerai, Lampiaskan Pakai Narkoba, Diciduk Polisi

3. Pelaku punya peran masing-masing

Para pelaku di antaranya MAP sebagai pengelola akun media sosial, D sebagai pemegang rekening, AS sebagai pengambil hasil produksi dan penjaga, BS, MRE dan EH sebagai pengolah atau koki serta distibutor, AR juga sebagai pengolah, kemudian R juga sebagai pengolah atau koki.

Para pelaku diamankan di Kaliangkrik Magelang, Potorono, Kabupaten Bantul, dan Banguntapan Kabupaten Bantul.

"Delapan orang pelaku kami amankan, empat orang yang berperan sebagai pengendali masih DPO," ujar Wahyu.

Para pelaku memproduksi narkotika jenis cairan happy water dan keripik pisang ini sudah sebulan lamanya.

4. Ratusan bungkus kripik pisang diamankan

Dari pengungkapan ini berhasil mengamankan barang bukti 426 bungkus kripik pisang berbagai ukuran dan 2022 botol happy water, serta 10 kg bahan baku narkoba.

“Dari barang bukti yang diamankan, maka 72 ribu orang lebih berhasil diselamatkan,” tutur Kabareskrim.

Dari kasus ini berhasil diamankan lima orang, tiga orang lainnya masih dalam pengejaran.

Pengungkapan ini berawal dari jaringan di Cimanggis, Depok, Jawa Barat.

Kemudian dikembangkan dan berhasil mengungkap dua tempat di Banguntapan, Bantul. TKP di Banguntapan ada di Baturetno dan Potorono.

“Penjualannya melalui media online, dengan harga yang mencurigakan untuk ukuran keripik pisang,” terang Kabareskrim.

Baca juga: Diimingi Upah Besar, Gadis Cantik di Semarang Nekat Selundupkan Narkoba ke Lapas, Simpan di Kemaluan

Sejumlah barang bukti produksi dan pengedaran narkotika
Sejumlah barang bukti produksi dan pengedaran narkotika (TribunJogja.com/Neti Istimewa Rukmana)

19 Siswa SMA di Sumbawa Positif Narkoba Setelah Tes Urine di Sekolah, Ada yang Pakai Sejak SD!

Miris, 19 siswa SMA di Sumbawa positif mengonsumsi narkoba.

Hal itu diketahui setelah BNN Sumbawa menggelar tes urine terhadap 22 orang siswa.

Ada siswa yang mengaku telah menggunakan narkoba sejak SD, SMP dan saat masuk SMA.

Seperti apa kisah lengkapnya?

Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Sumbawa menggelar tes urine terhadap 22 orang siswa salah satu Sekolah Menengah Atas (SMAN sederajat) di kecamatan Plampang, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Hasilnya, 19 siswa positif mengonsumsi narkotika.

Baca juga: MIRIS, Ibu Rumah Tangga di Aceh Ternyata Jadi Pengedar Narkoba, Sembunyikan Sabu di Bawah Kompor

Tes urine dilakukan BNN Kabupaten Sumbawa di SMAN Kecamatan Plampang, kabupaten Sumbawa, NTB Senin (9/10/2023).
Tes urine dilakukan BNN Kabupaten Sumbawa di SMAN Kecamatan Plampang, kabupaten Sumbawa, NTB Senin (9/10/2023). (Humas BNN Kabupaten Sumbawa)

"Dari 22 sampel yang diambil, ada 19 siswa positif sabu saat tes urine Senin (09/10/2023) kemarin," kata Kepala BNN Kabupaten Sumbawa saat dikonfirmasi melalui Kasi Pemberdayaan Masyarakat (P2M) Nursyafruddin, Selasa (10/10/2023).

Ia menyebutkan, zat yang terdeteksi di dalam tubuh siswa positif tersebut mengandung narkotika methapetamin dan amphetamin (positif sabu) berdasarkan hasil rapid test, serta pengakuan dari yang bersangkutan.

Menurutnya, dari masing-masing siswa, berdasarkan pengakuan dan riwayatnya, ada yang mengaku telah menggunakan narkoba sejak SD, SMP dan saat masuk SMA.

Dikatakan, kegiatan tes urine tersebut dilaksanakan dalam rangka implementasi Inpres Nomor 2 tahun 2020 tentang Rencana Aksi Nasional P4GN tahun 2020-2024.

Kegiatan tersebut dilakukan atas kerja sama sekolah, komite dan orangtua siswa.

"Siswa yang telah dinyatakan positif agar segera melakukan upaya rehabilitasi dan hal itu didukung oleh semua pihak," sebut Nursyafruddin.

Ditambahkan, pelaksanaan tes urine tersebut sebagai bentuk nyata komitmen dalam memerangi narkoba guna mewujudkan lingkungan pendidikan yang bersih dari narkoba.

"Kami siap bekerja sama dengan semua pihak untuk menyelamatkan mereka yang sudah terpapar narkoba untuk direhabilitasi," harapnya.

(TribunJogja.com/Bunga Kartikasari)(Kompas.com/Susi Gustiana)

Diolah dari artikel TribunJogja.com dan Kompas.com

Sumber: Tribun Jogja
Tags:
berita viral hari inikeripik pisanghappy waternarkobaBantul
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved