Berita Kriminal
MIRIS! BNN Surabaya Temukan Bocah 8 Tahun Pemakai Sabu-sabu: Ikut-ikutan Kakaknya!
Bocah berusia 8 tahun di Surabaya ini mengonsumsi sabu-sabu ikut-ikutan sang kakak.
Editor: Amirul Muttaqin
TRIBUNSTYLE.COM - Temuan miris diungkapkan oleh BNNK Surabaya terkait pengguna narkoba di daerahnya.
Seorang anak berusia delapan tahun di Surabaya diketahui mengonsumsi sabu-sabu.
Anak tersebut dibesarkan oleh keluarga tanpa peran seorang ayah, dia ikut-ikutan kakaknya mengonsumsi barang haram tersebut.
Seperti apa kisah lengkapnya?
Baca juga: Pegawai Toko Curi Duit Bos Rp 190 Juta, Cuma Sisa Rp 7 Juta, Habis Buat Clubbing hingga Beli Narkoba

Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Surabaya menemukan, seorang anak delapan tahun di Surabaya mengonsumsi sabu-sabu.
“Kakaknya pakai, adiknya juga ikutan pakai, anak-anak bergaul di lingkungan orang dewasa," kata Kasi Humas BNNK Surabaya Singgih Pratomo ketika dihubungi melalui telepon, Kamis (7/9/2023).
Selain itu, kata Singgih, anak tersebut juga dibesarkan oleh keluarga tanpa peran seorang ayah.
Sedangkan, ibunya jarang memantaunya karena bekerja sebagai seorang penjaga warung kopi.
Berdasarkan data BNNK Surabaya, periode 2021 hingga 2023, pengguna narkoba dari kalangan pelajar SMP dan SMA masih banyak.
"Pelajar banyak jumlahnya, puluhan.
Tren 2023 sama pasca-covid, paling banyak ekstasi yang mulai merajela," jelas dia.
Singgih mengungkapkan, para pengguna narkoba di Surabaya juga sangat bervariasi.
Mereka berasal mulai dari lingkungan menengah ke atas, hingga ke masyarakat miskin.
"Ironisnya ada kasus pemakaia dan pengedar termasuk angka kemiskinan.
Bahkan mereka kelas menengah ke bawah rata-rata sebagai korban," ujar dia.
Singgih mengingatkan agar pemerintah segera menangani permasalahan peredaran narkoba.
"Sekarang masuk hiburan malam banyak yang positif (narkoba).
Kalau sabu memang tahun ke tahun masih tren," katanya.
Diberitakan sebelumnya, BNNK Surabaya mencatat, ada sebanyak 24 kelurahan di Kota Pahlawan termasuk darurat narkoba.
Pemerintah diminta menggerakan program kampung bersih.
"Indikator kami tidak ada tinggi atau rendah, tapi empat kategori, aman, siaga, waspada, bahaya.
Dari 154 kelurahan, 24 masuk kategori bahaya," kata Singgih, ketika dikonfirmasi melalui pesan, Kamis (7/9/2023).
Baca juga: SOSOK Selebgram Adelia Putri Salma, Terseret Kasus Narkoba Internasional, Suami Bandar Kelas Kakap
Sebanyak 24 kelurahan bahaya narkoba tersebut adalah, Kenjeran, Sukolilo Baru, Gundih, Tembok Dukuh, Dukuh Pakis, Bulak Banteng, Tambak Wdi, Dupak, Perak Utara, Medokan Ayu.
Kemudian, Kelurahan Banyuurip, Pakis, Petemon, Putah Jaya, Sidotopo, Wonokusumo, Simolawang, dr. Soetomo, Kedungdoro, Tegalsari, Babatan, Siwalankerto, dan Sawunggaling.
"Data tersebut sesuai dengan indikator penilaian dari BNN, dilihat dari data utama dan data pendukung di tahun 2022.
Unsur-unsur yang ada dalam indikator kita ada," jelasnya.
(KOMPAS.com/ Andhi Dwi Setiawan)
DIolah dari artikel di KOMPAS.com
Sumber: Kompas.com
Gak Kapok 4 Kali Dipenjara, Residivis Ini Ditangkap Lagi Kasus yang Sama, Bobol Rumah di Parepare |
![]() |
---|
Detik-detik Mahasiswa Jogja Ditikam Temannya saat Menginap di Magelang, Pelaku Mengaku Cemburu Buta |
![]() |
---|
Sosok Syarif Maulana Dosen Unpar Bandung Pelaku Kekerasan Seksual pada Mahasiswa, Kini Dinonaktifkan |
![]() |
---|
Aksi Perawat di Aceh Rudapaksa Siswi 15 Tahun, Kenal dari Aplikasi Kencan, Diimingi Dibelikan iPhone |
![]() |
---|
Pembunuhan Mahasiswi di Malang Jatim Baru Terungkap Setelah 1,5 Tahun, Pelaku Cucu Pemilik Kos |
![]() |
---|