Berita Kriminal
Mantan Istri Nikah Lagi, Pria Sumut Murka Susah Temui Anak, Bakar Rumah eks Mertua, Tetangga Panik
Aksi pria di Padang Hulu, Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara, membakar rumah mantan mertuanya gegara sakit hati dipersulit eks istri ketemu anak.
Editor: Putri Asti
TRIBUNSTYLE.COM - Gegara ditinggal nikah lagi oleh mantan istrinya, seorang pria murka dipersulit bertemu dengan anak.
Lantaran tersulut emosi, pria tersebut nekat membakar rumah mantan mertuanya.
Peristiwa ini terjadi di Kelurahan Persiakan, Kecamatan Padang Hulu, Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara.
Seperti apa kronologi lengkapnya?

Pria berinisial MY (28) ditangkap karena membakar rumah mantan mertuanya di Kelurahan Persiakan, Kecamatan Padang Hulu, Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara.
Pelaku melakukan aksinya karena sakit hati, mantan istri menikah lagi dan mempersulitnya bertemu anak.
Baca juga: MOTIF Lansia di Semarang Tewas Bakar Diri, Rumah Ludes Sisa Abu, Diduga Imbas Sakit Stroke
Kasi Humas Polres Tebing Tinggi, AKP Agus Arianto mengatakan peristiwa pembakaran terjadi pada Minggu (2/7/2023), sekira pukul 09.00 WIB.
Mulanya korban Lister Marpaung (67) sedang belanja di pasar, lalu di ditelpon tetangganya, kalau rumahnya terbakar.
"Benar setelah sampai di rumah, korban melihat kain gorden jendela depan sudah terbakar, namun sudah dipadamkan oleh warga dengan memecahkan kaca jendela dan menyiram dengan air," ujar Agus dalam keterangannya, Senin (31/7/2023).
Saat itu, para saksi mengatakan, sebelum rumah terbakar, pelaku MY terlihat keluar masuk pekarangan rumah korban.

"Usai menjalankan aksinya, pelaku yang beralamat di Jalan Dusun lV Koto Tuo Kecamalan Xlll Koto Kampar, Kabupaten Kampar Provinsi Riau, langsung pergi meninggalkan lokasi kejadian," ungkap Agus.
Polisi yang menerima laporan tersebut kemudian menyelidiki kasus ini.
Pada Jumat (28/7/2023), mereka mendapat informasi bahwa pelaku di Jalan Penghubung, Kecamatan Padang Hulu.
Polisi lalu langsung meringkusnya.
Baca juga: KASIHAN Kisah Mbah Sukeri, Tewas usai Bakar Diri Sendiri hingga Melalap Rumah, Anak: Sempat Dicegah
Pelaku pun mengakui perbuatannya, motifnya membakar rumahnya korban karena sakit hati dengan mantan istrinya yang bernama Dame Lianty.
"Mantan istrinya ini menikah lagi dan juga mempersulit pelaku bertemu dengan anaknya,"ujar Agus.
Karena itu pelaku melampiaskan kekesalannya, dengan membakar rumah mantan mertuanya.
"Atas perbuatannya pelaku dijerat dengan Pasal Pasal 187 ke-1e dari KUHPidana," tutup Agus.
Kasus Lainnya - Motif Lansia di Semarang Tewas Bakar Diri, Rumah Ludes Sisa Abu, Diduga Imbas Sakit Stroke
Berikut kronologi seorang lansia bernama Mbah Sukeri (61) yang tinggal di RT 3/RW 5 Kelurahan Pongangan, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, tewas diduga bakar diri.
Saat rumah kosong itulah, Mbah Sukeri menyulut api hingga tewas di dalamnya.
Mbah Sukeri sengaja menunggu anak dan menantunya pergi terlebih dahulu sebelum membakar diri.
Akibatnya, Mbah Sukeri terjebak kebakaran lantaran tidak bisa menyelamatkan diri.

Lantas apa pemicu Mbah Sukeri bakar diri?
Rumahnya sampai ludes dilalap api, Mbah Sukeri (61) diduga berusaha bakar diri hingga tewas.
Rupanya Mbah Sukeri sempat mau membakar diri, dan aksinya berhasil dicegah sang anak.
Baca juga: KASIHAN Kisah Mbah Sukeri, Tewas usai Bakar Diri Sendiri hingga Melalap Rumah, Anak: Sempat Dicegah
Namun Mbah Sukeri ngotot, ia pun menunggu sampai anak dan menantunya pergi.
Saat rumah kosong itulah, Mbah Sukeri menyulut api hingga tewas di dalamnya.
Kebakaran ini terjadi di RT 3/RW 5 Kelurahan Pongangan, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jumat (28/7/2023), sekitar pukul 07.45 WIB.
Akibatnya, seorang kakek bernama Sukeri tewas di dalam kamarnya.
Korban terjebak kebakaran lantaran tidak bisa menyelamatkan diri.
"Korban sakit stroke sudah dua tahun lalu," kata warga sekitar, Sutriman, kepada Tribun Jateng.

Nahas ketika kejadian, korban tinggal sendirian di rumahnya sebab para anaknya berangkat bekerja.
Menurut Sutriman, mereka belum mengetahui penyebab sumber api kebakaran.
Hanya saja, ketika melihat di lokasi, tampaknya api bersumber dari kamar korban yang berada di sisi belakang rumah.
"Warga ketika sadar ada kebakaran saat muncul asap, ketika hendak menolong, api sudah terlanjur besar," paparnya.
Warga lantas berjibaku memadamkan api, tak berselang lama, petugas Damkar Kota Semarang sampai di lokasi.
"Api padam 20 menit kemudian, mayat korban sudah dievakuasi ke RSUP Kariadi," katanya.
Baca juga: Gara-gara Lupa Matikan Tungku Setelah Masak Air, Rumah di Wonosobo Hangus Terbakar, Rugi Rp 20 Juta
Korban terbakar bersama kursi rodanya di dalam rumah berukuran 6 meter x 8 meter.
Ada dugaan korban melakukan bakar diri lantaran sebelumnya sudah ada upaya tersebut.
"Tadi pagi sudah mau bakar sendiri sebelum anak berangkat kerja."
"Namun berhasil dicegah sehingga gagal," ujar tetangga korban, Handy (53).
Selepas dua anak dan seorang menantunya bekerja, korban tinggal sendirian di rumah.
Sewaktu itulah, korban dugaan korban membakar rumahnya.
"Ternyata sehabis anak dan menantu berangkat kerja, serius dibakar," jelas Handy.
Kobaran api otomatis melumat kamar dan rumah korban.

Sempat ada teriakan minta tolong dari korban sehingga memicu para tetangganya untuk datang menolong.
"Saya dengar ada teriakan korban, pintu saya dobrak, tapi api sudah membesar," ungkapnya yang rumahnya berada di samping rumah korban.
Warga kemudian berdatangan, mereka tak berani menolong korban lantaran api sudah terlanjur membesar.
Ditambah ada suara ledakan dari dalam rumah sehingga memukul warga untuk mundur.
"Selang warga semua ditarik untuk padamkan api," paparnya.
Nahas, api lebih gesit dari upaya warga sehingga kobaran api cepat melumat bangunan rumah dan tubuh korban.
Sementara itu seorang nenek berinisial R yang telah berusia 80 tahun mengakhiri hidup di kandang kambing, Situbondo, Jawa Timur, Selasa (18/7/2023).
Rupanya kasus nenek yang mengakhiri hidupnya di Situbondo tersebut berawal gara-gara kucing makan ikan.
Baca juga: ASTAGHFIRULLAH! Remaja Nekat Bakar Diri di Pulogadung, Tak Teriak Minta Tolong, Begini Kondisinya
Sikap neneknya sebelum mengakhiri hidup di kandang kambing diungkap oleh sang cucu.
Sang cucu memang sudah hapal dengan tabiat neneknya.
Kini cucu korban, Jubri, jugalah yang menemukan pertama kali neneknya tewas tergantung di kandang kambing.
Tepatnya di dekat rumah di Dusun Paddegan, Desa Tanjung Kamal, Kecamatan Mangaran, Situbondo.
Jubri mengungkapkan perilaku neneknya sebelum mengakhiri hidup di kandang kambing.
Menurutnya, sang nenek kerap marah setelah ikannya dimakan kucing.
Dua hari sebelum ditemukan tewas tergantung, nenek R sempat mendatangi kediaman Jubri.
Nenek R marah-marah setelah ikannya dimakan kucing.
"Nenek saya sering uring-uringan kalau ada masalah," ujar Jubri saat ditemui di rumahnya.
Bahkan pada saat marah dan tidak pulang, lanjut Jubri, dirinya meminta dan menasihati nenek agar kembali pulang ke rumahnya.
"Saya sudah meminta nenek pulang setelah dua hari tidak pulang ke rumah," katanya.
Setelah adanya kabar peristiwa gantung diri, Kepala Desa Tanjung Kamal, H Maulana, dan sejumlah anggota Polsek dan Koramin Mangaran mendatangi rumah korban.
Sementara, Kapolsek Mangaran, AKP Ayo Pandanaran, melalui Banit Reskrim Polsek Mangaran, Bripka Muhammad Mualif, membenarkan adanya warga yang ditemukan tewas gantung diri tersebut.
"Keluarga korban tidak mau diautopsi, sehingga membuat surat pernyataan dengan disaksikan Kades dan anggota koramil," ujar Bripka Muhammad Mualif.
*) Disclaimer
Artikel ini ditayangkan bukan untuk menginspirasi tindak bunuh diri.
Kendati demikian, depresi bukanlah persoalan sepele.
Jika Anda punya tendesi untuk bunuh diri atau butuh teman curhat, dapat menghubungi kontak di bawah ini:
LSM Jangan Bunuh Diri (021 9696 9293)
Kesehatan jiwa merupakan hal yang sama pentingnya dengan kesehatan tubuh.
Jika semakin parah, disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.
LSM Jangan Bunuh Diri adalah lembaga swadaya masyarakat yang didirikan sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan jiwa.
Tujuan dibentuknya komunitas ini adalah untuk mengubah perspektif masyarakat terhadap mental illness dan meluruskan mitos serta agar masyarakat paham bahwa bunuh diri sangat terkait dengan gangguan atau penyakit jiwa.
Anda dapat menghubungi komunitas ini melalui nomor telepon (021 0696 9293) atau melalui e-mail: janganbunuhdiri@yahoo.com.
Diolah dari artikel Kompas.com dan TribunJatim.com
Sumber: Kompas.com
Gak Kapok 4 Kali Dipenjara, Residivis Ini Ditangkap Lagi Kasus yang Sama, Bobol Rumah di Parepare |
![]() |
---|
Detik-detik Mahasiswa Jogja Ditikam Temannya saat Menginap di Magelang, Pelaku Mengaku Cemburu Buta |
![]() |
---|
Sosok Syarif Maulana Dosen Unpar Bandung Pelaku Kekerasan Seksual pada Mahasiswa, Kini Dinonaktifkan |
![]() |
---|
Aksi Perawat di Aceh Rudapaksa Siswi 15 Tahun, Kenal dari Aplikasi Kencan, Diimingi Dibelikan iPhone |
![]() |
---|
Pembunuhan Mahasiswi di Malang Jatim Baru Terungkap Setelah 1,5 Tahun, Pelaku Cucu Pemilik Kos |
![]() |
---|