Breaking News:

Berita Kriminal

Olah TKP Klinik Kemayoran, Polisi Temukan Gumpalan Darah di Septic Tank, Diduga Janin Bekas Aborsi

NGERI polisi temukan gumpalan darah di saluran septic tank, diduga janin bekas aborsi.

Tribunnews.com
NGERI polisi temukan gumpalan darah di saluran septic tank, diduga janin bekas aborsi. 

TRIBUNSTYLE.COM - NGERI polisi temukan gumpalan darah di saluran septic tank, diduga janin bekas aborsi.

Polres Metro Jakarta Pusat menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah kontrakan yang dijadikan lokasi aborsi di Jalan Mirah Delima, Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (3/7/2023).

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Komarudin mengatakan, dalam olah TKP kali ini pihaknya membongkar saluran septik tank yang diduga jadi tempat pembuangan janin hasil aborsi.

Dari hasil olah TKP sementara, polisi dikatakan Komarudin menemukan gumpalan darah yang diduga merupakan janin yang dibuang pelaku usai lakukan aborsi terhadap pasien.

Beroperasi 1,5 bulan, klinik aborsi di Kemayoran, Jakarta Pusat, sudah menangani 50 pasien. Miris, janin yang sudah digugurkan dibuang ke dalam kloset.
Beroperasi 1,5 bulan, klinik aborsi di Kemayoran, Jakarta Pusat, sudah menangani 50 pasien. Miris, janin yang sudah digugurkan dibuang ke dalam kloset. (Freepik)

Baca juga: ASTAGHFIRULLAH Ibu-ibu di Kemayoran Jadi Eksekutor Aborsi, Warga Merasa Janggal Wanita Keluar Masuk

"Ada yang berhasil kita dapati gumpalan darah yang kami duga itu adalah janin yang diaborsi," kata Komarudin kepada wartawan, Senin (3/7/2023).

Kemudian dijelaskan Komarudin, selanjutnya gumpalan darah tersebut dimasukan ke dalam botol kaca yang sudah disiapkan oleh tim forensik.

Nantinya tim kedokteran forensik akan membawa gumpalan darah tersebut ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan.

"Petugas langsung bawa gumpalan darah itu untuk dilakukan pemeriksaan," pungkasnya.

Adapun dalam kasus ini, polisi sebelumnya telah menangkap sembilan orang dan semuanya telah ditetapkan sebagai tersangka.

Ilustrasi praktik aborsi. Polisi menggerebek sebuah rumah kontrakan yang dijadikan tempat aborsi di Jalan Merah Delima, Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (28/6/2023).
Ilustrasi praktik aborsi. Polisi menggerebek sebuah rumah kontrakan yang dijadikan tempat aborsi di Jalan Merah Delima, Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (28/6/2023). (Tribunnews.com/Abdul Qodir)

Atas perbuatannya, kesembilan tersangka dijerat dengan pasal 76 C junto pasal 80 ayat 3 tentang perlindungan anak.

Sebelumnya, polisi menggerebek sebuah rumah kontrakan di di Jalan Merah Delima, Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (28/6/2023).

Kombes Komarudin mengatakan pengungkapan ini dilakukan berdasarkan laporan dari masyarakat.

"Berdasarkan informasi dari masyarakat bahwa ada aktivitas yang sangat mencurigakan dari seorang warga baru yang diduga baru kurang lebih sekitar 1 bulan atau 1 bulan setengah mengontrak di tempat ini dan aktivitasnya sangat tertutup," kata Komarudin kepada wartawan, Rabu (28/6/2023).

Komarudin mengatakan warga curiga karena dari rumah tersebut terlihat wanita yang berganti-ganti keluar masuk rumah.

"Dugaan sementara dari warga ini tempat adalah untuk menampung para TKI nah dari sanalah kami melakukan penyelidikan, pendalaman, dan Alhamdulillah tim dari unit PPA satreskim polres jakarta pusat berhasil mengungkap bahwa telah terjadi dugaan aborsi," tuturnya.

Dalam hal ini, polisi berhasil mengamankan 7 orang yang tiga di antaranya yakni SN, NA, dan SM yang merupakan pelaku aborsi dengan perannya masing-masing.

"Di dalam pada saat kami geledah, atau penindakan hukum, juga ditemukan 4 orang pasien ya inisial J, AS, RV dan IT, dimana 3 orang baru saja selesai melaksanakan tindakan sedang beristirahat krena masih pendarahan dan 1 orang sedang baru mau akan dilakukan," ungkapnya.

Komarudin melanjutkan, untuk pelaku SN berperan sebagai eksekutor jika ada pasien yang dagang. 

Dalam menjalankan aksinya, SN dibantu oleh pelaku NA yang berperan mencari para pasien untuk dilakukan aborsi.

"SN wanita selaku eksekutor dan SN ini bukan berlatar belakang medis, dia hanya dilihat dari KTP hanya IRT (Ibu Rumah Tangga)," tuturnya.

Sementara satu orang lainnya berinisial SM yang berperan menjemput para pasien dengan diberi imbalan sebesar Rp 500 ribu untuk sekali antar.

Garis polisi terpasang di rumah lokasi
Garis polisi terpasang di rumah lokasi praktik klinik aborsi di kawasan permukiman Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (30/6/2023). Terbongkarnya tempat praktek yang diduga sebagai tempat aborsi ini dari laporan warga yang curiga akan adanya aktivitas di lokasi tersebut, dan Polres Metro Jakarta Pusat telah berhasil membekuk tujuh orang pelaku termasuk satu eksekutor aborsi yang merupakan seorang ibu rumah tangga. Tak main-main, total perempuan yang sudah menggugurkan kandungannya di tempat itu berjumlah 50 orang dalam waktu satu bulan. Warta Kota/YULIANTO

"Jadi ini sistemnya, sistem antar jemput sangat rapih sekali makanya pak RT dan warga sangat terkecoh dari aktivitas yang di dalam," jelasnya.

Pengakuan tersangka, tarif yang diberikan kepada pasien yang ingin melakukan aborsi beragam mulai Rp2,5 juta hingga Rp8 juta sesuai dengan usia kandungan.

Selama satu bulan terakhir, sudah kurang lebih sebanyak 50 wanita yang melakukan aborsi di rumah kontrakan tersebut.

(Tribunnews.com/Fahmi Ramadhan).

Artikel ini diolah dari Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
polisiKemayoranaborsiberita viral hari ini
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved