Saling Menyalahkan, Polri Salahkan PT LIB Soal Cuma 2 Pintu Darurat Dibuka di Tragedi Kanjuruhan
Saling menyalahkan, kini polisi sebut PT LIB bertanggung jawab soal cuam 2 pintu darurat yang dibuka saat kerusuhan Kanjuruhan.
Editor: Dhimas Yanuar
Enam tersangka itu terbagi menjadi tiga orang sipil dan tiga orang anggota Polri. pertama adalah Direktur PT. LIB Ahmad Hadian Lukita, Abdul Haris selaku ketua panitia pelaksana, SS selaku security officer.
Selanjutnya, Kabag Ops Polres Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto, H selaku anggota Brimob Polda Jawa Timur, dan Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmadi.
"Kami tentunya akan betul-betul menyelesaikan kasus yang saat ini kita proses kami akan segera berkoordinasi dengan kejagung dan di wilayah Jatim proses bisa berjalan," ucapnya.
--
Kisah Yohanes Prasetyo, yang memohon polisi agar tak tembak gas air mata saat tragedi Kanjuruhan.
Tragedi Kanjuruhan menjadi sejarah kelam sepak bola Indonesia dan internasional.
Nyatanya ada satu saksi hidup tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober 2022 ini.
Yohanes Prasetyo menceritakan momen saat dirinya berinisiatif untuk memohon kepada personel polisi agar tidak menembakkan gas air mata ke arah tribun.
Baca juga: DAFTAR 6 Tersangka Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Ketua Panpel hingga Dirut PT LIB, Terkuak Perannya
Seperti diketahui, Yohanes adalah seseorang yang viral di media sosial saat ia merekam dirinya sendiri memohon ke polisi agar tak menembakkan gas air mata tetapi justru dibalas dengan bentakan dan pengusiran oleh anggota polisi.
Yohanes mengaku sebenarnya tidak berinisiatif untuk turun ke lapangan dan meminta polisi berhenti menembakkan gas air mata ke arah tribun.
Ia mengatakan saat pertandingan selesai, ingin langsung pulang untuk bekerja.
"Saya sebenarnya nggak ada inisiatif untuk turun ke lapangan, saya ini mau pulang. Saya mau kerja setelah pulang lihat Arema," ujarnya dalam program Narasi yang ditayangkan di YouTube Najwa Shihab, Kamis (6/10/2022).
Lalu ketika dia ingin menuju ke pintu gerbang stadion, Yohanes mengatakan mendengar suara tembakan gas air mata ke arah tribun 6 dan tribun 7 Stadion Kanjuruhan.
Setelah mendengar suara tembakan itu, dirinya pun bergegas untuk keluar dari stadion.
Namun, saat ingin keluar dari stadion, Yohanes justru terkena tembakan gas air mata.