Breaking News:

Kesaksian Suporter Arema FC, Ceritakan Tragedi Kanjuruhan : Banyak Anak Kecil Sesak Tak Berdaya

Seorang suporter Arema FC ceritakan kejadian mencekam di Stadion Kanjuruhan Malang, saling serang hingga banyak anak kecil sesak tak berdaya.

SuryaMalang/TribunJatim
Kerusuhan di laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, korban bertambah jadi 153 orang. 

TRIBUNSTYLE.COM - Dunia sepak bola tanah air sedang berduka, insiden kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang menorehkan duka dalam di wajah Indonesia hari ini.

Sejumlah supporter Arema FC terkapar menjadi korban insiden kerusuhan.

Kericuhan bermula pasca Arema FC kalah telak dari Persebaya dengan skor 2-3.

Ratusan nyawa korban jiwa melayang seketika.

Seorang suporter Arema di Twitter berkicau menuturkan kronologi insiden kerusuhan tersebut.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan, Korban Bertambah Jadi 153 Orang, Bos Arema Juragan 99 Terpukul: Saya Prihatin

Dilansir TribunStyle.com dari akun twitter @RezqiWahyu_05 pada Minggu (2/10/2022), Rezqi merupakan salah satu suporter Aremania yang selamat dari tragedi kericuhan.

Dalam kicauannya, dia tak lupa mengawali ungkapan belasungkawa terhadap para korban yang berjatuhan atas tragedi kericuhan di stadion.

Bahkan, dirinya juga bersyukur lantaran selamat dari tragedi tersebut.

“Di sini saya akan coba menceritakan kronologi insiden yang terjadi di kanjuruhan 1 Oktober 2022.

Dari awal saya masuk stadion (kondisi pemain sedang pemanasan) semua berjalan aman dan tertib hingga kick off pukul 20.00 WIB,” tulis Rezqi dalam akun Twitter dikutip TribunStyle.com, Minggu, (2/10/2022).

Menurut Rezqi, pada saat kick off dimulai, pertandingan berjalan dengan lancar.

Namun suporter Arema FC sudah mulai melontarkan psywar ke arah pemain Persebaya.

Usai jeda istirahat di babak pertama, mulai timbul kericuhan sedikit dua hingga tiga kali di tribun 12-13 dalam Stadion Kanjuruhan.

Namun menurutnya, hal tersebut langsung diamankan oleh pihak yang berwenang.

Dilanjutkan dengan babak ke-2, tim Persebaya diketahui pada saat itu berhasil mencetak gol yang ke-3.

Sementara Arema FC semakin tampil menyerang menggempur gawang Persebaya, namun sayang tidak ada gol yang tercipta.

“Semakin banyak serangan, semakin gemas juga kita sebagai suporter menontonnya,” kata dia.

Baca juga: Nasib Bocah 11 Tahun, Orangtuanya Tewas saat Kerusuhan Arema FC vs Persebaya, Kini Jadi Yatim Piatu

Hingga suara peluit akhir pun berbunyi, tanda kemenangan Persebaya mengalahkan Arema FC.

Yang dimana Arema FC harus menerima kekalahan, lantaran sudah tidak mampu menambahkan gol ke gawang Persebaya.

“Setelah peluit di bunyikan, para pemain arema tertunduk lesu dan kecewa,” tulisnya.

“Pelatih Arema dan Manager tim mendekati tribun timur dan menunjukkan gestur minta maaf ke suporter,” sambungnya.

“Disisi lain, ada 1 orang supporter yang dari arah tribun selatan nekat masuk dan mendekati sergio silva dan maringa.

Terlihat sedang memberikan motivasi dan kritik kepada mereka,” jelasnya.

Lanjut Rezqi menambahkan, lalu disusul dengan beberapa oknum yang ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema FC.

Saat itu menurutnya terlihat dari pemain bernama John Alfarizie yang mencoba memberikan pengertian kepada sejumlah oknum.

Namun, semakin banyak oknum suporter berdatangan, semakin ricuh kondisi stadion lantaran dari berbagai sisi stadion ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya kepada pemain.

Diikuti dengan lemparan berbagai macam benda ke arah lapangan.

Hingga pada akhirnya, amarah para supoter semakin tidak terkendali.

Para pemain pun digiring masuk ke dalam ruang ganti dengan kawalan pihak berwajib.

“Setelah pemain masuk, suporter makin tidak terkendali dan semakin banyak yang masuk ke lapangan,” jelasnya.

Laga Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (1/10/2022) berujung ricuh dan menyebabkan ratusan orang tewas.
Laga Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (1/10/2022) berujung ricuh dan menyebabkan ratusan orang tewas. (Surya.co.id)

Pihak Kepolisian Masuk dan Diserang

Di sisi lain menurut Rezqi, pihak aparat saat itu melakukan berbagai upaya agar memukul mundur para suporter.

Namun Rezqi menilai hal tersebut sangatlah kejam dan sadis.

Pasalnya suporter dipentung oleh para aparat dengan tongkat panjang.

“1 suporter di keroyok aparat, dihantam tameng dan banyak tindakan lainnya.

Tapi saat aparat memukul mundur suporter di sisi selatan, suporter dari sisi utara menyerang ke arah aparat,” ungkapnya.

Melihat hal itu, suporter tampak semakin kompak masuk ke dalam lapangan hingga kondisi menjadi tidak kondusif.

Hal tersebut membuat pihak kepolisian terpaksa menembakkan beberapa kali gas air mata ke arah suporter di lapangan dengan silih berganti suporter menyerang aparat dari arah dua sisi.

Baca juga: Pasutri Tewas dalam Kerusuhan di Kanjuruhan, Anak Selamat, Nangis Pilu Antar Orang Tua 1 Liang Lahat

Kondisi Semakin Mencekam

Kondisi stadion tampak mulai mencekam, bagaimana tidak. Menurut kesaksian Rezqi, saat itu stadion dihujani lemparan benda dari sisi tribun penonton.

Hingga aksi tembak menembak gas air mata ke arah suporter membuat stadion semakin tak terkendali.

Terhitung puluhan gas air mata sudah ditembakkan ke arah suporter.

Bahkan menurut Rezqi, gas air mata juga diluncurkan ke arah tribun penonton.

Kepanikan para penonton di tribun pun semakin ricuh.

Pasalnya, para penonton saling berdesakan dan berlarian untuk mencari pintu keluar.

Sayang, pintu keluar stadion sudah penuh baknya semut berjejer.

Sehingga para penonton Arema FC vs Persebaya mengalami sesak napas lantaran terkena gas air mata.

“Banyak ibu-ibu, wanita- wanita, orang tua dan anak anak kecil yang terlihat sesak nggak berdaya, gak kuat ikut berjubel untuk keluar dari stadion,” terangnya.

“Mereka sesak karena terkena gas air mata. Seluruh pintu keluar penuh dan terjadi macet,” jelasnya.

“Di pintu keluar, di luar stadion banyak yang terkapar dan pingsan karena efek terjebak di dalam stadion yang penuh gas air mata,” lanjutnya.

Rezqi juga membeberkan kondisi saat di luar stadion Kanjuruhan pun ikut mencekam.

Pasalnya, banyak suporter yang lemas bergelimpangan hingga suara teriakan dan tangisan wanita.

Tak hanya itu, dirinya juga menjelaskan apa yang ia lihat pada malam itu.

Dimana para suporter berlumuran darah, mobil hancur, terdengar kata-kata makian dan amarah sudah tercampur aduk.

Mengerikannya lagi tampak batu batako, besi hingga bambu berterbangan pada malam mencekam itu.

Baca juga: Kronologi Lengkap Kerusuhan Arema FC Vs Persebaya, 127 Orang Tewas, Jenazah Berjejer di IGD

Suporter Arema FC, Aremania turun ke stadion usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2022 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022). Kericuhan terjadi setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di BRI Liga 1 usai, Sabtu (1/10/2022)
Suporter Arema FC, Aremania turun ke stadion usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2022 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022). Kericuhan terjadi setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di BRI Liga 1 usai, Sabtu (1/10/2022) (Surya.co.id/Purwanto)

Titik Terendah

Menurutnya, hal tersebut merupakan titik terendahnya sebagai suporter selama 15 tahun ini.

Dirinya tampak tak mempercayai bahwa akan adanya insiden yang memakan ratusan jiwa korban akibat kekecewaan.

“Selama saya jadi suporter arema...Saya dikenalkan Arema oleh orang tua saya saat tahun 2007 hingga saat ini,” pungkasnya.

“Hari ini 1 Oktober 2022 adalah titik terendah saya menjadi seorang supporter.

Saya masih belum percaya menyaksikan saudara-saudara saya dengan kondisi seperti ini,” lanjutnya.

“Saya sangat terpukul dengan adanya insiden ini dan semoga kejadian ini adalah yang terahir di semua cabang olahraga & hiburan, khususnya di sepak bola,” tutupnya.

(TribunBogor/Siti Fauziah Alpitasari)

Artikel ini diolah dari TribunnewsBogor.com dengan judul Cerita Mencekam Tragedi Kanjuruhan Malang, Terdengar Jeritan Wanita hingga Anak-anak yang Terkapar

Sumber: Tribun Bogor
Tags:
Arema FCKanjuruhanPersebayaMalangsuporterTwitterTribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved