Nasib Bocah 11 Tahun, Orangtuanya Tewas saat Kerusuhan Arema FC vs Persebaya, Kini Jadi Yatim Piatu
Ditinggal kedua orangtua nonton laga Arema FC vs Persebaya, bocah 11 tahun ini kini jadi yatim piatu, orangtua meninggal dalam tragedi di Kanjuruhan.
Editor: Joni Irwan Setiawan
TRIBUNSTYLE.COM - Tragedi Kanjuruhan setelah Arema FC vs Persebaya Surabaya memakan banyak korban jiwa.
Arema FC tumbang dari Persebaya Surabaya 2-3 dalam laga yang bertajuk Derby Jawa Timur pada lanjutan Liga 1 2022 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022).
Suporter tuan rumah yang tak terima kekalahan tim kesayangannya langsung mengamuk selepas laga.
Para suporter selanjutnya ke lapangan, situasi kemudian tidak terkendalikan.
Pihak kepolisian melepas gas air mata, lalu para penonton berdesak-desakan keluar.
Baca juga: Kronologi Lengkap Kerusuhan Arema FC Vs Persebaya, 127 Orang Tewas, Jenazah Berjejer di IGD
Pasangan suami istri (pasutri) asal Kota Malang, meninggal dunia usai menjadi korban kericuhan tersebut.
Diketahui, pasutri yang menjadi korban itu bernama Muhammad Yulianton (40) dan Devi Ratnasari (30).
Pasutri tersebut merupakan warga Jalan Bareng Raya 2G RT 14 RW 8 Kelurahan Bareng Kecamatan Klojen Kota Malang.
Diketahui juga, pasutri itu menonton pertandingan tersebut bersama sang anak yang bernama Muhammad Alfiansyah yang masih berusia 11 tahun.
Salah satu saudara korban, Doni (43) menjelaskan secara detail kejadian tersebut.
"Jadi di RT 14 ini, ada sebanyak 20 orang warganya menonton langsung pertandingan di stadion.
Kami menonton di Tribun 14," ujarnya dikutip TribunStyle.com dari TribunJatim.com, Minggu (2/10/2022).
Setelah pertandingan itu berakhir, sekitar pukul 22.00 WIB, kondisi di dalam stadion mendadak ricuh. Pada awalnya, kericuhan terjadi di tengah lapangan.
Tak lama kemudian, kericuhan itu mengarah ke bagian tribun penonton.
"Saat itu, petugas keamanan menembakkan gas air mata ke arah Tribun 12.
Baca juga: Kerusuhan di Kanjuruhan Akibatkan 127 Orang Meninggal, Tak Ada Bonek, Satu Stadion Suporter Arema
