Sosok Munir Said Thalib di Mata Gus Dur: 'Yang Dia Lakukan Hanya Menolong Orang'
Sosok aktivis Munir Said Thalib di mata Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Sempat berada dalam satu forum beberapa bulan sebelum meninggal.
Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Dhimas Yanuar
Profil Munir Said Thalib
Lahir di Malang pada 8 Desember 1965, Munir dikenal sebagai aktivis HAM.
Bersama KontraS (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan), ia berjuang demi orang-orang hilang yang diculik.
Munir serius dalam bidang hukum dengan cara melakukan pembelaan-pembelaan terhadap sejumlah kasus, terutama terhadap kaum tertindas.
Salah satu kasus besar yang pernah dia tangani, yakni kasus Marsinah (seorang aktivis buruh) yang dibunuh oleh militer pada tahun 1994.
Sikap berani dan sigapnya dalam menentang ketidakadilan oleh beberapa pihak pada masa pemerintahan Orde Baru, membuat Munir tak disukai oleh penguasa.

Hal itu membuatnya sering mendapat ancaman dari berbagai pihak.
Munir tewas akibat diracun di pesawat saat dirinya berangkat ke Amsterdam, Belanda untuk melanjutkan pendidikan.
Kala itu ia menaiki pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 974.
Ia dinyatakan meninggal empat puluh ribu kaki di atas tanah Rumania pada 7 September 2004.
Kematian Munir dan sosok pelakunya menyimpan misteri hingga belasan tahun.
Meski beberapa nama telah diproses hukum, banyak pihak yang menilai tak ada kesungguhan dalam prosesnya.

Pollycarpus Budihari Priyanto, salah satu pilot, menjadi terdakwa dan terpidana dalam kasus Munir.
Namun, ia bebas murni pada 29 Agustus 2018, setelah memperoleh bebas bersyarat pada 2014.
Pada 17 Oktober 2020, Pollycarpus meninggal akibat terpapar Covid-19.
Hingga kini, jasa Munir sebagai aktivis HAM masih dikenang dan keadilan tentang pembunuhannya masih terus diperjuangkan.
(TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)