Virus Corona
Ahli Singapura: Terinfeksi Covid-19 Setelah Vaksin Ampuh Tangkal Varian Delta & Tingkatkan Imun
Beruntung bagi yang sudah vaksin, nyatanya terinfeksi Covid-19 setelah vaksin terbukti ampuh tangkal varian baru corona.
Penulis: Dhimas Yanuar Nur Rochmat
Editor: Delta Lidina Putri
Penulis: Dhimas Yanuar
TRIBUNSTYLE.COM - Beruntung bagi yang sudah vaksin, nyatanya terinfeksi Covid-19 setelah vaksin terbukti ampuh tangkal varian baru corona.
Virus corona hingga kini masih menjadi momok bagi banyak negara.
Namun beruntungnya di Indonesia, jika menurut dari data yang dirilis oleh pemerintah, pandemi Covid-19 semakin menurun di berbagai daerah.
Kemungkinan besar hal ini karena PPKM yang terus dilaksanakan hingga vaksinasi yang terus digalakkan.
Vaksinasi sendiri pada awalnya masih menuai perdebatan, hingga bahkan sempat ada yang menolak.
Baca juga: PERATURAN PPKM Baru, Akses Tempat Publik Anak-anak Harus Vaksinasi, PeduliLindungi hingga Antigen
Baca juga: Disebut Sudah Berdamai dengan Covid-19, Singapura Tangani 1000 Kasus Baru, Padahal 80% Vaksinasi

Pada data terakhir yang dirilis oleh Kemenkes di vaksin.kemkes.go.id, disebutkan sudah hampir 40% dari 200 juta penduduk yang telah mendapatkan vaksin.
Dalam angka, disebutkan bahwa 80 juta penduduk telah mendapatkan vaksin Covid-19 tahap pertama.
Beruntung bagi 80 juta penduduk Indonesia yang telah mendapatkan vaksin.
Dilansir dari The StraitTimes, (20/9/2021), sebuah penelitian dari Singapura menyabutkan bahwa vaksinasi memberikan berbagai manfaat.
Analisis oleh seorang ahli penyakit menular soal Covid-19 dan vaksinasi ini disebut membuat banyak orang kaget.
Ahli tersebut mengatakan bahwa perlindungan terbaik terhadap Covid-19 yaitu ketika tubuh justru terinfeksi ringan setelah divaksinasi.
Menurutnya, saat tubuh terinfeksi usai vaksin, akan memberikan perlindungan yang lebih terhadap varian Covid-19 Delta.
Kombinasi ini jauh lebih kebal dibandingkan dengan hanya vaksinasi atau infeksi saja.
Terinfeksi oleh virus sangat berbeda dengan vaksin virus yang tidak aktif (Sinovac), kata Prof Ooi dari Duke-NUS Medical School.