Tokoh Viral Hari Ini
Kisah WR Soepratman serta Polemik Tanggal Lahirnya yang Diperingati sebagai Hari Musik Nasional
Kisah Wage Rudolf Soepratman atau lebih dikenal WR Soepratman. Tanggal lahirnya yang diperingati sebagai Hari Musik Nasional sempat jadi polemik.
Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Ika Putri Bramasti
Reporter: Gigih Panggayuh
TRIBUNSTYLE.COM - Kisah Wage Rudolf Soepratman atau lebih dikenal WR Soepratman. Tanggal lahirnya yang diperingati sebagai Hari Musik Nasional sempat jadi polemik.
Hari ini, Selasa (9/3/2021), diperingati sebagai Hari Musik Nasional.
Peringatan ini pertama kali dilakukan pada tahun 2013, melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 10 Tahun 2013 tentang Hari Musik Nasional.
Namun, sebagaimana disebutkan dalam Keppres itu, peringatan ini bukanlah hari libur nasional.
Lantas, kenapa tanggal 9 Maret dipilih sebagai Hari Musik Nasional?
Penetapan 9 Maret sebagai Hari Musik Nasional tak lepas dari sosok Wage Rudolf Soepratman atau biasa disebut WR Soepratman.
Baca juga: Cerita di Balik Hari Musik Nasional, Diperingati Tiap 9 Maret, Kenang Kelahiran WR Soepratman
Baca juga: Kisah Tragis Pierre Tendean, Letnan Blasteran yang Gagal Menikah Karena Gugur dalam Peristiwa G30S

Tanggal tersebut merupakan hari kelahiran salah satu pahlawan sekaligus pencipta lagu kebangsaan 'Indonesia Raya' itu.
Kisah WR Soepratman, Belajar Musik dari Kakak Iparnya
Melansir laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), karier WR Soepratman dalam bermusik tidak terlepas dari peran kakak iparnya, Willem van Eldik.
Ia dihadiahi biola ketika ulang tahunnya yang ke-17.
Bersama dengan Van Eldik, ia tergabung dalam kelompok musik Black And White Jazz.
Kepandaian W.R. Supratman dalam bermusik dimanfaatkannya untuk menciptakan lagu-lagu perjuangan.
Ketika tinggal di Jakarta, Soepratman merasa tertantang setelah membaca sebuah karangan dalam majalah yang berisikan tantangan terhadap ahli-ahli musik Indonesia untuk menciptakan lagu kebangsaan.

Pada tahun 1924, pria kelahiran Meester Cornelis (sekarang Jatinegara) tersebut berhasil menyelesaikan lagu kebangsaan 'Indonesia Raya' ketika tengah berada di Bandung, pada usianya yang baru menginjak 21 tahun.