Breaking News:

Nostalgia Didi Kempot Soal Mendiang Ayahnya, Dapat Didikan Keras hingga Minta Bukti Dibuatkan Lagu

"Jadi seniman itu jangan mimpi kaya dulu, tapi mana karyamu," kata Didi Kempot menirukan nasihat sang ayah.

Penulis: Delta Lidina
Editor: Desi Kris
Dok. Kompas 1986/YouTube Ini Talk Show
Didi Kempot dan ayahnya, Ranto Edi Gudel 

Setelah berhasil menikmati kesuksesan awal di tahun 2000-an, Didi Kempot berani membuktikannya karya-karyanya ke sang ayah.

Meski Didi Kempot sudah memiliki hampir ratusan buah lagu, namun itu tak lantas membuat Ranto Edi Gudel puas akan kesuksesan anaknya.

"Buatin Bapak lagu, baru kamu saya akui jadi anak," gertakan sang ayah.

Mengenal Sosok Yan Vellia, Istri Cantik The Godfather of Broken Heart Didi Kempot yang Juga Penyanyi

"Saat itu Bapak lagi sakit, sebelum meninggal," Didi Kempot mengenang kondisi ayahnya dulu.

Hal inilah yang membuat Didi Kempot tergerak untuk menciptakan lagu yang berjudul "Bapak."

Di lagu Bapak ini, Didi menuangkan segala rasa hormatnya kepada sosok seorang ayah.

Liriknya yang dalam juga begitu mengagung-agungkan sosok ayah.

Kabarnya, sang ayah meminta lagu tersebut dinyanyikan ketika dirinya meninggal.

Didi Kempot pun memenuhi permintaan mendiang ayah ketika sang ayah meninggal.

Didi menyanyikan lagu tersebut di layatan ayahnya.

Berikut lirik lagu Bapak dan artinya:

rambut wis ra ireng
(rambut tak lagi hitam)
wis malih rupane
(sudah berubah wujudnya)
ireng dadi putih saikine
(hitam jadi putih sekarang)
dino tambah dino
(hari demi hari)
umur tambah tuo
(usia bertambah tua)
nanging kyok kyok ora diroso
(tapi seolah-oleh ora dirasa)

ngadeg dadi jagad
(berdiri jadi semesta)
nyonggo piringe anak
(menyangga piringnya anak)
mempeng kerjo ora mikir rogo
(ulet bekerja tak memikirkan raga)
paribasan umur
(ibarat usia)
wis akeh cacahe
(sudah banyak jumlahnya)
nganti bingung anggonku ngitunge
(sampai bingung aku menghitungnya)

bapak...bapak...tekadmu kuwi tak puji
(Bapak, tekadmu itulah yang ku puji)
bapak...bapak...kowe koyok senopati
(Bapak, kamu seperti seorang senopati)
bapak...bapak...panasmu ngungkuli geni
(Bapak, panasmu melebihi api)
bapak...bapak...keno angin soyo ndadi
(Bapak, terkena angin semakin menjadi)

senajan uwis tuwo nekad mempeng kerjo
(walaupun sudah tua, tetap giat bekerja)
nyambut gawe kanggo nguripi kluargo
(bekerta untuk menghidupi keluarga)

"...bapak...senajan umurmu wis tuwo
(Bapak, meski usiamu tua)
nanging tekadmu iso dadi tulodho,
(tapi anakmu hanya bisa memuji)
aku anakmu mung biso memuji
(aku anakmu hanya bisa memuji)

mugo mugo bapak tansah pinaringan bagaswaras
(semoga Bapak selalu diberi kesehatan)
saking gusti ingkang moho kuwoso
(dari Tuhan Yang Maha Esa)
kulo,Pak anak sampean..."
(aku pak, anakmu)

(Delta Lidina/TribunStyle.com)

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
Didi Kempotayah Didi KempotRanto Edi Gudel
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved