Piala Dunia 2018
Pussy Riot - 5 Fakta Para Wanita yang Bikin 'Onar' di Final Piala Dunia 2018, Apa Tujuan Mereka?
Pussy Riot secara garis besar menyuarakan tentang feminisme, hak LGBT dan yang utama adalah protes terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Penulis: Amirul Muttaqin
Editor: Amirul Muttaqin
Kolektif ini menganggap Putin sebagai diktator dengan berbagai kebijakannya.
2. Beranggotakan 3 wanita

Tidak diketahui secara pasti berapa jumlah anggota dalam kolektif ini.
Namun ada tiga nama yang tercatat merupakan anggota dari band yang semuanya wanita.
Mereka adalah Nadezhda Tolokonnikova, Maria Alyokhina, dan Yekaterina Samutsevich
3. Pernah dipenjara

Ketiga anggota Pussy Riot pernah masuk penjara akibat aksi protesnya pada 2012.
Saat itu, kolektif ini menggelar aksi yang dinamakan “Doa Punk” untuk menentang kembalinya Putin yang kala itu menjabat perdana menteri, untuk memegang jabatan presiden.
Melansir DW.com, pengadilan Rusia memvonis penjara dua tahun ketiga anggota Pussy Riot karena menyanyikan lagu anti Presiden Putin.
Pengadilan menetapkan tiga anggota band itu bersalah karena melakukan hal yang dianggap bisa memicu kerusuhan.
4. Dukungan internasional

Mendapat tekanan dari pemerintah Rusia, respon sebaliknya justru didapatkan Pussy Riot dari pihak luar negeri.
Kolektif ini justru mendapat dukungan dari banyak pihak di dunia internasional.
Satu diantaranya datang dari Menteri Luar Negeri Jerman kala itu, Guido Westerwelle.
Westerwelle meminta Rusia agar memperhatikan kebebasan seni.