Beri Uang Bulanan Sarwendah Rp 200 Juta, Ruben Onsu Prioritaskan Mantan Istri, Rela Nunggak Cicilan

Ringkasan Berita:

• Pengacara menegaskan bahwa Ruben Onsu bukan menunggak berbulan-bulan, melainkan hanya terlambat satu hari.
• Ruben Onsu tetap menanggung biaya hidup Sarwendah dan anak-anak yang mencapai Rp 200 juta per bulan, tanggung jawab finansial yang menurutnya jauh lebih besar daripada sekadar cicilan mobil.
• Pengacara berspekulasi bahwa keterlambatan pembayaran mobil mungkin terjadi karena Ruben Onsu lebih memprioritaskan kebutuhan mantan istri dan anak-anaknya.

TRIBUNSTYLE.COM - Kedatangan debt collector ke rumah Sarwendah kini berbalik arah setelah pihak Ruben Onsu ikut angkat bicara.

Melalui kuasa hukumnya, Minola Sebayang, Ruben Onsu memberikan penjelasan yang dianggap perlu untuk meluruskan keadaan.

Menurut Minola, informasi yang beredar tentang tunggakan pembayaran mobil sebenarnya tidak tepat.

Ia menegaskan bahwa Ruben Onsu bukan menunggak berbulan-bulan, melainkan hanya terlambat satu hari.

Karena itu, ia mempertanyakan alasan pihak leasing mengirim debt collector dengan cara yang terkesan tergesa-gesa dan tak sesuai prosedur.

Bagi Minola, penagihan yang dilakukan terlalu cepat ini tidak memiliki urgensi jelas.

Baca juga: Ruben Onsu Nunggak Cicilan Mobil, Debt Collector Tagih ke Rumah Sarwendah, Anak-anaknya Ketakutan

Keterlambatan yang masih hitungan hari seharusnya ditindak dengan pemberitahuan resmi terlebih dahulu, bukan dengan kunjungan mengejutkan.

“Untuk bulan sekarang ini, itu ada tanggal yang menurut dia belum jatuh tempo atau mungkin telat satu hari (dari tanggal jatuh tempo),” jelas Minola pada Sabtu, 15 November 2025.

Atas dasar itu pula, ia menegaskan bahwa langkah mengirim debt collector secara mendadak tidak dapat dibenarkan dari segi hukum.

Prosedur mestinya dimulai dari peringatan tertulis, bukan penagihan langsung ke rumah.

“Jadi kalau tiba-tiba satu hari ada debt collector, secara hukum itu enggak dibenarkan,” tegasnya.

Pihak Ruben Onsu juga menyoroti kesalahan alamat dalam penagihan tersebut.

Mobil yang dipersoalkan terdaftar atas nama dan alamat Ruben Onsu, namun yang didatangi justru rumah Sarwendah. Bagi Minola, ini hal yang sangat janggal.

“Ada alamatnya Ruben, ya dihubungi dong Rubennya. Jangan datang ke rumah orang lain yang enggak ada hubungannya dengan Ruben, kemudian orang lain itu preskon,” ujar Minola, menyindir langkah pihak Sarwendah yang membawa persoalan ini ke publik.

Ia juga menilai pemberitaan yang melebar justru merusak nama baik kliennya.

Minola bahkan mengingatkan bahwa di balik masalah cicilan sehari itu, Ruben Onsu tetap menanggung biaya hidup Sarwendah dan anak-anak yang mencapai Rp200 juta per bulan, tanggung jawab finansial yang menurutnya jauh lebih besar daripada sekadar cicilan mobil.

“Kita aja mungkin belum tentu masih suami-istri ngasih uang belanja Rp200 juta per bulan buat istri kita. Harus dihargai dong,” katanya.

Minola pun berspekulasi bahwa keterlambatan pembayaran mobil mungkin terjadi karena Ruben Onsu lebih memprioritaskan kebutuhan mantan istri dan anak-anaknya.

“Jangan-jangan karena dia mengutamakan ini (biaya hidup Sarwendah dan anak-anak), telat satu hari bayar Land Rover-nya. Mohon pengertian sedikit dong, jangan mau menang-menang terus,” tambahnya.

Sementara itu, dari sisi Sarwendah, kejadian ini meninggalkan pengalaman kurang menyenangkan.

Ia mengaku shock ketika dua debt collector datang menggunakan bahasa kasar.

Ia dan anak-anaknya sempat merasa ketakutan karena tidak mengetahui bahwa kunjungan itu berkaitan dengan mobil Land Rover yang telat dibayar Ruben Onsu, mobil yang keberadaannya saja tidak pernah ia ketahui sebelumnya.

(TribunStyle.com/Ika Bramasti).

Baca artikel terhangat TribunStyle.com lainnya di Google News

Ikuti dan Bergabung di Saluran Threads TribunStyle.com