Breaking News:

berita viral

Menu MBG di Sukabumi Hebohkan Publik, Ada Plester dalam Makanan Anak

Temuan plester di menu MBG di SDN Cisaat Gadis Sukabumi bikin heboh. Bupati anggap keteledoran, orangtua minta evaluasi besar-besaran.

andri untuk tribun jabar/TRIBUN JATENG/FAJAR BAHRUDDIN ACHMAD
Temuan plester di menu makan bergizi gratis di SDN Cisaat Gadis Sukabumi bikin heboh. Bupati anggap keteledoran, orangtua minta evaluasi besar-besaran. 

Temuan plester di menu makan bergizi gratis di SDN Cisaat Gadis Sukabumi bikin heboh. Bupati anggap keteledoran, orangtua minta evaluasi besar-besaran.

TRIBUNSTYLE.COM - Kehebohan melanda SDN Cisaat Gadis, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Sebuah plester luka ditemukan di dalam menu Makanan Bergizi Gratis (MBG) untuk siswa, Senin (20/10/2025).

Bupati Sukabumi, Asep Japar, langsung angkat bicara. Ia menilai keberadaan plester dalam makanan itu sebagai bentuk keteledoran.

"Kalau ada kejadian seperti itu, mungkin ada keteledoran atau kekhilafan," ujar Asep di Pendopo Sukabumi, Selasa (21/10/2025).

Baca juga: Viral Tahu Goreng Berisi Plester di Program Makan Bergizi Gratis, Pihak SPPG Akhirnya Angkat Bicara

Menurutnya, program MBG merupakan inisiatif nasional yang harus dikawal dengan baik karena manfaatnya besar bagi masyarakat, terutama anak-anak sekolah.

"Tetapi kita harus tetap bersyukur. MBG ini adalah program dari Presiden, dan manfaatnya sangat besar bagi masyarakat, terutama anak-anak kita," kata Asep.

Pemerintah Kabupaten Sukabumi pun membentuk satuan tugas (satgas) khusus untuk mengawasi pelaksanaan program tersebut. Satgas langsung diperintahkan menelusuri penyebab munculnya plester di dalam makanan siswa.

"Timnya sudah turun ke lapangan untuk meninjau langsung, termasuk ke dapur penyedia makanannya. Kita ingin semuanya berjalan sesuai standar," ucap dia.

Kasus unik dalam program gizi gratis bikin heboh Sukabumi, begini klarifikasi dan janji perbaikan dari dapur pelaksana.
Temuan plester di menu makan bergizi gratis di SDN Cisaat Gadis Sukabumi bikin heboh. Bupati anggap keteledoran, orangtua minta evaluasi besar-besaran. (andri untuk tribun jabar/TRIBUN JATENG/FAJAR BAHRUDDIN ACHMAD)

Kejadian itu membuat para orangtua murid meminta adanya evaluasi besar-besaran terhadap pelaksanaan MBG.

Kepala SDN Cisaat Gadis, Iis Irawati, mengatakan insiden tersebut diduga merupakan kesalahan teknis dari pihak dapur penyedia makanan. Ia menegaskan hal itu tidak dilakukan dengan sengaja.

"Ini baru pertama kali terjadi, karena selama ini pelayanan dari penyedia MBG, yaitu SPPG Cigunung, cukup baik dan tidak pernah ada keluhan," ucap Iis saat ditemui di sekolah, Selasa (21/10/2025).

Iis menjelaskan, makanan yang terdapat plester itu bahkan belum sempat dimakan oleh murid. Kejadian diketahui setelah makanan dibawa pulang ke rumah.

"Kemungkinan makanan itu tidak habis dan dibawa pulang, lalu baru dibuka oleh orang tua di rumah. Kami sendiri baru tahu malam hari, setelah informasi itu tersebar," jelasnya.

Pihak sekolah, lanjut Iis, hanya bertugas mendistribusikan makanan yang datang dari penyedia. Mereka tidak ikut menentukan isi menu atau memeriksa kondisi makanan satu per satu.

"Selama ini kami hanya sebagai penerima. Kami percaya SPPG Cigunung sudah memiliki standar gizi dan ahli gizi yang memadai. Tidak mungkin mereka sengaja mencelakakan anak-anak," ungkapnya.

Reaksi dari Pihak Sekolah dan Orangtua

Terkait pelaporan ke dinas pendidikan, Iis menegaskan tidak ada kewajiban khusus.

"Kami tidak merasa perlu melapor karena tidak ada aturan yang mengharuskan. Apalagi ini bukan kejadian yang membahayakan. Namun tentu kami tetap mengevaluasi dan menyampaikan masukan kepada pihak penyedia," ujarnya.

Ia berharap kejadian ini menjadi pembelajaran agar mutu layanan semakin baik. Iis juga menyarankan agar ke depan menu makanan lebih disesuaikan dengan selera anak-anak.

"Kalau bisa, lebih baik makanan yang kering-kering. Anak-anak sekarang cenderung tidak terlalu suka makanan basah, dan akhirnya mubazir. Sayang kan, ini program dari negara," tutupnya.

Sementara itu, seorang wali murid, Dian (37), berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi.

"Untuk kokinya lebih hati-hati menjaga kehigienisan juga untuk diperhatikan," ucapnya.

Dian menilai penyedia MBG, SPPG Cigunung, selama ini sudah cukup baik, meski beberapa menu tidak selalu disukai anak-anak.

"Kadang anak-anak ada yang suka dan enggak. Bahkan kadang dibawa pulang. Contohnya kemarin salad mentah," kata Dian.

Ia berharap dapur penyedia bisa terus memperhatikan kualitas dan tampilan makanan agar lebih menggugah selera anak.

"Harapannya ke depan variasi makanan untuk ditingkatkan lagi gizinya juga dan yang lebih disukai anak-anak. Selain itu juga mungkin nasinya dicetak seperti bento (bekal makan ala Jepang), sehingga selera anak itu bertambah," ucap dia.

Kepala SPPG Cigunung, Hana Nabilah Azmi, turut menyampaikan permohonan maaf atas kejadian tersebut.

“Pertama-tama, saya mohon maaf sebesar-besarnya atas kejadian ini. Masalah ini sudah clear. Barang bukti sudah kami terima, dan kami juga sudah bertemu langsung dengan pihak keluarga yang mem-posting kejadian tersebut," ujar Hana.

Ia menegaskan, evaluasi internal segera dilakukan untuk memperketat pengawasan dan memastikan prosedur kebersihan berjalan sesuai aturan.

"Ke depan, kami akan menekankan pentingnya prosedur keselamatan. Tidak boleh ada relawan yang melepas APD saat bertugas. Kami juga akan lebih teliti dalam quality control,” ucapnya.

Baca juga: 5 Fakta Kondisi Ria Ricis Usai Keracunan Makanan, Terbaring Lemas di RS hingga Jalani Operasi Perut

Hana juga mengimbau masyarakat agar melakukan klarifikasi langsung sebelum menyebarkan informasi di media sosial.

"Jika ada keluhan atau insiden, lebih baik dikomunikasikan dulu. Kami terbuka siapapun bisa datang langsung ke dapur kami," kata dia.

Tribunnews.com | Erik S | Tribunstyle.com | Nahya Febita

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
MBGSukabumiberita viral
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved