Berita Viral

Pengabdian Bu Guru Elin, Tulus Mengajar di SMP Nunukan Meski Hanya Dibayar Rp 500 Ribu Setahun

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kisah bu guru Elin, tulus mengajar di SMP Nunukan meski hanya dibayar Rp 500 ribu setahun: panggilan hati.

TRIBUNSTYLE.COM - Kisah bu guru Elin, tulus mengajar di SMP Nunukan meski hanya dibayar Rp 500 ribu setahun: panggilan hati.

Ibu guru di Nunukan, Kalimantan Utara, membuktikan ketulusan dan pengabdian luar biasa demi anak bangsa.

Beliau adalah bu guru Elin, yang sehari-hari mengajar di SMP Filiar Budi Luhur, Sebakis, Nunukan, Kalimantan Utara.

Ia bahkan tak keberatan mengajar meski hanya dibayar Rp 500 ribu setahun.

Sekolah tempat Bu Guru Elin mengajar di Nunukan, Kalimantan Utara (Kompas.com/Ahmad Dzulviqor)

Bu Guru Elin bercerita, keputusan menjadi seorang tenaga pengajar merupakan panggilan hati.

Baca juga: Kisah Guru jadi Honorer 7 Tahun, Akhirnya Rasakan Terima Gaji Sertifikasi, Nangis Sujud Syukur

Sebab, sejak kecil, ia kagum terhadap sosok guru yang dirasa berperan besar dalam membentuk karakter generasi penerus bangsa.

Menurut Elin, guru memiliki tanggung jawab dan beban moral terhadap keberlangsungan pendidikan anak Bangsa.

‘’Makanya, begitu di daerah saya ada kesempatan mengajar, saya langsung daftar, dan meneruskan kuliah sambil mengajar anak-anak di Sebakis," kata Elin, dikutip dari Kompas.com. 

Beruntung, cita-cita itu pun mendapat dukungan dari sang suami. 

"Saya tidak pernah mendengar larangan suami yang tidak mengizinkan saya mengajar. Saya tidak ingin melihat anak-anak trans di daerah saya tinggal, tidak belajar," ujarnya, dikutip dari Kompas.com.

Ia menjadi guru yang belum terdaftar dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik), sejak memutuskan membantu mengajar di lokasi warga transmigran.

Sebanyak 60 pelajar bersekolah di SMP yang berada dengah perkebunan kelapa sawit, Pulau Sebakis itu.

‘’SMP berdiri di lahan milik Dinas Transmigrasi pada 2013, dan bangunan kayunya dipinjam untuk sekolah."

"Pada 2017, saya tergerak untuk mengajar anak-anak karena sekolah kekurangan guru,’’ ujar Elin memulai ceritanya.

Menjadi guru di sekolah tersebut tidaklah mudah. Mengingat, saat itu kondisi sekolah begitu memprihatinkan. 

Halaman
1234