"Masalah penampungan itu nanti ditentukan dari pusat, kita akan melapor bagaimana mekanismenya," ucapnya.
Lebih lanjut, mantan Pangdam I Bukit Barisan ini juga menyampaikan bahwa pihaknya akan berkomunikasi dengan UNHCR terkait para pengungsi Rohingya ini.
"Sekarang ini karena dia sudah terdampar di tempat kita akan kita berikan pertolongan pertama kemanusiaan. Sudah dilaporkan kan mungkin sekarang UNHCR sudah akan menuju ke sana dia akan lihat," katanya.
Hasanuddin juga mengaku belum mengetahui, apakah ada tindakan pidana TPPO dalam kasus terdamparnya ratusan orang Rohingya ini atau tidak.
"Belum ada sampai sekarang, belum terungkap hal-hal yang lain, kita baru menemukan hal-hal yang mendasar," pungkasnya.
Sebanyak 147 pengungsi Rohingya yang tiba di pantai Timur Sumatera Utara, Pantai Mercusuar, Desa Karang Gading, Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang pada Sabtu 30 Desember pagi diduga sengaja diselundupkan ke Sumatera Utara.
Dari temuan Danlantamal I Belawan yang disampaikan Pangdam I Bukit Barisan Mayjen Mochamad Hasan Hasibuan, nahkoda kapal melarikan ke kapal lain sebelum tiba ke lokasi tujuan.
Sehingga seratusan warga Rohingya dibiarkan terombang-ambing di lautan sampai akhirnya tiba ke lokasi tujuan.
Pangdam I Bukit Barisan Mayjen Mochamad Hasan Hasibuan mengatakan, aparat juga menemukan sayuran segar di kapal mereka, yang diduga sengaja dikirim dari dataran untuk memenuhi kebutuhan pengungsi.
"Dari kapal ditemukan logistik segar yang kita duga logistik ini oleh Danlantamal disupport atau didukung dari daratan kita. Kemudian, nahkoda kapal ini sebelum mendarat meninggalkan kapal, pindah kapal yang lain," kata Pangdam I Bukit Barisan Mayjen Mochamad Hasan Hasibuan, saat memaparkan kepada Panglima TNI di Lapangan Benteng Medan, Sabtu (31/12/2023).
Lanjut Mayjend Hasan, kecurigaan lain ialah kartu United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) yang dimiliki pengungsi.
Dimana dari hasil pemeriksaan, seluruh tanggal lahir mereka sama.
"Kemudian yang menonjol lain adalah kartu UNHCR yang ditemukan ini semua identitasnya, tanggal lahirnya sama."
Dari informasi yang dikumpulkan aparat, pengungsi ini berangkat dari kamp penampungan Bangladesh sejak 22 hari lalu.
Mereka memilih mendarat ke Sumatera Utara diduga karena sempat mendapat penolakan di Aceh.
Atas peristiwa ini Pangdam I Bukit Barisan meminta izin maupun saran kepada Panglima TNI untuk patroli di pantai Timur Sumatera Utara.
"Kami pada kesempatan ini menyarankan untuk patroli, di wilayah pantai Timur Sumatera Utara seperti dilaksanakan di pantai barat sehingga dapat menekan mereka masuk ke Aceh dan sekarang mereka masuk ke wilayah Sumatera Utara," katanya.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com