Pengungsi Rohingya

Tak Bisa Mendarat di Aceh, Pengungsi Rohingya Baru Sudah Sampai di Sumut, Nahkoda Kapal Kabur

Editor: Dhimas Yanuar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengungsi rohingya saat berada di Desa Karang Gading, Kecamatan Labuhan Deli, Deliserdang, Sumatera Utara, Sabtu (30/12/2023) sskitar pukul 23.00 WIB.

TRIBUNSTYLE.COM - Kapal-kapal Rohingya kembali mendarat di Indonesia.

Kali ini pengungsi Rohingya mendarat di Sumatera Utara, Indonesia pada Minggu (30/12/2023).  Tepatnya di Desa Karang Gading, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Sedangkan sebelumnya banyak pengungsi Rohingya mendarat di Aceh.

Boat papan para pengungsi Rohingya, di perairan wilayah Bireuen. (Serambinews // Dok Panglima Laot)

Diduga pengungsi Rohingya yang mendarat di Sumut setelah sebelumnya sempat dihalau di perairan Aceh.

Melansir TribunMedan, kehadiran 147 pengungsi Rohingya ke Desa Karang Gading, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang menimbulkan kecurigaan.

Mereka tiba ke Sumatera Utara pada Sabtu (30/12/2023) sekira pukul 23:00 WIB menggunakan kapal kayu.

Saat kapal yang ditumpangi mereka digeledah, aparat menemukan kartu identitas United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dimiliki pengungsi.

Baca juga: PILU Pengungsi Rohingya Kelabakan Diusir, Kini Dikembalikan ke BMA, Anak-anak Trauma & Ketakutan

Ketika dilihat lebih teliti, ternyata seluruh tanggal lahir mereka sama.

"Kemudian yang menonjol lain adalah kartu UNHCR yang ditemukan ini semua identitasnya, tanggal lahirnya sama,"kata Pangdam I Bukit Barisan Mayjen Mochamad Hasan Hasibuan, saat melapor kepada Panglima TNI di Lapangan Benteng Medan, Minggu (31/12/2023).

Selain tanggal lahir mereka yang sama, aparat juga mendapat informasi kalau nahkoda kapal melarikan diri dari kapal sebelum mereka mendarat.

Kemudian, aparat juga menemukan sayuran segar di kapal mereka, yang diduga sengaja dikirim dari daratan pasca nahkoda kabur guna memenuhi kebutuhan pengungsi.

"Dari kapal ditemukan logistik segar yang kita duga logistik ini oleh Danlantamal disupport atau didukung dari daratan kita. Kemudian, nahkoda kapal ini sebelum mendarat meninggalkan kapal, pindah kapal yang lain,"lanjut Pangdam.

Mayjen Mochamad Hasan Hasibuan merinci, dari 147 pengungsi diantaranya 53 laki-laki dewasa, 39 perempuan dewasa, 25 anak laki-laki dan 30 anak perempuan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, mereka telah berangkat dari kamp penampungan Bangladesh sejak 22 hari lalu.

Mereka memilih mendarat ke Sumatera Utara karena diduga sempat mendapat penolakan di perairan Aceh.

"Kami pada kesempatan ini menyarankan untuk patroli, di wilayah pantai Timur Sumatera Utara seperti dilaksanakan di pantai barat sehingga dapat menekan mereka masuk ke Aceh dan sekarang mereka masuk ke wilayah Sumatera Utara."

Diberitakan sebanyak 147 pengungsi Rohingya tiba di Desa Karang Gading, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara menggunakan kapal kayu pada Sabtu (30/12/2023) sekira pukul 23:00 WIB. 

Pengungsi rohingya saat berada di Desa Karang Gading, Kecamatan Labuhan Deli, Deliserdang, Sumatera Utara, Sabtu (30/12/2023) sekitar pukul 23.00 WIB. (HO)

Kapolda Sumut Irjen Agung Setya Imam Effendi menyebut, pasca 147 pengungsi Rohingya tiba di Desa Karang Gading, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang pada Sabtu 30 Desember, UNHCR tak bisa dihubungi.

Sehingga, sampai malam pergantian tahun atau 1 x 24 jam pengungsi Rohingya tiba, pemerintah daerah dan aparat tak bisa berkomunikasi dengan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).

"Sedikit tambahan laporan bahwa sampai malam ini UNHCR belum bisa kami hubungi dan hadir disini," kata Kapolda Sumut Irjen Agung Setya Imam Effendi, saat melaporkan situasi terkini pengungsi Rohingya kepada Panglima TNI dan Kapolri melalui meeting zoom, di lapangan Benteng Medan, Minggu (31/12/2023) malam.

Sementara itu, Panglima TNI Agus Subiyanto menyatakan bahwa dirinya sudah memerintahkan kepada Lantamal I Belawan untuk menghalau pengungsi Rohingya masuk ke perairan Sumatera Utara.

Bahkan, Angkatan Laut Indonesia dengan Angkat Laut India sempat saling dorong supaya mereka tak masuk ke Indonesia maupun ke India.

Disebut, angkatan Laut India mendorong pengungsi masuk ke Indonesia, sementara Angkatan Laut Indonesia juga menolak.

"Saya sudah memerintahkan Lantamal untuk menghalau sebenarnya. Kemarin ada tarik menarik antara angkatan laut India dengan kita. Angkatan Laut India mendorong pengungsi itu masuk ke kita. KRI kita juga mendorong agar keluar," kata Panglima TNI Agus Subiyanto, saat menyampaikan pesan kepada Kapolda Sumut, Pangdam I Bukit Barisan dan PJ Gubernur Sumut, Minggu (31/12/2023) malam di lapangan Benteng Medan.

Sebanyak 147 pengungsi Rohingya yang tiba di pantai Timur Sumatera Utara, Pantai Mercusuar, Desa Karang Gading, Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang pada Sabtu 30 Desember pagi diduga sengaja diselundupkan ke Sumatera Utara.

Dari temuan Danlantamal I Belawan yang disampaikan Pangdam I Bukit Barisan Mayjen Mochamad Hasan Hasibuan, nahkoda kapal melarikan ke kapal lain sebelum tiba ke lokasi tujuan.

Sehingga seratusan warga Rohingya dibiarkan terombang-ambing di lautan sampai akhirnya tiba ke lokasi tujuan.

Pangdam I Bukit Barisan Mayjen Mochamad Hasan Hasibuan mengatakan, aparat juga menemukan sayuran segar di kapal mereka, yang diduga sengaja dikirim dari dataran untuk memenuhi kebutuhan pengungsi.

"Dari kapal ditemukan logistik segar yang kita duga logistik ini oleh Danlantamal disupport atau didukung dari daratan kita. Kemudian, nahkoda kapal ini sebelum mendarat meninggalkan kapal, pindah kapal yang lain,"kata Pangdam I Bukit Barisan Mayjen Mochamad Hasan Hasibuan, saat memaparkan kepada Panglima TNI di Lapangan Benteng Medan, Sabtu (31/12/2023).

Lanjut Mayjend Hasan, kecurigaan lain ialah kartu United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) yang dimiliki pengungsi.

Dimana dari hasil pemeriksaan, seluruh tanggal lahir mereka sama.

"Kemudian yang menonjol lain adalah kartu UNHCR yang ditemukan ini semua identitasnya, tanggal lahirnya sama."

Dari informasi yang dikumpulkan aparat, pengungsi ini berangkat dari kamp penampungan Bangladesh sejak 22 hari lalu.

Mereka memilih mendarat ke Sumatera Utara diduga karena sempat mendapat penolakan di Aceh.

Atas peristiwa ini Pangdam I Bukit Barisan meminta izin maupun saran kepada Panglima TNI untuk patroli di pantai Timur Sumatera Utara.

"Kami pada kesempatan ini menyarankan untuk patroli, di wilayah pantai Timur Sumatera Utara seperti dilaksanakan di pantai barat sehingga dapat menekan mereka masuk ke Aceh dan sekarang mereka masuk ke wilayah Sumatera Utara," katanya.

Pj Gubernur Sumatera Utara, Hassanudin angkat bicara soal mendaratnya pengungsi Rohingya di Pantai Mercusuar, Desa Karang Gading, Labuhan Deli, Kabupaten Deliserdang.

Dikatakannya, ia telah mendapatkan informasi soal adanya pengungsi Rohingya yang mendarat ke wilayah nya dengan jumlah sebanyak 147 orang.

"Tadi juga sudah dilaporkan ke pusat, bahwa kita kedatangan pengungsi Rohingya sejumlah 147 orang," kata Hasanudin kepada tribun-medan.com, Minggu (31/12/2023).

Ia menjelaskan, keberadaan pengungsi Rohingya ini berada di sebuah pulau dan tidak bersinggungan langsung dengan Masyarakat yang berada di sana.

"Tentunya hal ini sudah kami terima dan mereka sudah di lokalisir ke suatu tempat yang masih berupa teluk dan belum berkontak langsung dengan masyarakat," sebutnya.

Hasanuddin menyampaikan, ratusan pengungsi Rohingya tersebut juga telah diberikan bantuan dasar seperti obat-obatan dan makanan.

"Secara awal kita sudah berikan bantuan kebutuhan dasar, nanti kita tangani dengan mekanisme yang ada sesuai arahan dari atas, tentunya kita cek kesehatan, dan hal-hal yang lain juga," bebernya.

Lalu, saat disinggung apakah pemerintah Sumatra Utara akan menampung para pengungsi Rohingya ini, Hassanudin mengaku belum mengetahuinya.

"Masalah penampungan itu nanti ditentukan dari pusat, kita akan melapor bagaimana mekanismenya," ucapnya.

Lebih lanjut, mantan Pangdam I Bukit Barisan ini juga menyampaikan bahwa pihaknya akan berkomunikasi dengan UNHCR terkait para pengungsi Rohingya ini.

"Sekarang ini karena dia sudah terdampar di tempat kita akan kita berikan pertolongan pertama kemanusiaan. Sudah dilaporkan kan mungkin sekarang UNHCR sudah akan menuju ke sana dia akan lihat," katanya.

Hasanuddin juga mengaku belum mengetahui, apakah ada tindakan pidana TPPO dalam kasus terdamparnya ratusan orang Rohingya ini atau tidak.

"Belum ada sampai sekarang, belum terungkap hal-hal yang lain, kita baru menemukan hal-hal yang mendasar," pungkasnya.

Sebanyak 147 pengungsi Rohingya yang tiba di pantai Timur Sumatera Utara, Pantai Mercusuar, Desa Karang Gading, Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang pada Sabtu 30 Desember pagi diduga sengaja diselundupkan ke Sumatera Utara.

Dari temuan Danlantamal I Belawan yang disampaikan Pangdam I Bukit Barisan Mayjen Mochamad Hasan Hasibuan, nahkoda kapal melarikan ke kapal lain sebelum tiba ke lokasi tujuan.

Sehingga seratusan warga Rohingya dibiarkan terombang-ambing di lautan sampai akhirnya tiba ke lokasi tujuan.

Pangdam I Bukit Barisan Mayjen Mochamad Hasan Hasibuan mengatakan, aparat juga menemukan sayuran segar di kapal mereka, yang diduga sengaja dikirim dari dataran untuk memenuhi kebutuhan pengungsi.

"Dari kapal ditemukan logistik segar yang kita duga logistik ini oleh Danlantamal disupport atau didukung dari daratan kita. Kemudian, nahkoda kapal ini sebelum mendarat meninggalkan kapal, pindah kapal yang lain," kata Pangdam I Bukit Barisan Mayjen Mochamad Hasan Hasibuan, saat memaparkan kepada Panglima TNI di Lapangan Benteng Medan, Sabtu (31/12/2023).

Lanjut Mayjend Hasan, kecurigaan lain ialah kartu United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) yang dimiliki pengungsi.

Dimana dari hasil pemeriksaan, seluruh tanggal lahir mereka sama.

"Kemudian yang menonjol lain adalah kartu UNHCR yang ditemukan ini semua identitasnya, tanggal lahirnya sama."

Dari informasi yang dikumpulkan aparat, pengungsi ini berangkat dari kamp penampungan Bangladesh sejak 22 hari lalu.

Mereka memilih mendarat ke Sumatera Utara diduga karena sempat mendapat penolakan di Aceh.

Atas peristiwa ini Pangdam I Bukit Barisan meminta izin maupun saran kepada Panglima TNI untuk patroli di pantai Timur Sumatera Utara.

"Kami pada kesempatan ini menyarankan untuk patroli, di wilayah pantai Timur Sumatera Utara seperti dilaksanakan di pantai barat sehingga dapat menekan mereka masuk ke Aceh dan sekarang mereka masuk ke wilayah Sumatera Utara," katanya.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com