Apakah uang tersebut memang diserahkan ke anggota Koramil atau hanya ngaku-ngaku saja.
"Jadi kami belum bisa menindaklanjuti, baru keterangan, pengakuan. Dimana pendistribusian itu dilakukan oleh Bripka HG," kata Rico.
Bantah Jadikan Polisi Sebagai Target
Kolonel Rico J Siagian membantah Kodam I/Bukit Barisan menjadikan polisi sebagai target operasi penangkapan.
Kata Rico, saat anggota Deninteldam I/Bukit Barisan mengungkap kasus judi, kebetulan ditemukan ada keterlibatan oknum polisi.
Yang saat itu terang-terangan terlibat adalah Aipda Jhon Piter Hutasoit, anggota Polsek Stabat.
Rico pun membantah pihaknya tidak ada berkoordinasi dengan Polda Sumut soal penangkapan ini.
"Bukan tidak berkoordinasi. Kami berkoordinasi dengan Propam Polda. Mungkin awalnya seperti itu. Namanya mungkin satu tim, satu kelompok ada upaya untuk dilepaskan. Ya itu wajar," kata Kolonel Rico J Siagian.
Kodam I/Bukit Barisan memastikan Aipda Jhon Piter Hutasoit sebagai kordinator lapangan dan mendapat keuntungan sebesar 6 persen perharinya dari bisnis haram tersebut.
Usai ditangkap, personel Polres Langkat itu langsung diserahkan ke Polda Sumut.
Namun sempat ditolak karena yang diamankan bukan perwira polisi, sehingga penanganannya masih di Propam Polres Langkat.
"Iya, Korlap. Kita proses sesuai aturan dan 1x24 jam kita serahkan ke Polda Sumut. Tidak ada kita tahan-tahan," katanya.
Penangkapan Supriatin, koordinator togel di Kecamatan Stabat dan Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat menguak aliran setoran ke sejumlah oknum polisi dan TNI.
Dari informasi diperoleh Tribun-medan.com, omzet judi togel yang dikendalikan Ziki dan Supriatin mencapai Rp 60 juta per hari.
Tak heran, jika Supriatin dalam keterangannya mengaku rutin memberikan setoran kepada anak buah Kapolda Sumut dan Pangdam I/Bukit Barisan yang bertugas di wilayah Kabupaten Langkat dan sekitarnya.