N mengatakan kepada para siswa jika tidak mencuri maka tangan mereka yang dimasukkan ke air panas akan baik-baik saja.
"Gurunya paksa kan, kebetulan korban yang paling pertama. Tanga sudah luka, jadi teman-teman yang lain tidak mau ikut," tuturnya.
Setelah kejadian tersebut, korban langsung menghubungi orangtuanya melalui video call Whatsapp.
"Dia sudah tidak tahan, malamnya kasih tau orang tua, besoknya langsung lapor polisi," ceritanya.
Sementara itu Kasat Reskrim Polres Flores Timur, Iptu Lasarus M La'a, mengatakan telah menerima laporan dan sedang menangani kasus itu.
"Laporan sudah diterima kemarin dan korban sudah divisum. Kita tetap proses seusai aturan hukum," kata dia, Jumat (4/8/2023).
Meski sudah menerima laporan resmi, pihaknya belum melakukan pemeriksaan terhadap terduga pelaku.
"Pelaku sepertinya belum di BAP, karena laporannya kemarin siang," jelasnya.
Baca juga: NAHAS Nasib Siswa STM Disiksa Guru di Larantuka, Tangan Dicelupkan ke Air Mendidih hingga Melepuh
Sang guru minta maaf
Dihubungi wartawan pada Sabtu (5/8/2023), N mengaku baru pertama menerapkan pembinaan yang dianggap kurang manusiawi.
Ia mengatakan cara itu ia ambil karena sering terjadi pencurian dalam lingkungan asrama.
"Ada 17 siswa yang celup, dan Fendi menjadi orang kedua. Pas saya cek, anak lain aman, tapi hanya dia yang luka," ungkapya.
Ne menggunakan ember untuk menampung air panas. Menurutnya suhu air tidak mendidih karena terjeda 20 menit setelah direbus dengan kompor.
"Sekitar 20 menit, jadi mereka celup itu bukan sedang jerang di atas kompor," sahutnya.
Atas perbuatannya, ia meminta maaf kepada siswa dan keluarga besarnya. Selain itu ia juga mematuhi konsekuensi hukum yang ditempuh keluarga korban.
Diolah dari artikel di KOMPAS.com
Baca artikel lainnya terkait berita kriminal