Namun yang mengangkat telefon bukan Yonathan, melainkan orang yang tidak dikenal.
"Saya telefon lagi tapi saat itu putus-putus, intinya bukan suara suami saya, yang angkat telefon tidak kukenal," sambungnya.
Kemudian, kepastian Yonathan meninggal diketahui Dewi melalui media sosial Facebook.
Di mana sejumlah kerabat Yonathan membuat status ucapan duka.
"Dari Facebook, pas kubuka langsung beberapa teman kirim ucapan duka dan posting foto suamiku," lanjut Dewi bercerita.
Yonathan meninggalkan dua orang anak. Perempuan dan laki-laki.
Anak pertamanya bernama Kirannuan berusia dua tahun.
Kemudian bayi laki-lakinya yang masih berusia enam bulan bernama Arkana.
Baca juga: POPULER - Pesan Menyentuh Ayah Almarhum Lettu Erizal, Prajurit Kopassus Korban Penyerangan KKB Papua
"Yang satu ini (Arkana) belum dilihat langsung oleh Yonathan, terakhir waktu masih dalam kandungan," ungkap Dewi sambil mengusap air matanya.
Saat melahirkan Arkana, sambung Dewi, kami komunikasi lewat video cal.
Dikatakan, Yonathan merantau ke Papua kurang lebih tiga tahun.
Terkahir Yonathan pulang ke Toraja pada awal 2019.
"Saat mau kembali ke Papua, ia bilang jaga anak kita dengan baik," pungkas Dewi, dikutip dari TribunTimur.com, Sebelum Ditembak, Yonathan Telepon Istrinya di Toraja: Saya Dikepung KKB, Setelah Itu Putus!
Sebagai informasi, Yonathan merupakan salah satu guru di SMP 1 Beoga, Papua.
Selain Yonathan, satu warga Toraja lainnya menjadi korban penembakan KKB.
Adalah Oktovianus Rayo (42) yang tewas ditembak KKB Papua pada Kamis (8/4/2021).
Sehari-hari Oktovianus bertugas di SD Jambul, Distrik Beoga, sekitar tiga kilometer dari kampung Julugoma.
Informasi yang dihimpun, jenazah Oktovianus dan Yonathan tiba di Toraja pada Senin (12/4/2021) dini hari.