Virus Corona

Waspada! Pakai Face Shield Tanpa Masker Tetap Bisa Kena Covid-19, Tanpa Disadari Begini Penularannya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustasi memakai face shield tanpa masker di tengah pandemi Covid-19

TRIBUNSTYLE.COM - Tak banyak yang sadar, kebiasaan memakai face shield tanpa masker di tengah pandemi Covid-19 ternyata justru berbahaya.

Mengira sudah cukup aman hanya dengan memakai face shield tanpa masker, siapa sangka penularan Covid-19 ternyata tetap bisa terjadi.

Bahkan tanpa disadari, kebiasaan memakai face shield tanpa masker justru memberi risiko besar untuk terkena Covid-19.

Sayangnya kebiasaan buruk ini ternyata justru makin marak terjadi di tengah pandemi Covid-19 yang semakin masif ini.

Mengutip dari Kompas.com, Departemen Kesehatan di Swiss sempat mengingatkan agar masyarakat tidak memakai face shield tanpa masker.

Bukan tanpa alasan, Swiss sempat mencatat beberapa pasien terinfeksi Covid-19 lantaran hanya mengenakan face shield tanpa masker.

Baca juga: SERING Kehujanan, Ini 5 Cara Bedakan Gejala Covid-19 dengan Pilek Biasa, Ada Tanda Ini Saat Bersin

Baca juga: Resmi, Vaksin Covid-19 Sinovac Sudah Diizinkan BPOM untuk Penggunaan Darurat, Dinyatakan Aman

Ilustrasi face shield (Shutterstock)

Sementara itu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia juga sempat mengingatkan agar masyarakat patuh mengenakan face shield lengkap dengan masker.

Achmad Yurianto mantan Juru Bicara penanganan Covid-19 sempat mengatakan penggunaan face shield tanpa masker tidak memberi perlindungan maksimal.

“Menggunakan face shield saja tanpa masker, tidak akan memberikan perlindungan yang maksimal,” ujar Yuri, 12 Juli 2020,

Tak hanya itu, ia juga sempat menjelaskan bagaimana penularan Covid-19 yang bisa menyerang mereka yang hanya memakai face shield tanpa masker.

Ia menyebutkan, pada dasarnya penggunaan face shield hanya sebatas mampu melindungi penggunanya dari droplets yang besar.

Tetapi tidak menjamin partikel micro droplet tidak terhirup ke dalam mulut atau hidung.

Alasannya, partikel micro droplet dapat berada di udara dalam waktu yang relatif lama dan berpotensi terhirup secara tidak sengaja.

Hal senada juga diungkapkan oleh Dokter spesialis paru di RSUP Persahabatan Jakarta Timur dr Erlang Samodero SpP (k).

Ia mengungkapkan, masker tetap diperlukan meskipun seseorang menggunakan face shield.

Erlang menjelaskan, penggunaan face shield atau pelindung wajah tanpa masker hanya digunakan untuk orang-orang dengan kondisi tertentu.

Namun, masker tetap wajib digunakan oleh siapa pun.

Baca juga: Sering Dilakukan, 3 Kebiasaan Sepele Ini Ternyata Jadi Penyebab Seseorang Rentan Terkena Covid-19

Jika menilik dari aturan mengenai kondisi tertentu yang diizikan penggunaan face shield sebagai pengganti masker di Singapura, antara lain.

- Anak-anak usia 12 tahun ke bawah, yang mungkin mengalami kesulitan mengenakan dan menjaga masker wajah untuk jangka waktu yang lama.

- Orang yang memiliki kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan pernapasan atau kesulitan medis lainnya ketika masker dipakai dalam jangka waktu yang lama.

- Orang-orang yang berbicara kepada suatu kelompok di ruang kelas atau lingkungan kuliah, di mana mereka sebagan besar tetap berada di tempat saat mereka berbicara, dan mampu menjaga jarak yang aman dari orang lain.

Nah, untuk itulah mulai sekarang jangan lagi memakai face shield tanpa masker ya guys.

Selain menjaga diri sendiri, Anda juga sedang menyelamatkan orang lain dari penularan Covid-19.

SERING Disepelekan, Ini Gejala Ringan Positif Covid-19, Termasuk Tidak Sesak Nafas tapi Mudah Lelah

Tak melulu batuk dan sesak nafas, ternyata ada gejala lain yang bisa mengindikasi seseorang telah terinfeksi Covid-19.

Sayangnya gejala Covid-19 ini sering kali disepelekan banyak orang.

Pasalnya gejala-gejala ini memang termasuk keluhan ringan seseorang yang tanpa sadar telah positif terkena Covid-19.

Perlu diketahui gejala umum infeksi Covid-19 adalah seperti batuk, demam tinggi, hingga sesak napas.

Sementara itu masa inkubasi rata-rata 5 hingga 6 hari.

Baca juga: Sempat Positif Covid-19, Irfan Hakim Akui Tubuhnya Terasa Aneh: Kapok, Tersiksa Banget

Baca juga: Profil Aliff Alli, Pesinetron Adik Miller Khan yang Dikabarkan Kritis karena Terpapar Covid-19

Demam jadi salah satu gejala virus corona (Kolase Tribunstyle.com)

Sedangkan masa inkubasi yang terpanjang adalah 14 hari.

Saat menjalani masa inkubasi, setiap orang akan mengalami gejala yang berbeda satu sama lain.

Untuk itu perlu diketahui, setidaknya ada tiga klasifikasi gejala Covid-19 yakni mulai dari yang ringan, sedang, hingga berat.

Di antara ketiga gejala itu, gejala ringan Covid-19-lah yang seringkali tidak disadari dan disepelekan.

Lantas apa saja gejala ringan Covid-19 yang sering tak disadari banyak orang?

Mengutip Tanya Jawab Seputar Virus Corona yang disusun oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, USAID, dan Germas, Mei 2020, gejala ringan di antaranya:

- Demam kurang lebih 38 derajat celsius

- Batuk Nyeri tenggorokan

- Hidung tersumbat

- Malaise (kelelahan)

Pasien dengan gejala ringan juga seringkali menderita gejala flu dan merasa mudah lelah serta sakit kepala.

Ciri khas dari gejala infeksi ringan adalah tidak adanya sesak napas atau gangguan pernapasan berat.

Gejala-gejala ini pun biasanya mereda dengan sendirinya dalam waktu 7-10 hari.

Sedangkan untuk langkah penanganaan gejala Covid-19 ringan tidaklah begitu ribet.

Baca juga: Gejala Lain Belum Terlihat, Vicky Prasetyo Positif Covid-19, Tunangan Kalina: Gue Lemes Banget Bro

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) Nomor HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, untuk pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan menunjukkan gejala ringan, berikut adalah langkah penanganannya:

- Dilakukan isolasi sesuai dengan kriteria

- Pada kasus gejala ringan, tidak perlu dilakukan follow up pemeriksaan RT-PCR

- Pemantauan dilakukan berkala selama belum dinyatakan selesai isolasi

- Petugas kesehatan memberikan komunikasi risiko pada kasus termasuk kontak eratnya berupa informasi mengenai Covid-19, pencegahan penularan, tata laksana lanjut jika terjadi perburukan, dan lainnya

- Penyelidikan epidemiologi pada kasus konfirmasi juga termasuk dalam mengidentifikasi kontak erat

- Pasien gejala ringan dinyatakan selesai isolasi harus dihitung 10 hari sejak tanggal onset dengan ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan.

(TribunStyle.com/Octavia Monalisa)